people in the world..please free palsestinian from the teror of israel....
hope its ending of violence...
a Journalist, Coffee Lover, Traveler, Wonderful Indonesia Lover. My Life, my choices, my mistakes, my lessons, not your business!!
ANALISIS BERDASARKAN PERSPEKTIF TEORI KRITIS (CRITICAL THEORY)
Pengertian Teori Kritis (Critical Theory)
Teori kritis adalah anak cabang pemikiran marxis dan sekaligus cabang marxisme yang paling jauh meninggalkan Karl Marx (Frankfurter Schule). Cara dan ciri pemikiran aliran Frankfurt disebut ciri teori kritik masyarakat “eine Kritische Theorie der Gesselschaft”. Teori ini mau mencoba memperbaharui dan merekonstruksi teori yang membebaskan manusia dari manipulasi teknokrasi modern. Ciri khas dari teori kritik masyarakat adalah bahwa teori tersebut bertitik tolak dari inspirasi pemikiran sosial Karl Marx, tapi juga sekaligus melampaui bangunan ideologis marxisme bahkan meninggalkan beberapa tema pokok Marx dan menghadapi masalah masyarakat industri maju secara baru dan kreatif.1 Critical theory juga tidak puas dengan keadaan teori Marxian, teori ini mempunyai tujuan menciptakan masyarakat yang bebas dari alienasi. Terutama kecendurangannya menuju determinisme ekonomi. Teori Kritis tidak menyatakan bahwa determinis ekonomi keliru, ketika memusatkan perhatian pada bidang ekonomi, tetapi mereka seharusnya juga memusatkan perhatian pada aspek kehidupan sosial yang lainnya.2
Teori Kritis menjadi inspirasi dari gerakan sosial kemasyarakatan. Gerakan sosial ini dipelopori oleh kaum muda yang pada waktu itu secara historis telah tidak ingat lagi dengan masa kelaparan dan kedinginan pasca perang dunia II. Generasi muda tahun 1960-an telah merasa muak dengan kebudayaan yang menekankan pembangunan fisik dan menekankan faktor kesejahteraan ala kapitalisme. Generasi ini adalah generasi yang secara mendalam meragukan atau menyangsikan kekenyangan kapitalisme dan disorientasi nilai modern. 3
Ciri khas Teori Kritis adalah bahwa teori ini berbeda dengan pemikiran filsafat dan sosiologi tradisional. Pendekatan Teori Kritis tidak bersifat kontemplatif atau spektulatif murni. Teori Kritis pada titik tertentu memandang dirinya sebagai pewaris ajaran Karl Marx, sebagai teori yang menjadi emansipatoris. Teori Kritis tidak hanya mau menjelaskan, mempertimbangkan, merefleksikan dan menata realitas sosial tapi juga bahwa teori tersebut mau mengubah. Pada dasarnya, Teori Kritis mau menjadi praktis.
Rekonseptualisasi dalam pemikiran Teori Kritis adalah maksud dasar teori Karl Marx, yaitu pembebasan manusia dari segala belenggu penghisapan dan penindasan. Pembebasan manusia dari segala belenggu penghisapan dan penindasan berangkat dari konsep kritik. Konsep kritik sendiri yang diambil oleh Teori Kritis berangkat dari 4 (empat sumber) kritik yang dikonseptualisasikan oleh Immanuel Kant, Hegel, Karl Marx dan Sigmund Freud. Kritik dalam pengertian pemikiran Kantian adalah kritik sebagai kegiatan menguji kesahihan klaim pengetahuan tanpa prasangka. Kritik dalam pengertian Hegel didefinisikan sebagai refleksi diri atas tekanan dan kontradiksi yang menghambat proses pembentukan diri-rasio dalam sejarah manusia. Kritik dalam pengertian Marxian berarti usaha untuk mengemansipasi diri dari alienasi atau keterasingan yang dihasilkan oeh hubungan kekuasaan dalam masyarakat. Kritik dalam pengertian Freudian adalah refleksi atas konflik psikis yang menghasilkan represi dan memanipulasi kesadaran. Adopsi Teori Kritis atas pemikiran Freudian yang sangat psikologistik dianggap sebagai pengkhianatan terhadap ortodoksi marxisme klasik.
