Powered By Blogger

Home

Sunday 29 December 2013

Inilah Destinasi Wisata Tsunami Aceh Part 2 : PLTD Apung

Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) Apung, kapal seberat 2.600 ton milik PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) ini menjadi bukti keganasan gelombang tsunami.

Kapal dengan panjang 63 meter dan luas 1.900 meter persegi ini terseret gelombang tsunami dari Pantai Ulee Lheue sejauh 5 Km. Kapal ini kemudian terdampar di Gampong Punge Blang Cut Kota Banda Aceh.

PLTD Apung ini pada awalnya didatangkan ke Banda Aceh guna memenuhi kebutuhan pasokan listrik di kota tersebut sebesar 10,5 Megawatt. Pasalnya, saat terjadi konflik di Aceh, banyak menara listrik PLN yang dirobohkan sehingga pasokan listrik terganggu.

Kini, PLTD Apung yang tersapu ombak itu tetap berada di tengah kota dan dijadikan monumen peringatan tsunami. Pemerintah Provinsi Aceh membuat taman edukasi di sekitar monumen PLTD Apung seluas 2 hektare.

Taman edukasi dilengkapi dengan catatan-catatan informasi tsunami berikut foto-foto yang diabadikan saat bencana itu menerjang. Jembatan-jembatan telah dibangun agar pengunjung dapat menikmati wisata di PLTD Apung itu.

Tidak jauh dari PLTD, terdapat sebuah prasasti setinggi 2,5 meter. Prasasti berbentuk jam bundar itu menunjukkan waktu pukul 07.55 WIB, saat gelombang tsunami menyapu Aceh. Pada miniatur gelombang tsunami juga terdapat gambar timbul berbentuk rumah dan manusia hanyut tersapu tsunami.


Inilah 6 Destinasi Wisata Sisa Keganasan Tsunami Aceh

Pagi itu, pada 26 Desember 2004, Banda Aceh diguncang gempa dahsyat 8,9 SR yang kemudian disusul dengan datangnya air bah tsunami dari arah pantai yang mahadahsyat.

Bencana tsunami tercatat sebagai peristiwa paling tragis karena menewaskan 240.000 jiwa dan meluluhlantakkan kota-kota di pesisir barat Aceh. Bahkan tsunami juga menerjang negeri tetangga seperti Malaysia, Thailand, Bangladesh hingga India.

Kota Banda Aceh seketika hancur, lumpuh, bahkan rata dengan tanah. Hanya beberapa bangunan yang masih kokoh berdiri dan menjadi tempat berlindung warga yang selamat dari terjangan gelombang dahsyat itu.

Kini, setelah bertahun-tahun telah dilewati, Aceh mulai bangkit. Roda perekonomian masyarakat Aceh mulai bergulir. Bahkan, sisa-sisa keganasan tsunami 2004 itu dijadikan museum dan tempat wisata. Sejarah mencatat tsunami mahadahsyat di bumi rencong.

Jika Anda berkesempatan mengunjungi Bumi Serambi Mekkah, hendaknya Anda meluangkan waktu untuk mengunjungi sisa-sisa keganasan bencana tsunami Aceh. Wisata tsunami dimaksudkan sebagai bahan perenungan agar masyarakat tetap waspada terhadap bencana.

Berikut lokasi wisata tsunami di Banda Aceh :

1. Museum Tsunami

Megah namum mencekam. Itulah kesan yang timbul saat melihat bangunan Museum Tsunami. Betapa tidak, museum yang didesain oleh Wali Kota Bandung Ridwan Kamil yang saat itu menjadi dosen Institut Teknologi Bandug (ITB) itu menjadi penanda bencana mahadahsyat tsunami.

Gedung yang diberi nama Rumoh Aceh as Escape Hill ini berwarna cokelat dengan tembok berlubang-lubang. Jika diperhatikan dari atas akan tampak seperti gelombang tsunami. Namun, bila diperhatikan dari samping akan tampak seperti kapal lengkap dengan cerobong asap dan geladak yang luas sebagai ecape building.

Museum yang dibangun sejak 2006 oleh Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi (BRR) Nangroe Aceh Darussalam-Nias ini menjadi lokasi pertama dan terlengkap menyajikan rekam jejak tsunami. Di dalamnya terdapat video, foto, serta alat peraga tsunami.

Saat memasuki halaman museum, pengunjung akan menemukan bangkai helikopter milik Polri yang menjadi saksi bisu keganasan gelombang tsunami. Helikopter itu tidak sempat terbang akibat telah dilumat terlebih dahulu oleh gulungan ombak tsunami.

Berjarak sekitar 1 Km dari Masjid Raya Banda Aceh, museum ini telihat mencolok dibandingkan dengan bangunan lainnya. Museum yang menghabiskan dana Rp140 miliar ini memiliki efek 4 dimensi dalam menggambarkan bencana tsunami.

Begitu masuk, pengunjung akan merasa memasuki lorong gelap gelombang tsunami dengan ketinggian 40 meter dan memiliki efek air jatuh. Setelah itu, pengunjung akan disajikan gambar-gambar peristiwa tsunami sekaligus proses evakuasi korban.

