Powered By Blogger

Home

Saturday 30 April 2011

Din: Pendiri Al Zaytun Anggota NII KW9

Akan tetapi, dalam sistem pengajarannya, tim tidak menemukan adanya penyimpangan.
Jum'at, 29 April 2011, 15:58 WIB
Ismoko Widjaya

VIVAnews - Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin tidak mengetahui ada atau tidak kaitannya antara Pondok Pesantren Al Zaytun di Indramayu, Jawa Barat, dengan Negara Islam Indonesia Komandemen Wilayah 9 (NII KW9). Tapi, ada sejarah tersendiri antara Al Zaytun dengan NII KW9.

"Kami tidak mengetahui secara jelas bahwa ketua pondok pesantren al Zaytun adalah presiden NII KW9. Tapi pendiri beberapa pendiri pesantren itu adalah anggota NII KW9," kata Din Syamsuddin dalam keterangan pers di PP Muhammadiyah, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat 29 April 2011.

Menurut Din, Majelis Ulama Indonesia dan Departemen Agama sudah membentuk tim untuk menyelidiki adanya keterkaitan Al Zaytun dengan NII KW9. Itu dilakukan sejak beberapa tahun lalu.

"Akan tetapi, dalam sistem pengajarannya, tim itu tidak menemukan adanya penyimpangan dengan ajaran Islam," ujar Din.

Sebelumnya, mantan Kepala Badan Intelijen Negara, AM Hendropriyono, membantah Pondok Pesantren Al Zaytun terkait dengan gerakan Negara Islam Indonesia Komandemen Wilayah 9 (NII KW9).

"Kenyataannya belum ditemukan fakta hubungan Al Zaytun dengan NII," kata Hendropriyono usai melayat mendiang tokoh senior PDI Perjuangan, Theo Syafei, di rumah duka, Bambu Apus, Cilangkap, Jakarta Timur, Jumat 29 April 2011. (umi)

Laporan: Sukirno
• VIVAnews

inno Kribow: Din Syamsuddin: Ada Pejabat Pelihara NII

inno Kribow: Din Syamsuddin: Ada Pejabat Pelihara NII

Din Syamsuddin: Ada Pejabat Pelihara NII

Pembiaran itu sebagai bentuk komoditas politik yang sudah dilakukan sejak lama.
Jum'at, 29 April 2011, 15:49 WIB
Ismoko Widjaya

VIVAnews - Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin mensinyalir ada sikap pembelaan, pembiaran, bahkan pemelirahaan dari pejabat atau mantan pejabat tinggi negara terhadap gerakan Negara Islam Indonesia (NII). Indikasinya, beberapa pejabat tinggi itu sering membela NII.

"Si pejabat atau Mantan pejabat itu sering datang ke acara-acara yang diindikasikan diadakan NII. Tapi kami tidak bisa menyebut satu persatu mantan pejabat itu," kata Din Syamsuddin dalam keterangan pers di PP Muhammadiyah, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat 29 April 2011.

Din Syamsuddin menyampaikan hal ini bersama 11 organisasi masyarakat atau lembaga Islam tingkat pusat. Lembaga-lembaga Islam itu antara lain, Dewan Dakwah Islam Indonesia dan Korps Alumni HMI.

Din melanjutkan, pembiaran itu sebagai bentuk komoditas politik yang sudah dilakukan sejak lama. Usaha-usaha politik yang membiarkan dan secara sistematis memelihara gerakan NII telah mendiskreditkan dan merusak citra politik umat Islam.

Mabes Polri mengeluhkan sulitnya memberangus gerakan Negara Islam Indonesia (NII) yang meresahkan warga. Polri juga mengaku kesulitan menjerat anggota NII dengan tuduhan melakukan tindakan makar.

"Apa terbuka mereka. (NII) Itu kan dari cerita ke cerita," kata Kepala Bagian Penerangan Umum Divisi Humas Mabes Polri, Komisaris Besar Boy Rafli Amar di Mabes Polri, Jakarta, Kamis 28 April 2011.