Menurut teori kritis, individu dalam masyarakat dan interaksi antara individu dengan masyarakat lebih penting ketimbang masyarakat sebagai satu kesatuan. Horkheimer dan Adorno dalam Dialectics of Enlightment mengkritik semua teori modernitas terdahulu, termasuk teori Marx, atas ketidakpeduliannya pada isu yang mereka sebut “dominasi”. Dalam hal ini, mereka menyatakan bahwa teori kritis mereka sendiri lebih merupakan kritik menyeluruh atas peradaban dibandingkan dengan karya Marx yang hanya menerapkan kritiknya kepada kapitalisme.4
Bencana Lapindo Brantas
Lapindo Brantas Inc. adalah salah satu perusahaan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) ditunjuk BPMIGAS untuk melakukan proses pengeboran minyak dan gas bumi di beberapa wilayah Indonesia. Saham Lapindo Brantas dimiliki 100% oleh PT. Energi Mega Persada melalui anak perusahaannya yaitu PT Kalila Energy Ltd (84,24 persen) dan Pan Asia Enterprise (15,76 persen). Saat ini Lapindo memiliki 50% participating interest di wilayah Blok Brantas, Jawa Timur, Indonesia. Selain Lapindo, participating interest Blok Brantas juga dimiliki oleh PT Medco E&P Brantas (anak perusahaan dari MedcoEnergi) sebesar 32 persen dan Santos sebesar 18 persen. Dikarenakan memiliki nilai saham terbesar, maka Lapindo Brantas bertindak sebagai operator.5
PT. Energi Mega Persada sebagai pemilik saham mayoritas Lapindo Brantas merupakan anak perusahaan Grup Bakrie. Grup Bakrie memiliki 63,53% saham, sisanya dimiliki komisaris EMP, Rennier A.R. Latief, dengan 3,11%, Julianto Benhayudi 2,18%, dan publik 31,18% [1]. Chief Executive Officer (CEO) Lapindo Brantas Inc. adalah Nirwan Bakrie yang merupakan adik kandung dari pengusaha dan Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat Republik Indonesia pada Kabinet Indonesia Bersatu, Aburizal Bakrie.6
PT. Lapindo Brantas Inc telah menyebabkan peristiwa sosial (social affair) yang terjadi di Kabupaten Sidoarjo Propinsi Jawa Timur, sangat popular dengan kasus istilah luapan lumpur. Kasus ini sudah berjalan selama lebih dari dua tahun, dampak yang ditimbulkan dari luapan lumpur ini sangat besar nilainya, berbagai infrastruktur baik industri, pendidikan, pemerintahan, sosial, pertanian, perdagangan, peribadatan. Kerusakan berbagai infrastruktur ini menimbulkan dampak sosial yang sangat besar bagi masyarakat yang terkena luapan lumpur. Masyarakat harus kehilangan tempat tinggal, pekerjaan dan mata pencaharian yang sudah mereka perjuangkan selama ini. Masyarakat harus rela menempati tempat penampungan sementara yang disediakan Pemda Kabupaten Sidoarjo. Dampak sembuaran ini diantaranya :7
Lumpur menggenangi duabelas desa di tiga kecamatan. Semula hanya menggenangi empat desa dengan ketinggian sekitar 6 meter, yang membuat dievakuasinya warga setempat untuk diungsikan serta rusaknya areal pertanian. Luapan lumpur ini juga menggenangi sarana pendidikan dan Markas Koramil Porong. Hingga bulan Agustus 2006, luapan lumpur ini telah menggenangi sejumlah desa/kelurahan di Kecamatan Porong, Jabon, dan Tanggulangin, dengan total warga yang dievakuasi sebanyak lebih dari 8.200 jiwa dan tak 25.000 jiwa mengungsi. Karena tak kurang 10.426 unit rumah terendam lumpur dan 77 unit rumah ibadah terendam lumpur.
Lahan dan ternak yang tercatat terkena dampak lumpur hingga Agustus 2006 antara lain: lahan tebu seluas 25,61 ha di Renokenongo, Jatirejo dan Kedungcangkring; lahan padi seluas 172,39 ha di Siring, Renokenongo, Jatirejo, Kedungbendo, Sentul, Besuki Jabon dan Pejarakan Jabon; serta 1.605 ekor unggas, 30 ekor kambing, 2 sapi dan 7 ekor kijang.
Sekitar 30 pabrik yang tergenang terpaksa menghentikan aktivitas produksi dan merumahkan ribuan tenaga kerja. Tercatat 1.873 orang tenaga kerja yang terkena dampak lumpur ini.