Masuk ke ruangan berikutnya, disebut 'Ruang Penentuan Nasib' atau Fighting Room dan sering disebut juga the Light of God. Ruangan ini berbentuk seperti cerobong semi-gelap dengan tulisan Allah dibagian puncaknya.

Ruangan Penentuan Nasib ini merefleksikan perjuangan para korban tsunami. Bagi mereka yang menyerah ketika tersekap gelombang tsunami, nama mereka terpatri di dinding cerobong sebagai korban.

Sebaliknya, bagi mereka yang merasa masih ada harapan, terus berjuang seraya mengharapkan belas kasih dari Yang Maha Menolong. Begitu mereka yakin akan adanya pertolongan Allah, maka mereka seakan seperti mendengar adanya panggilan Ilahi dan terus berjuang hingga selamat keluar dari gelombang tersebut.

Ketika berhasil keluar dari gelombang maut dengan cara berputar-putar melawan arus, pengunjung akan dibawa menuju 'Jembatan Harapan' atau Hope Bridge. Saat keluar itulah, survivor akan melihat 53 bendera negara yang telah membantu para korban.


Melalui jembatan ini, seperti melewati air tsunami menuju ke tempat yang lebih tinggi. Di sini pengunjung akan disambut dengan pemutaran film tsunami selama 15 menit dari gempa terjadi, saat tsunami terjadi hingga saat pertolongan datang.

Di lantai tiga, terdapat bermacam-macam sarana pengetahuan gempa dan tsunami berbasis ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek). Informasi sejarah dan potensi tsunami di seluruh titik bumi, simulasi meletusnya gunung api di seluruh Indonesia, simulasi gempa yang bisa disetel seberapa skala richter tersaji disana.

Kemudian jika beruntung, pengunjung juga dapat menyaksikan simulasi 4 dimensi kejadian gempa dan tsunami. Selain itu juga terdapat desain ideal rancangan tata ruang bagi wilayah yang memiliki potensi tsunami.


Museum ini diresmikan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 23 Februari 2008. Museum tsunami Aceh lokasinya terdapat di jalan Iskandar Muda Banda Aceh. Lokasinya berada tepat ditengah-tengah ibukota Provinsi Aceh dan bersebelahan tempat wisata bersejarah lain seperti Peutjoet, Kerkhoff, Blang Padang, serta Taman Sari.

Wednesday 25 December 2013

Uniknya Gereja Katolik Velangkani dengan Arsitektur Kuil Hindu

Unik, itulah kata yang bisa menggambarkan bangunan ini. Gereja Graha Maria Annai Velangkani atau sohor disebut Gereja Velangkani ini tak ubahnya sebuah potret multikultural di Indonesia.

Betapa tidak, siapapun yang baru pertama melihat bangunan ini akan menyangka sebagai kuil tempat beribadah umat Hindu. Bangunan yang memiliki arsitektur unik ini berada di Kota Medan, Sumatra Utara.

Bangunan ini awalnya dibangun oleh pendatang dari Tamil, India selatan yang menganut agama Katolik. Sebuah bangunan kuno di Medan yang dijadikan tempat beribadah bagi umat Katolik sekaligus objek wisata.

Lokasi tepat gereja unik ini di Taman Sakura Indah, Jalan Sakura III Nomor 10, Tanjung Selamat, Medan. Tidak jauh dari Pasar Melati, pasar pakaian bekas impor terbesar di Sumut.

Gereja ini digagas oleh Pastor James Bharata Putra SJ dan diresmikan oleh Uskup Medan, Mgr. Pius Batubara. Tempat ini dibangun sejak 2001 dan selesai pembangunan pada 2005 lalu.

Bangunan utama gereja berbentuk menara yang terdiri dari dua lantai. Lantai dasar dijadikan aula dan lantai atas dipakai sebagai ruang ibadah serta terdapat patung Annai Velangkanni dan puteranya yang didatangkan langsung dari India.

Kubah gereja berjumlah tiga melambangkan konsep ketuhanan Trinitas dalam agama Katolik yaitu Allah, Yesus dan Roh Kudus. Menara yang terdiri dari tujuh jenjang melambangkan tujuh tingkatan surga.

Gereja ini dilengkapi dengan kapel untuk berdoa kepada Maria, kapel untuk mengenang Paus Yohannes Paulus II, serta asrama untuk umat Katolik yang ingin menginap di dekat gereja. Gereja ini terbuka untuk semua umat Katolik, bukan hanya untuk bangsa Tamil saja.

Gereja ini memberikan pengabdiannya kepada Bunda Maria yang telah lama menampakkan dirinya di pesisir desa Velangkanni, Tami Nadu, India sekitar abad 17.

Nama Annai Velangkani diambil dari bahasa India. Annai yang berarti bunda dan Velangkanni adalah desa di mana Bunda Maria menampakkan diri.

Penampakan ini menjadi latar belakang dibangunnya gereja Katolik berarsitektur Mogul, ciri khas kuil-kuil di India.

Saat masuk ke dalam gereja, pengunjung akan terkesima dengan arsitektur yang dibuat begitu indahnya, gambar-gambar dan lukisan berwarna-warni yang memberikan kesan indah dan damai.