Laporan: Sukirno
• VIVAnews

"Bom" di Bundaran HI Berisi Serbuk Gergaji

Gegana tidak menemukan unsur logam dalam paket mencurigakan itu.
Kamis, 28 April 2011, 15:28 WIB
Eko Priliawito
VIVAnews - Benda mencurigakan yang diduga berisi bahan peladak di Pos Polisi Bundaran Hotel Indonesia sudah diamankan Gegana Polda Metro Jaya. Hasilnya, tidak ada unsur logam dalam bungkusan yang ditemukan petugas di dalam tong sampah itu.

Menurut Kepala Bagian Operasional Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Sujarno, seluruh prosedur pemeriksaan paket mencurigakan sudah dilakukan. "Namun Gegana tidak menemukan unsur logam dalam paket mencurigakan itu. Hanya semacam serbuk gergaji saja dan dipastikan bukan bom," ujarnya saat dihubungi VIVAnews.com, Kamis 28 April 2011.
Penemuan benda mencurigakan itu pertama kali dilaporkan seorang petugas. Ada benda seperti paralon yang dibungkus plastik di tong sampah tempat di samping kantor polisi yang berada di samping Kedutaan Besar Inggris itu.
Benda diduga bom yang mencurigakan juga terjadi di Jalan Raya Plumpang Tugu Selatan, Koja, Jakarta Utara. Paket menggegerkan dikirim oleh petugas PT Pos Indonesia, Kamis 28 April 2011.
Kotak mencurigakan diterima Holifah, salah satu satpam di kantor itu. Karena tidak ada alamat pengirim, Holifah curiga. Selain itu tidak tertulis nama yang dituju di Pengadilan Agama."Isi paketnya ternyata buku akta cerai," ujar Wakil Ketua Pengadilan Agama Jakarta Utara, Tata Sutayuga
Setelah kasus bom buku pada medio Maret lalu, penemuan benda diduga bom mulai marak lagi. Satu hari ini, sudah ada tiga benda mencurigakan yang dilaporkan warga kepada polisi. Penemuan pertama di Jalan Jatinegara, Jakarta Timur. Setelah pemeriksaan benda mencurigakan di dalam tas jinjing itu hanya berisi makanan seperti roti.

Tim Gegana mendapat instruksi untuk memeriksa benda sejenis di kawasan Pondok Gede, Bekasi, Jawa Barat. Temuan itu juga dipastikan bukan bom.

Sebelumnya, polisi menemukan sejumlah bom yang sengaja dipasang pada jalur pipa gas milik Perusahaan Gas Negara di Serpong, yang tak jauh dari Gereja Christ Catedral.
Dalam kasus bom buku dan temuan bom Serpong, polisi sudah menahan 17 orang tersangka. Otak pelaku dari aksi itu adalah Pepi Fernando, mantan sutradara film dokumenter. Laporan: Arnes Ritonga dan Sukirno | Jakarta (adi)
• VIVAnews

Ancaman Bom, Jl Thamrin - Bundaran HI Ditutup

Arus sebaliknya, dari arah Sudirman sempat ditutup.
Kamis, 28 April 2011, 14:29 WIB
Ismoko Widjaya
VIVAnews - Tim Gegana masih mengevakuasi benda mencurigakan di sekitar Bundaran Hotel Indonesia (HI). Evakuasi yang sudah berlangsung sekitar 15 menit mengakibatkan macet total di arah MH Thamrin begitu juga dari arah sebaliknya, Jalan Jenderal Sudirman.

Pantauan VIVAnews.com, posisi benda mencurigakan berada di Jalan Imam Bonjol, Menteng, Jakarta Pusat. Tepatnya berada di antara Hotel Mandarin Oriental dan Deutsch Bank.