Empat kantor pemerintah juga tak berfungsi dan para pegawai juga terancam tak bekerja.
Tidak berfungsinya sarana pendidikan (SD, SMP), Markas Koramil Porong, serta rusaknya sarana dan prasarana infrastruktur (jaringan listrik dan telepon)
Rumah/tempat tinggal yang rusak akibat diterjang lumpur dan rusak sebanyak 1.683 unit. Rinciannya: Tempat tinggal 1.810 (Siring 142, Jatirejo 480, Renokenongo 428, Kedungbendo 590, Besuki 170), sekolah 18 (7 sekolah negeri), kantor 2 (Kantor Koramil dan Kelurahan Jatirejo), pabrik 15, masjid dan musala 15 unit.
Kerusakan lingkungan terhadap wilayah yang tergenangi, termasuk areal persawahan
Pihak Lapindo melalui Imam P. Agustino, General Manager PT Lapindo Brantas, mengaku telah menyisihkan US$ 70 juta (sekitar Rp 665 miliar) untuk dana darurat penanggulangan lumpur.
Akibat amblesnya permukaan tanah di sekitar semburan lumpur, pipa air milik PDAM Surabaya patah [2].
Meledaknya pipa gas milik Pertamina akibat penurunan tanah karena tekanan lumpur dan sekitar 2,5 kilometer pipa gas terendam [3].
Ditutupnya ruas jalan tol Surabaya-Gempol hingga waktu yang tidak ditentukan, dan mengakibatkan kemacetan di jalur-jalur alternatif, yaitu melalui Sidoarjo-Mojosari-Porong dan jalur Waru-tol-Porong.
Tak kurang 600 hektar lahan terendam.
Sebuah SUTET milik PT PLN dan seluruh jaringan telepon dan listrik di empat desa serta satu jembatan di Jalan Raya Porong tak dapat difungsikan.
Analisa dalam perspektif Critical Theory
Menurut teori kritis bahwa masyarakat harus terbebas dari alienasi, dalam hal kasus korban lumpur Lapindo adalah bahwa masyarakat Porong yang menjadi korban terdampak lumpur Lapindo kehilangan kehidupannya. Bukan hanya harta benda dan ekonomi, tapi juga kehidupan secara menyeluruh. Teori kritis menganggap ini sebagai bentuk alienasi masyarakat dari kehidupannya. Sejak duabelas desa di tiga kecamatan ini terendam lumpur, secara otomatis kehidupan politik, sosial dan ekonominya tercerabut dari akar semestinya.
Kerugian yang ditanggung oleh masyarakat Porong khususnya tidak hanya secara ekonomi, namun lebih parah adalah dampak sosial. Secara ekonomi, kerugian yang ditanggung oleh masyarakat porong sangat besar. Dari analisis berbagai media massa menyebutkan lebih dari trilyun rupiah kerugiannya setiap tahun. Belum lagi kerugian ekonomi Jawa Timur dan juga kerugian ekonomi Indonesia akibat lumpur Lapindo ini. tentu sangat besar dan merugikan banyak pihak.
Akan tetapi, kerugian pada kehidupan sosial tidak terhitung dalam rupiah justru lebih banyak merugikan masyarakat Porong. Bagaimana tatanan masyarakat porong menjadi kacau dan tidak normal lagi, selain itu banyak yang trauma dengan kehidupan yang terjadi di Porong sejak adanya luapan lumpur Lapindo ini. secara tertulis dapat dikatakan bahwa masyarakat korban lumpur juga merasakan dampak sosial yang besar, oleh madzhab teori kritis disebutkan bahwa seharusnya tidak hanya ekonomi yang menjadi titik perspektif analisa namun juga dari segi sosial.
Selain dari segi ekonomi dan sosial, juga terjadi lingkungan fisik yang rusak, kesehatan warga setempat juga terganggu. menurut tim ahli ITS yang membidangi penanganan lingkungan menyatakan bahwa lumpur panas Lapindo di Sidoarjo bisa menyebabkan infeksi saluran pernapasan dan iritasi kulit. Dia menjelaskan lumpur tersebut juga mengandung bahan karsinogenik yang, bila menumpuk di tubuh, bisa menyebabkan penyakit serius seperti kanker. Selain itu, jika masuk ke tubuh anak secara berlebihan, bisa mengurangi kecerdasan. Lily mengatakan, berdasarkan analisis sampel air di tiga lokasi berbeda, dari 10 kandungan fisika dan kimia yang dijadikan parameter, 9 di antaranya telah jauh melampaui baku mutu limbah cair sesuai dengan surat keputusan Gubernur Jawa Tengah. Kandungan logam berat (Hg), misalnya, mencapai 2,565 mg/liter Hg. Padahal baku mutunya hanya 0,002 mg/liter Hg.8
Jadi, seperti menurut para tokoh teori kritis yang menyebutkan jika sesuatu itu tidak hanya dilihat dari perspektif ekonomi saja akan tetapi secara kompleks, yakni sosial, politik, lingkungan dan masih banyak lagi perspektif yang dapat diambil oleh penganalisa.