Pada dinding-dinding gereja, terdapat relief-relief yang menceritakan peristiwa penyaliban Yesus Kristus. Ada juga tempat di dekat gereja yang disediakan untuk bermain anak-anak. Area parkirnya pun luas dan bersih, sehingga terkesan nyaman.

Menurut sejarahnya. 'Gua Maria’ yang ada di gereja ini meniru aslinya di India, yang mengingatkan akan penampakan Bunda Maria pada abad ke-17, ketika seorang ibu (Annai) yang disembuhkan penyakitnya oleh Bunda Maria di desa Velangkanni yang terletak di pesisir selatan India.

Untuk itulah Gua Maria di India tersebut dinamakan Lourdes Timur. Tempat ziarah Maria Annai Velangkanni terletak di selatan kota Madras, di pantai Teluk Benggala, tenggara India.

Di sanalah Ibu Maria diberi gelar Bunda Penyembuh. Tempat ini mulai dikenal sejak sekitar akhir abad ke-16. Penampakan yang terjadi di sini sudah mendapat pengakuan dari Gereja Katolik.

Multikultural Gereja Annai Velangkanni mulai dapat terlihat melalui struktur bangunannya  yang banyak terdapat tanda-tanda atau simbol-simbol yang beragam. Tidak hanya dari Batak Toba, tetapi juga Karo yang dapat dilihat di pintu masuk Gereja Annai Velangkanni tersebut.

Pintu gerbang masuk dihiasi miniatur rumah adat Batak Toba dan Karo menandakan tidak ada perbedaan suku, bangsa, bahasa, dan kepercayaan di sini melainkan menciptakan Multikultural .

Pada tiang sebelah kanan gapura terdapat ukiran seorang wanita India sedang menari, dan di sebalah kiri seorang pria etnis China sedang memberikan salam. Di sepanjang tembok gerbang juga ada sukiran patung mewakili suku di Indonesia.

Interior gereja penuh relief, lukisan, dan ornamen. Terdapat tiga lukisan di kubah atas altar berbentuk pohon kalpataru  yang menjelaskan kedatangan Yesus untuk kedua kalinya dan pengadilan terakhir.

Pada dinding kiri dan kanan terdapat kutipan sabda Tuhan yang menyejukkann jiwa di tulis dalam 4 bahasa yaitu Inggris, Indonesia, India dan Mandarin. Bagi Anda yang tengah berada di Medan, wajib berwisata religi ke gereja ini.

Inilah foto-foto keunikan Gereja Katolik Velangkani :







Monday 23 December 2013

Inilah 6 Destinasi Wisata Eksotis Wajib Dikunjungi di Sumut

Liburan tentu dimanfaatkan oleh masyarakat untuk berlibur bersama rekan maupun keluarga. Jika tengah berlibur di Sumatra Utara, Anda wajib mengunjungi 6 destinasi wisata indah di provinsi ini.

Sumut merupakan provinsi yang yang terletak di Pulau Andalas alias Sumatera dengan ibukota Medan. Provinsi yang paling padat di luar Jawa ini memiliki populasi sekitar 13 juta jiwa. Bagaimana dengan keindahan alam dan budayanya? Paket lengkap!

Di Sumut ada budaya Batak, Melayu, Jawa, Karo, Mandailing, China, India, hingga Arab. Alamnya ada Danau Toba sebagai danau vulkanik terbesar di dunia, pemandian air panas, kebun teh, gunung berapi, pantai dan pulau berpasir putih, terumbu karang, sungai berarus menantang, dan sejuta panorama indah yang mempesona lainnya.

Berikut 6 Destinasi wisata indah yang wajib Anda kunjungi di Sumut :

1. Danau Toba dan Samosir
Danau Toba

Tentu Sumut identik dengan Danau Toba. Danau vukanik terbesar di dunia ini direncanakan akan menjadi world geopark. Selain karena asal usul terbentuknya danau ini yang mengundang decak kagum, keindahan alam danau yang ada di 7 Kabupaten/Kota ini juga memiliki daya pikat tersendiri.

Jika ingin menikmati Danau Toba dalam kemeriahan, coba datang pada minggu kedua bulan September setiap tahun. Festival Danau Toba menjadi agenda rutin yang menampilkan berbagai atraksi budaya Sumut.

Selain itu, menikmati Danau Toba juga tidak hanya dari Parapat saja. Berbagai sudut danau ini benar-benar membuat decak kagum. Berwisata budaya di Tomok, Pusuk Buhit, hingga belajar menenun di Samosir merupakan kegiatan wisata yang tak ternilai.

2. Kawah Putih Tinggi Raja
Kawah Putih Tinggi Raja

Kawasan wisata Kawah Putih Tinggi Raja mulai populer dikalangan wisatawan sejak 2005 lalu. Keindahan kawah ini patut disejajarkan dengan Hot Spring Pamukkale di Turki dan Kawah Putih di Ciwidey Bandung.

Terletak di Desa Dolok Tinggi Raja Kecamatan Silau Kahean yang berada di ujung pelosok Kabupaten Simalungun, Sumut. Berada di tengah-tengah kawasan hutan lindung, terdapat pesona bukit kapur seputih salju dengan danau air panas berwarna biru kehijauan.