Hingga sekitar pukul 14.15 WIB, Kamis 28 April 2011, Tim Gegana dari Polda Metro Jaya masih melakukan upaya evakuasi. Seorang petugas terlihat mengeluarkan alat deteksi X-Ray mendekati benda yang berbentuk pipa paralon berwarna hitam itu.

Sementara arus lalu lintas yang mengalami macet parah dari kedua arah. Karena benda mencurigakan berada di lajur dari arah MH Thamrin menuju Sudirman, polisi terpaksa menutup arus kendaraan dari arah Istana itu.

Praktis, penumpukan kendaraan terlihat dari depan Pos Polisi Bundaran HI sampai ke arah Jalan MH Thamrin. Kemacetan tak terhindarkan. Sementara arus sebaliknya, dari arah Sudirman sempat ditutup. Tetapi beberapa menit lalu, kendaraan dari arah Sudirman sudah kembali dibuka.

Hingga kini belum diketahui, apakah benda mencurigakan itu adalah paket bom atau bukan. Satu unit mobil tim penjinak bahan peledak masih berada di lokasi temuan paket mencurigakan itu. Polisi masih melakukan pengaturan arus lalu lintas kendaraan. (eh)
Laporan: Sukirno
• VIVAnews

Kasus Elnusa, Polisi Usut Direksi Bank Mega

Tiga saksi yang merupakan direktur Bank Mega masih diperiksa polisi.
Kamis, 28 April 2011, 12:53 WIB
Eko Priliawito

VIVAnews - Kepolisian Daerah Metro Jaya masih menelusuri keterlibatan sejumlah direktur Bank Mega dalam kasus pembobolan dana deposito PT Elnusa. Standard operating procedure (SOP) pencairan deposito akan menjadi fokus penyidikan polisi saat memeriksa tiga saksi yang merupakan anggota direksi bank tersebut. Akan ditelusuri apakah pencairan dana telah sesuai dengan mekanisme, serta diketahui dan disetujui direksi.

"Masih menelusuri mekanisme pencairan deposito di Bank Mega apakah mendapat restu atau izin dari direksi atau tidak," ujar Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Baharudin Djafar, Kamis, 28 April 2011.

Sejauh ini, pejabat tertinggi di Bank Mega yang sudah dijadikan tersangka adalah IHB, Kepala Cabang Bank Mega Jababeka. Tersangka baru bisa saja ditetapkan lagi oleh polisi bila ditemukan mekanisme proses pencairan deposito yang tidak sesuai. "Bisa saja bertambah. Tapi saat ini masih belum ada saksi dan tersangka baru." ujar Baharudin.

Kasus pembobolan dana deposito PT Elnusa Tbk terjadi di Bank Mega Cabang Jababeka senilai Rp111 miliar. Sejauh ini, polisi telah menahan enam tersangka, yakni SN, Direktur Keuangan Elnusa; IHB, Kepala Cabang Bank Mega Jababeka; ICL, direktur PT Discovery dan Komisaris PT Harvestindo; HG, direktur PT Discovery; RL, broker; dan TZS, staf collection PT Harvestindo. (Laporan: Sukirno, Jakarta | kd)
• VIVAnews

4 Rekening Dana Pembobolan Elnusa Diblokir

Enam tersangka mendapat jatah yang telah disepakati bersama.
Kamis, 28 April 2011, 11:45 WIB
Ismoko Widjaya

VIVAnews - Sebanyak 20 persen dari Rp111 miliar dana deposito Elnusa di Bank Mega yang dibobol, mengalir ke rekening semua tersangka. Enam tersangka mendapat jatah yang telah disepakati bersama.

"Kami menemukan aliran dana itu 20 persen untuk pribadi masing-masing, sedangkan 80 persen masih kami telusuri," kata Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Polisi Baharuddin Djafar, di Markas Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Kamis 28 April 2011.