Dipastikan siapa saja yang melihatnya, akan dibuat ternganga dan terbelalak. Kaget, kagum, terpesona, hingga tak percaya. Di sebuah tempat yang sangat terpencil ada secuil keindahan taman surga.

3. Danau Linting
Danau Linting berwarna hijau

Sumatra Utara ternyata tidak hanya memiliki Danau Toba yang terkenal sebagai danau vulkanik terbesar di dunia. Sumut juga menyimpan banyak lokasi-lokasi wisata yang mempesona selain Danau Toba dan tentu patut untuk dijelajahi.

Danau Linting adalah salah satu pesona wisata yang ada di Sumut. Danau ini terletak di tiga desa yakni Desa Sibunga-Bunga, Desa Gunung Manumpak dan Desa Durian IV Mbelang, Kecamatan Sinembah Tanjung Muda (STM) Hulu, Kabupaten Deliserdang.

Memang, danau ini belum sohor layaknya Danau Toba. Namun, keindahan alam Danau Linting layak untuk dinikmati para pencinta keindahan alam.

Danau seluas sekitar satu hektar itu berwarna hijau toska, tapi ada juga yang bilang kalau danau itu berwarna biru kehijauan. Danau berair panas itu tidak berbau belerang.

4. Air Terjun Dua Warna
Air Terjun Dua Warna Sibolangit

Salah satu keindahan yang tersembunyi di Sumut adalah Air Terjun Dua Warna atau dikenal Air Terjun Telaga Biru Sibolangit. Air terjun dengan tinggi lebih dari 75 meter itu terletak di ketinggian 1.475 Mdpl.

Mengalir dari hulu sungai Sinembah 1 dan terbentuk dari letusan Gunung Sibayak ratusan tahun silam, membuat air terjun ini tampak eksotis dibandingkan dengan pemandangan serupa.

Disebut dua warna karena di dalam satu lokasi terdapat dua air terjun yang berbeda warna. Satu air terjun berwarna biru kehijauan sedangkan air terjun lainnya berwarna putih jernih.

Kedua air terjun tersebut saling berhadapan dengan suhu yang berbeda pula. Namun, yang paling mempesona adalah air terjun berwarna biru kehijauan dengan kandungan belerang yang keluar dari dinding-dinding bebatuan.

5. Pulau Mursala dan Sibolga
Air Terjun Mursala di Sibolga

Pernah menonton film King Kong yang terkenal itu? Ternyata film itu pernah shooting di Indonesia lho, tepatnya di Pulau Mursala. Pulau ini memiliki salah satu air terjun terindah di Tanah Air.

Air terjun Mursala namanya. Keunikan air terjun ini karena air yang jatuh dari tebing langsung menuju laut lepas di Samudera Hindia. Keren! Jarang wisatawan tahu keindahan ini.

Selain menikmati air terjun di Pulau Mursala, Anda juga bisa menikmati pulau pribadi di gugusan kepulauan Tapanuli Tengah ini. Pasir putih dengan air jernih berwarna biru menjadi daya tarik tersendiri untuk melepas kepenatan setelah beraktivitas.

Tak hanya itu, Anda juga bisa menikmati Pantai Pandan di Sibolga serta kota pelabuhan tertua di Indonesia : Barus. Dari Baruslah konon agama Islam dan Kristen masuk ke Indonesia.

6. Pulau Berhala
Pulau Berhala Sergei

Pulau ini tengah naik daun dikalangan pencinta wisata di Medan dan sekitarnya. Pulau Berhala seperti layaknya privat island, pulau pribadi. Sebagai pulau terluar ke-10 Indonesia, pulau ini berbatasan dengan Malaysia dan akan dikembangkan menjadi marine tourism atau wisata bahari oleh Pemkab Serdang Bedagai.

Pulau seluas 5 hektare ini masuk dalam wilayah Kecamatan Tanjung Beringin, Sumatera Utara, terletak di selat malaka. Berada di titik koordinat 030  46’38”U dan 990 30’03”T, Pulau Berhala hanya berjarak 17 Km dari bibir pantai Tanjung Beringin atau 65 Km dari Pelabuhan Belawan Medan.

Potensi wisata yang dimiliki pulau ini memang luar biasa. Laut yang bersih dan jernih serta alam tropis yang benar-benar belum tersentuh. Dengan alam yang mempesona itu dan berada di perbatasan. Pulau ini di jaga oleh Marinir, TNI dan Angkatan Laut. Pulau Berhala memiliki terumbu karang yang masih bagus dan terdapat banyak jenis ikan yang hidup di perairan dangkal.

*******

Thursday 19 December 2013

Inilah Tips Memilih Buah Durian Yang Maknyus di Medan

Durian, buah berduri yang banyak disukai orang tetapi juga tidak sedikit yang membenci baunya ini memang identik dengan Medan.

Pencinta durian biasanya mencari jenis durian yang harum, manis, dan sedikit ada rasa pahit di lidah. Namun, memilih buah berdaging lembut ini susah-suah gampang.