Meski demikian, Baharuddin tidak menyebut berapa jatah masing-masing tersangka dari 20 persen atau sekitar Rp22 miliar lebih hasil uang kejahatan itu. Sedangkan untuk 80 persen sisanya, polisi menduga ada yang diinvestasikan ke tempat lain.

"Tetapi, itu kemungkinan sudah masuk menjadi investasi berbentuk saham," kata mantan Kepala Bidang Humas Polda Sumatera Utara ini. Baharuddin melanjutkan, penyidik meminta bank yang menerima aliran dana ini untuk memblokir.

Pemblokiran rekening ini dilakukan ini untuk mengetahui berapa besaran pasti jatah masing-masing tersangka, yang telah membobol dana milik Elnusa ini. "Rekening yang diblokir, tiga rekening milik PT Discovery dan satu rekening milik PT Harvestindo," kata Baharuddin.

Belum diketahui berapa total nilai empat rekening yang diblokir itu. Yang pasti, empat rekening yang diduga menampung aliran dana kejahatan itu berada di bank-bank milik pemerintah.

Penyidik menyita barang bukti senilai total Rp11 miliar dari total kerugian PT Elnusa senilai Rp111 miliar. Barang bukti tersebut berupa enam unit mobil mewah, lima unit sepeda kayuh, uang tunai senilai Rp2 miliar dan US$34.400. (eh)

Laporan: Sukirno
• VIVAnews

Polda Siapkan 7 Ribu Personel Amankan May Day

Polda Metro juga koordinasi dengan Polda Jabar dan Banten antisipasi massa luar Jakarta.
Rabu, 27 April 2011, 16:09 WIB
Bayu Galih
VIVAnews - Kepolisian Daerah Metro Jaya mempersiapkan tujuh ribu personel untuk mengantisipasi aksi massa di peringatan Hari Buruh Sedunia atau "May Day", 1 Mei mendatang.

"Kami siapkan tujuh ribu personel secara maksimal," Kepala Biro Operasi Polda Metro Jaya Kombe Polisi Jarno di Jakarta, Rabu, 27 april 2011.

Sejumlah titik yang diperkirakan akan dipenuhi massa antara lain Istana Negara, Gedung DPR RI, kantor Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Bundaran HI, dan Monas.

Sejumlah elemen Serikat Buruh, kata Jarno, juga sudah melaporkan rencana aksi massa dalam memperingati May Day tersebut. Dari sejumlah Serikat Buruh yang sudah melapor tersebut, massa diperkirakan mencapai ribuan orang.

Namun, tidak semua peringatan hari buruh diperingati dengan demonstrasi dan aksi massa. Sejumlah Serikat Buruh juga memiliki rencana positif, seperti acara donor darah, penanaman pohon, dan pertandingan olahraga.

Polda Metro Jaya juga melakukan koordinasi dengan Polda Jawa Barat dan Polda Banten terkait pengamanan massa yang juga berasal dari Jabar dan Banten.

Diharapkan para buruh melakukan aksi di wilayah masing-masing sehingga tidak terkonsentrasi di Jakarta. Polisi juga akan bekerjasama dengan peserta aksi melalui pengawalan peserta aksi dengan jalan berkoordinasi dengan koordinator lapangan serta Serikat Buruh, mulai dari titik kumpul hingga pelaksanaan aksi tersebut usai.

Laporan : Sukirno | umi
• VIVAnews

Kasus Elnusa, Polda Sita Aset Rp1 Miliar

Dana-dana itu sudah dibelikan barang-barang atau aset dalam bentuk lain oleh tersangka.
Rabu, 27 April 2011, 12:50 WIB
Ismoko Widjaya
VIVAnews - Polda Metro Jaya menyita barang bukti senilai lebih dari Rp1 miliar atas kasus dugaan pembobolan dana milik Elnusa di Bank Mega cabang Jababeka, Cikarang. Barang bukti itu berupa satu unit ruko senilai Rp1 miliar di Makassar, Sulawesi Selatan, dan satu unit motor Kawasaki Ninja 250 CC.

"Ruko itu milik salah satu tersangka yang dibeli dari dana Elnusa seharga lebih dari Rp1 miliar," kata Kepala Satuan Fiskal, Moneter, dan Devisa, Polda Metro Jaya Ajun Komisaris Besar Polisi Aris Munandar, di Mapolda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Rabu 27 April 2011.

Menurut Aris, kepolisian terus menelusuri aliran dana yang dibobol oleh para tersangka. Polisi mensinyalir, dana-dana itu sudah dibelikan barang-barang atau aset dalam bentuk lain oleh para tersangka.

"Kami juga kemarin memblokir lima rekening di bank pemerintah dan swasta milik para tersangka," kata Aris. Berapa nilainya yang diblokir? "Masih kami telusuri."

Saat ini, polisi baru menyita sekitar 10 persen dari total Rp111 miliar dana yang dibobol enam tersangka. Salah satu tersangka kasus itu adalah Direktur Keuangan PT Elnusa berinisial SN. Tersangka dari Bank Mega adalah Kepala Cabang Bank Mega Jababeka.

Enam tersangka diduga sengaja merencanakan pembobolan, yang hasilnya akan dibagi rata. Modus kasus ini dengan cara mencairkan dana milik deposito di Bank Mega. Setelah itu, dana dipindahbukukan ke rekening lain di Bank Mega dengan alasan untuk investasi.
Salah satu tersangka lainnya yakni Richard Latief, penghubung dalam kasus ini. Richard juga pernah membobol uang milik Pemerintah Kabupaten Aceh Utara senilai Rp220 miliar di Bank Mandiri Cabang Jelambar, Jakarta Barat, pada 2009 lalu. Laporan: Sukirno (adi)
• VIVAnews

Bawa 24 Mobil, SBY Menuju Rumah Calon Besan

Rombongan SBY bertolak dari Gedung JCC sekitar pukul 19.25 Waktu Indonesia Barat.
Selasa, 26 April 2011, 19:49 WIB
Elin Yunita Kristanti, Siti Ruqoyah
VIVAnews - Rombongan keluarga Presiden Susilo Bambang Yudhoyono bertolak menuju rumah calon besan, Menteri Koordinator bidang Perekonomian Hatta Rajasa. Malam ini, SBY akan melamar Siti Ruby Aliya Rajasa untuk dipasangkan dengan putra bungsunya, Edhie Baskoro Yudhoyono alias Ibas.

Rombongan SBY bertolak dari lokasi kumpul di Gedung Jakarta Convention Centre (JCC) sekitar pukul 19.25 Waktu Indonesia Barat (WIB). Ada 22 mobil dan dua bus dalam rombongan. Malam ini SBY tak menggunakan mobil kenegaraan RI 1, melainkan mobil pribadi.

Menurut informasi salah satu anggota polisi, ada alasan mengapa keluarga memilih JCC sebagai lokasi berkumpul. "Karena persiapan lamaran sudah ada di sini, memang ada di sini," kata petugas tersebut di Jakarta, Selasa malam 26 April 2011. Rombongan SBY berada di JCC selama kurang lebih 35 menit.

Pasca bertolak ke rumah Hatta di kawasan Fatmawati, konvoi rombongan bergerak ke arah depan Gedung Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dan Jalan Gatot Subroto.

Acara lamaran Ibas dan Aliya akan digelar malam ini sekitar pukul 20.00 WIB di rumah pribadi Hatta Rajasa, perumahan Fatmawati Golf Mansion, Jalan RS Fatmawati. Dijadwalkan, mobil Presiden SBY dan Ibu Negara serta Ibas akan tiba di kediaman Hatta Rajasa sekitar pukul 20.00 WIB.