Buah durian biasanya satu dengan yang lain akan berbeda rasanya meskipun dipanen dari pohon yang sama. Untuk itu, perlu keterampilan khusus untuk memilih durian maknyus agar tidak mengecewakan saat menikmatinya.

Budi Biring, Pedagang Durian di Titi Kuning Medan, membagikan tips memilih durian yang maknyus sesuai selera. Menurutnya durian yang enak akan tercium dari wangi yang tajam. "Cium wanginya, kalau tidak harum durian itu pasti rasanya hambar," kata dia.

Selain itu, sambungnya, memilih durian juga bisa dengan cara digoncang-goncang. Jika durian itu berbunyi saat digoncang, artinya durian sudah matang sempurna.

Kemudian perlu juga dilihat tangkai buah durian itu. Bila tangkai buah terlihat sudah layu, durian tersebut sudah lama dipetik dan bisa saja diperam menggunakan karbit.

Durian yang bagus, kata dia, tangkai buah masih tampak segar. Artinya buah tersebut baru dipetik dari pohonnya maksimal sehari sebelumnya.

"Biasanya orang milih durian yang dagingnya kuning, putih, manis atau pahit, itu tergantung selera. Kalau warna dagingnya kuning itu biasanya menggugah selera," paparnya.

Durian Medan biasanya yang paling enak berasal dari Sidikalang. Biasanya durian Sidikalang meskipun terlihat busuk pada kulitnya, durian ini tidak busuk pada dagingnya. Selamat mencoba.










Bisnis Menggiurkan 

Buah durian yang identik dengan Kota Medan ternyata memiliki prospek bisnis yang sangat menggiurkan. Di Medan, biasanya penjaja durian menjual buah yang terkenal keharumannya ini di sudut-sudut trotoar pinggir jalan.

Buah yang banyak digemari sekaligus dibenci karena keharumannya itu dapat mendatangkan pundi-pundi rupiah yang sangat menjanjikan. Bayangkan saja, pedagang durian di Medan dapat meraup omszet puluhan juta rupiah hanya dalam waktu sehari penuh.

Budi Biring, Penjual Durian di kawasan Titi Kuning Medan, mengaku omzet penjualan durian eceran saja mencapai rata-rata Rp7 juta sehari. Omzet tersebut belum termasuk penjualan kepada pedagang-pedagang lain yang membeli secara borongan.

"Saya membeli durian dari Sidikalang rata-rata Rp12 juta hingga Rp14 juta per hari. Saya bisa menjual hingga 1.500 butir," ungkapnya.

Budi menuturkan dirinya telah berjualan durian sejak 8 tahun silam. Buah musiman ini didapatkannya dari wilayah Sidikalang, Sibolga dan Aceh.

Biasanya, musim durian dari Sidikalang terjadi pada Oktober hingga Februari setiap tahun. Sedangkan dari Sibolga dan Aceh musim durian terjadi pada Mei hingga Juli setiap tahunnya.

Dia hanya membuka lapak seadanya di pinggir jalan tepatnya di Titi Kuning sejak pukul 16.00 WIB hingga pukul 04.00 WIB. Jika durian yang dijualnya tidak laku, akan diproses untuk dipisahkan dagingnya dan dijual kepada pembuat pancake durian dengan harga Rp45.000/Kg.


Buah durian yang dijualnya dibanderol Rp5.000-Rp50.000 per butir. Harga tersebut akan bergantung pada ukuran buah durian dan tentu saja kelezatannya. Hmmm.. menggiurkan!

Saturday 14 December 2013

Tak Cuma di Way Kambas, Wisata Gajah Juga Ada di Sumut Lho!

Gajah Sumatra (Elephas Maximus) ternyata tidak hanya ditangkarkan di Way Kambas, Lampung. Gajah endemik Sumatra ini juga dapat ditemukan di Sumatra Utara, tepatnya di Tangkahan, Kupaten Langkat.

Kawasan ekowisata Tangkahan merupakan salah satu pintu masuk ke Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL) yang letaknya tidak jauh dari lokasi wisata Bukit Lawang.

Di Tangkahan, wisatawan dapat menikmati keindahan pertemuan dua sungai berair jernih kehijauan dengan hiasan batu-batu besar di tepian hutan. Pelancong lokal, biasanya lebih menyukai mandi di ari sungai yang dingin serta bermain body rafting.

Menyusuri sungai jernih yang dangkal, Anda akan menemukan taman kupu-kupu dan air terjun nan indah. Jernihnya air akan menghipnotis Anda untuk berlama-lama didalamnya.

Tidak hanya air dingin, di kawasan Tangkahan juga terdapat sebuah sumber air panas yang besarnya seukuran bak mandi. Sumber air panas yang berada di gua tepi sungai ini hanya cukup untuk berendam satu orang.

Monyet-monyet liar yang ada di TNGL juga seru untuk disaksikan di tepian sungai. Anda cukup menyediakan kudapan kacang bagi mereka agar tidak mengganggu.

Jika beruntung, pengunjung dapat menyaksikan kawanan gajah yang sedang mengajak wisatawan lain berjalan-jalan mengitari aliran sungai. Namun, jika ingin langsung merasakan sensasi menunggang gajah, memandikannya serta berjalan-jalan masuk hutan, juga bisa dilakukan.

Berjarak sekitar 1 Km dari pintu masuk ekowisata Tangkahan, Anda bisa menemukan 8 ekor gajah dirawat oleh perawat gajah atau Mahot.

Kawasan pemeliharaan gajah atau Conservation Response Unit (CRU) Tangkahan ini telah diprogramkan sejak 2002 dan mulai dioperasikan pada 2007 lalu.

Gajah-gajah ini berasal dari KSDA Aceh sebanyak 4 ekor dan 3 ekor lainnya dari tangkapan di Tangkahan. Masih ada satu kawanan gajah liar di hutan TNGL yang masih bebas sekitar 6 ekor.

Di CRU Tangkahan, terdapat satu gajah kecil yang lahir di Tangkahan berusia 19 bulan bernama Amelia dengan induk bernama Sari. 5 gajah betina lainnya masing-masing bernama Ardana, Olive, Agustin, Yuni dan Eva. Sedangkan satu gajah berjenis kelamin jantan bernama Teo.

Wisatawan yang berkunjung ke Tangkahan sebagian besar berasal dari Belanda dan Australia. Mereka biasanya menyukai paket perjalanan menunggang gajah dan memandikan gajah Sumatra.

Paket menunggang binatang raksasa ini dibanderol Rp650.000 per jam yang dilakukan pada pukul 10.00 WIB, 11.00 WIB dan 14.00 WIB setiap harinya.

Sementara untuk memandikan gajah, Anda dikenakan tarif Rp100.000/orang untuk wisatawan asing dan Rp50.000/orang untuk wisatawan lokal. Waktu memandikan gajah hanya dua kali sehari yakni pukul 08.30 WIB dan 15.30 WIB.

Paket fun trip menunggang gajah akan melewati aliran sungai dan masuk ke dalam hutan TNGL. Biasanya, gajah-gajah ini memang digunakan untuk berpatroli menjaga kawasan hutan dari pembalakan liar.

Tak kalah seru dengan menunggang gajah, memandikan binatang warisan purbakala ini juga mengasyikkan. Sensasi disemprot air dari dalam belalai gajah akan sangat terasa serunya. Apalagi dengan tingkah polah gajah kecil yang nakal.

Gajah-gajah di Tangkahan dirawat oleh sekitar 15 orang Mahot dari warga sekitar dan KSDA. Gajah itu juga dijamin kesehatannya oleh dokter yang langsung didatangkan dari Jerman.

Hewan yang memiliki penciuman tajam ini cukup galak jika Anda coba untuk mendekati tanpa ditemani oleh Mahot. Sangat disarankan untuk berhati-hati jika ingin mendekatinya.

Di Tangkahan, Anda bisa menginap di homestay yang dibanderol Rp50.000-Rp200.000 per malam. Dengan fasilitas yang cukup memadai, Anda akan merasakan sensasi tenangnya menginap di dalam hutan.

Untuk menuju ke Tangkahan, dari Medan memakan waktu 4-5 jam dengan mengambil arah Banda Aceh melalui Kabupaten Langkat. Setelah melewati Stabat, Ibukota Kabupaten Langkat, sekitar 6 Km ada sebuah pertigaan tepatnya di Simpang Beringin Anda harus berbelok ke arah kiri.

Arah yang dituju adalah Sawit Seberang-Padang Tualang. Medan jalan yang sempit masih cukup nyaman karena dilapisi aspal dengan pemandangan kiri dan kanan adalah perkebunan sawit serta perkebunan karet.

Jalan berbatu, becek saat hujan dan berdebu saat kemarau, siap-siap menyambut saat perjalanan telah ditempuh sekitar 2 jam. Setelah memasuki Desa Namo Sialang, barulah muncul tulisan Ekowisata Tangkahan.

Tarif masuk Tangkahan untuk parkir Rp5.000/motor dan Rp20.000/mobil. Karcis masuk kawasan ini hanya dibanderol Rp3.000 per orang dan jika ingin menyeberang sungai Batang Serangan dan Sungai Buluh sebagai anak sungai harus naik getek berbentuk gubuk dengan tarif Rp3.000 pulang-pergi. Murah kan?




Thursday 12 December 2013

ARUNG JERAM : Satukan Green Canyon & Citarik di Sei Bah Bolon

Minggu pagi di pertengahan bulan Juli, tepatnya 14 Juli 2013, saya berkesempatan untuk menjelajah alam Sumatra Utara. Bersama sembilan anggota komunitas Medan Petualang, Saya akan mengarungi eksotika Sungai Bah Bolon di Kabupaten Serdang Bedagai.

Arung jeram atau sering disebut rafting adalah berwisata sekaligus olahraga alam yang cukup digemari. Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif menyebut rafting sebagai wisata minat khusus.

Semakin hari, penggemar wisata ini semakin banyak. Tidak hanya kalangan anak muda pencinta alam, tetapi juga perusahaan-perusahaan menghabiskan wisata bersama karyawannya dengan berarungjeram bersama.