Acara lamaran digelar tepat di hari ulang tahun Aliya. Sementara itu, upacara pernikahan telah dipastikan digelar bertepatan dengan hari ulang tahun Ibas pada 24 November mendatang di Istana Cipanas. (art)

Laporan: Sukirno
• VIVAnews

Keluarga SBY Mulai Berkumpul di JCC

Rombongan SBY dikawal oleh voorijder.
Selasa, 26 April 2011, 18:52 WIB
Arry Anggadha, Siti Ruqoyah
VIVAnews - Iring-iringan keluarga Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sudah mulai berkumpul di Jakarta Convention Center. Mereka nantinya akan bersama-sama menuju kediaman Hatta Rajasa dalam rangka acara lamaran Edhie Baskoro Yudhoyono kepada Siti Ruby Aliya Rajasa.

Pantauan VIVAnews.com di JCC, Selasa 26 April 2011, enam mobil tampak masuk JCC dari jalan Gatot Subroto, sekitar pukul 18.00 WIB. Rombongan itu tampak dikawal oleh voorijder. Tak lama dari rombongan tersebut, tiga mobil lagi menyusul masuk.

Selang 20 menit kemudian, masuk kembali dua mobil sedan berwarna hitam ke JCC dari pintu masuk Jalan Gatot Subroto. Rombongan ini juga dikawal oleh voorijder.

Tidak diketahui siapa saja yang berada di dalam mobil tersebut. Namun, menurut salah seorang petugas keamanan, di JCC akan ada suatu acara. "Ada acara di dalam," ujar dia.

Sementara itu, pengamanan di wilayah JCC makin diperketat. Polisi mulai berjaga sejak di depan Hotel Sultan. Selain polisi, juga disiagakan pasukan TNI yang berjaga di pintu-pintu masuk.

Acara lamaran Ibas, sapaan Edhie Baskoro, dan Aliya, panggilan Siti Ruby Aliya Rajasa, akan digelar malam ini sekitar pukul 20.00 WIB di rumah pribadi Hatta Rajasa, perumahan Fatmawati Golf Mansion, Jalan RS Fatmawati, Jakarta Selatan, Selasa, 26 April 2011.

Sebelum melamar, keluarga SBY akan berkumpul di JCC. Sumber VIVAnews.com sedikit menjelaskan tentang rute perjalanan rombongan calon pelamar, keluarga Presiden SBY. Rencananya sebelum berangkat ke kawasan Fatmawati, keluarga Presiden SBY akan ditempatkan di salah satu ruangan di gedung Jakarta Convention Centre, di kawasan Senayan, Jakarta Pusat.
Laporan: Sutrisno
• VIVAnews

Saturday 9 April 2011

Abstract

The Victory of Democratic Party of Japan (DPJ) in Japan’s 2009 General elections : Sukirno; 040910101074; 2010; 140 pages; International Relations Departement of Social and Political Science, Jember University.
This thesis explains steps in the House of Representatives election on August 30 2009 in Japan. Japan's Parliament (Diet) consists of two chambers or bicameral with two bodies namely House of Concillors and House of Representatives. Japan has electoral steps employed to elect prefectural, city, and local officials, as well as members of representatives’ board or Diet. In the election, opposition side, DPJ, won and automatically left LDP as the ruling Party with a defeat for the first time in the history of House of Representatives election for the last 5 decades. This historic defeat has drawn attention to analyze because LDP has seemed to be a single party ruling Japan's politic since the end of World War II. LDP was heavily defeated by DPJ which is a new opposition party founded in 1996. The writer is interested to analyze the cause of DPJ’s victory in the 2009 election with frame Rational Choice Theory to see how voters’ behavior could change their votes based on existing preference during campaign and 2009 election period. DPJ’s victory was gained due to several factors. Some of the them were situational factor which includes Japan’s economic and demographic condition during the election phase, various scandals and political instability inside LDP, and also the superiority of campaign program executed by DPJ which influenced the voters’ preference.

Keywords: Japan Election, DPJ, House of Representatives, LDP