Salah satu tempat rafting yang cukup dikenal di Sumatra Utara adalah rafting di Sungai Sei Bah Bolon. Sungai Sei Bah Bolon mengalir melewati Siantar, Tebing Tinggi, Serdang Bedagai, Sumatra Utara.

Berbekal sebuah foto dan video di media sosial Youtube, tempat ini terlihat mirip Green Canyon di Pangandaran, Pulau Jawa. Pendapat itu tidak hanya diungkapkan oleh para pengunjung yang datang. Warga setempat bahkan dengan berani mengatakan bahwa di tempat itu terdapat pemandian para bidadari.

Saya bersama dengan komunitas Medan Petualang berkumpul sejak pukul 06.00 WIB. Semua peralatan pribadi telah disiapkan. Kami disarankan mengenakan celana pendek, kaos oblong, sendal gunung, dan peralatan lain seperlunya.

Sepuluh peserta telah lengkap yang terdiri dari delapan laki-laki dan dua orang perempuan. Mengendarai dua mobil berkapasitas masing-masing enam orang kami menembus udara pagi Kota Medan menuju Serdang Bedagai. Sengaja dipilih rute belakang yang melewati perkebunan karet dan kelapa sawit.

Saat perjalanan menuju Sei Bah (air, aliran sungai) Bolon, orang-orang pasti tidak akan percaya bahwa di Kecamatan Sipispis ada sungai seindah Green Canyon. Setelah melewati kawasan Dolok Masihul, pemandangan hanyalah perkebunan sawit dan karet. Sementara, sebagian besar ruas jalan di Kecamatan Sipispis akan menjadi kubangan saat hujan, dan akan menghasilkan debu yang pekat saat kemarau.
 
Terlepas dari kekurangan itu, Anda tetap harus percaya bahwa keindahan itu akan tiba. Begitu juga dengan ucapan warga bahwa pada bagian sungai yang memiliki hulu di Pegunungan Simbolon, Kabupaten Simalungun, ini terdapat pemandian para bidadari. Meskipun hanya sebuah mitos, Anda pasti akan melihat mengapa mereka membuat cerita itu.

Meskipun perjalanan melelahkan, kebetulan saat itu sebagian peserta menunaikan ibadah puasa, namun tidak menghalangi antusiasme untuk menikmati wisata air yang sangat menantang itu.

Membutuhkan waktu sekitar tiga jam dari Medan dengan kecepatan sekitar 40-50 km/jam. Tiba di lokasi yang sebelumnya telah dihubungi terlebih dahulu untuk booking perahu dengan memberitahukan jumlah peserta yang akan rafting.

Ancol Arung Jeram yang terletak di Dusun III Desa Buluh Duri, Kecamatan Sipispis, Kabupaten Serdang Bedagai, Sumatra Utara, merupakan tujuan kami. Reservasi sudah dilakukan kepada Teddy Misuan, sang pemilik jasa arung jeram.

Ancol Arung Jeram atau dikenal dengan sebutan Green Family Adventures menawarkan dua paket petualangan. Pertama paket family rafting dengan harga Rp180.000 per orang dengan rute sekitar 16 kilometer ditempuh dalam waktu 4-5 jam pengarungan. Kemudian paket adventures rafting yang dipatok Rp300.000 per orang dengan rute sekitar 20 kilometer ditempuh dalam waktu 6-7 jam pengarungan.

Family rafting pilihan kami. Selain terjangkau, paket family rafting juga disarankan oleh pengelola rafting bagi para pemula. Sebagian besar dari peserta yang ikut belum pernah rafting dan tercatat sebagai pemula.

Tiba di lokasi, petugas dari Ancol Arung Jeram memandu peserta untuk memakai peralatan yang diperlukan. Pelampung, helm, dan dayung wajib dipakai. Peralatan elektronik seperti handphone, kamera, jam tangan, dan dompet wajib disimpan di tempat penitipan yang terkunci rapi.

Jika tetap ingin mengambil gambar saat rafting, bisa juga menitipkan kepada skipper untuk disimpan di dalam dry pack. Anda tetap bisa rafting dengan tenang dan menunggu hasil foto dari skipper.

Namun, disarankan kamera juga dilengkapi dengan waterproof agar tidak rusak ketika perahu terbalik. Bisa juga menggunakan jasa tim dokumentasi yang disediakan oleh pengelola rafting. Tim dokumentasi dapat disewa bila minimum peserta rafting 15 orang dengan tarif Rp300.000 sekali pengarungan.

Setelah segala perlengkapan dipakai, peserta diangkut menggunakan mobil bak terbuka sekaligus membawa perahu karet dan perlengkapan lain ke titik pemberangkatan. Memakan waktu sekitar 1 jam, tiba di titik start peserta harus menuruni jalan setapak menuju sungai Sei Bah Bolon.

Tiba di sungai Sei Bah Bolon, 10 orang peserta tidak sabar untuk menyentuh air yang berwarna jernih kehijauan. Sambil menunggu skipper membawa perahu karet, semua peserta sudah berenang di sungai bersama masyarakat sekitar yang sedang mandi dan mencuci di sungai.

Pemandangan alam yang luar biasa alami dengan tebing-tebing berwarna hijau di kiri dan kanan sungai menambah keindahan Sei Bah Bolon. Ketika skipper tiba, dia langsung memberi arahan cara-cara rafting dan pengamanannya.

Ditutup dengan doa bersama, pengarahan oleh skipper menjadi panduan peserta untuk mengarungi sungai jernih tersebut. Dua perahu karet digunakan untuk mengangkut 10 peserta.

Sekitar pukul 11.00 WIB, petualangan dimulai. Peserta arung jeram di Sei Bah Bolon langsung merasakan sensasi keindahan itu, seketika setelah start dari Desa Huta Bayu.

Hanya sekitar 3 menit dari garis start, pemandangan yang luar biasa di antara celah tebing yang hijau langsung membuat waktu seolah berhenti sejenak. Secara tak sadar, orang yang baru pertama kali datang selalu tercengang ketika memandangnya : air terjun yang mengalir ke sungai.

Meski tidak diketahui persis asal-usulnya, masyarakat telah menamai air terjun setinggi lebih dari 10 meter ini dengan sebutan Bah Gula. Di tempat tersembunyi di antara dua tebing berwarna hijau inilah, beberapa orang membual pernah melihat bidadari sedang mandi.

Selain keindahan air terjun, pinggiran sungai yang berupa tebing berbatu juga tak kalah indahnya untuk dicermati. Terbentuk secara alami, beberapa ornamen batuan yang sangat rapi bagaikan situs purbakala yang sengaja diukir oleh para seniman.

Ada sebuah barisan batu berbentuk kotak tersusun rapi di sisi kanan sungai. Batu berwarna hitam dan ditutupi lumut hijau itu seperti sebuah keajaiban yang sengaja disusun oleh seseroang. Namun, hal itu mustahil dilakukan oleh tangan manusia. Susunan batu raksasa itu disebut 'magic wall'.

Selain air dan tebing yang indah, tentu untuk rafting diperlukan jeram yang menantang. Di Sei Bah Bolon, setidaknya ada delapan jeram yang terkenal dengan grade II dan III sama seperti di Sungai Citarik, Sukabumi, Jawa Barat. Jeram-jeram itu antara lain disebut jeram mackay, sihorbo, roller coaster, ngehek, petai, babi, landasan/prosotan dan jeram kodok.

Setiap ada jeram, semua orang menjerit histeris seperti kerasukan dipermainkan arus. Jeritan ini bukanlah seperti dalam film horror, melainkan hanya luapan kegembiraan saat berhasil melewati guncangan arus deras sungai tersebut. Terutama ketika perahu terbalik melawan jeram-jeram yang ada.

Selain keseruan bermain air di jeram-jeram Sei Bah Bolon, Anda juga bisa menikmati keindahan alam dengan pemandangan binatang-binatang langka. Di sisi kiri dan kanan sungai, jauh di atas tebing terlihat kawanan monyet bergerombol. Ada juga monyet langka yang disebut kya-kya di habitat daerah aliran sungai ini.

Di tengah-tengah perjalanan, skipper menghentikan perjalanan untuk beristirahat. Ancol Arung Jeram menyediakan kudapan untuk dinikmati oleh peserta yang tidak berpuasa. Di lokasi itu, peserta juga bisa bermain akar pohon layaknya tarzan yang kemudian menceburkan diri ke dalam jernihnya aliran air Bah Bolon.

Usai beristirahat, peserta juga kembali dibawa ke sebuah tempat yang cukup aneh. Di pinggir sungai itu ada hamparan pasir putih yang tak lazim ada di lokasi itu. Di seberang hamparan pasir, terdapat batu yang tinggi. Peserta diperbolehkan untuk meloncat dari batu setinggi 7 meter ke dalam sungai.

Tak terasa, waktu pengarungan selama 5 jam telah berakhir. Sesampainya di titik finnish, peserta telah disediakan kamar mandi bilas dan tentu makan siang. Perjalanan yang cukup lama telah menguras energi dan menyebabkan peserta kelaparan.

Makanan yang disediakan oleh Ancol Arung Jeram cukup enak. Nasi putih, sayur, dan ayam goreng menjadi menu kami saat itu. Lahap, tentu saja karena kondisi lelah dan lapar.

Arung jeram pun berakhir. Sebelum bertolak ke Medan, kami mencoba mengunjungi Kota Tebing Tinggi. Di Kota ini, wisata kuliner tak dilewatkan. Mie Tek-Tek khas Tebing Tinggi dan Lemang Bambu yang dibakar menggunakan arang batok kelapa. Maknyus...

Cemana? (Baca : Bagaimana) tertarik?

--------------------------------
Paket Ancol Arung Jeram :
1. Family rafting
-Tarif : Rp180.000/orang
-Waktu : 4-5 jam pengarungan
-Jarak : 16 kilometer
-Fasilitas : Guide, peralatan, asuransi, makan siang

2. Adventure Rafting
-Tarif : Rp300.000/orang
-Waktu : 6-7 jam
-Jarak : 20 kilometer
-Fasilitas : Guide, peralatan, asuransi, 2 kali makan, penjemputan di Medan
-----------------------------------
Informasi :
Facebook : Ancol Arung Jeram
Website : www.greenfamilyadventure.com

****