2 George Ritzer, Dkk. 2004. Teori Sosiologi Moderen. Jakarta. Kencana. Hal 176
3 http://ekawenats.blogspot.com/2006/06/teori-kritis-dan-varian-paradigmatis.html
4 Ben Agger. 2003, Teori Sosial Kritis. Yogyakarta. Kreasi Wacana. Hal 170
5 http://222.124.164.132/article.php?sid=135129 diakses tanggal 18 Agustus 2008
6 Ibid.
7 http://id.wikipedia.org/wiki/Banjir_lumpur_panas_Sidoarjo_2006 diakses tanggal 18 Agustus 2008
8 Koran Tempo, 16/6/06
Pengertian Feminisme
Sebelum beranjak terhadap analisis mengenai dampak patriarki terhadap konflik yang terjadi di Indonesia, alangkah lebih baiknya jika dibuat “kacamata” terlebih dahulu untuk menganalsisnya. Ada beberapa teori mengenai Feminisme, diantaranya :
Feminisme liberal
Perspektif ini dirumuskan Mary Wallstonec Ralf (1759-1799) dalam tulisannya a vindication of the right of right of woman dan John Stuart Mill dalam The Subjection of Woman kemudian Betty Friedan dalam tulisannya The Feminime Mistyque dan The second Stage.
Mereka menekankan bahwa subordinasi perempuan berakar dalam keterbatasan hukum dan adat yang menghalangi perempuan masuk ke lingkungan publik. Perempuan dianggap kurang memiliki intelektualitas dan kemampuan fisik sehingga tidak sanggup menjalankan peran di lingkungan publik. Feminisme radikal kemudian menyangkal anggapan tersebut berdasarkan konsep liberal tentang hakikat manusia bahwa manusia memiliki kemampuan yang bisa dibedakan dengan binatang yaitu moralitas-pembuat keputusan yang otonom-dan prudentialitas-pemenuhan kebutuhan diri sendiri sehingga manusia mempunyai hak dan kesempatan yang sama untuk memajukan dirinya.
Feminisme Marxis
Reaksi terhadap pemikiran Feminisme Liberal, Feminisme Marxis bependapat bahwa ketertinggalan perempuan bukan disebabkan tindakan individu secara sengaja tapi akibat dari struktur sosial, politik dan ekonomi yang dekat dengan kapitalisme.
Fokus Feminisme Marxis berkisar pada hal-hal yang berhubungan dengan pekerjaan perempuan, pranata keluarga dikaitkan dengan sistem kapitalisme. Pekerjaan perempuan dalam mengurus rumah tangga dianggap tidak penting dan dianggap bukan pekerjaan. Ganjalan Feminisme Marxis yaitu sekalipun perempuan diberi kesempatan untuk bekerja di luar rumah tapi jika mereka tidak dibebaskan dari tugas rumah tangga maka iu hanya akan menambah beban kerja mereka.
Tokoh-tokohnya antara lain Dalla Costa & Selma James, Nancy Holmstrom. Perhaitan feminisme marxis kini tertuju pada ketidakadilan secara seksual yang berlaku di tempat kerja.
Feminisme Radikal
Perspektif ini lebih pada reproduksi dan seksualitas perempuan. Asumsi dasarnya adalah patriarki oleh karena itu sistem patriarki tidak saja harus dirombak tapi juga harus dicabut sampai ke akar-akarnya.
Adrienne Rich percaya bahwa laki-laki iri dan merasa takut akan kemampuan reproduktif perempuan sebab kehidupan manusia ada di tangan perempuan. Perempuan mampu memelihara kehidupan tapi juga mampu merusak hidup. Oleh karena itu kemampuan ini harus dibatasi. Tokoh lain yaitu Kete Millet lebih pada melihat masalah seksualitas perempuan. Asumsi dasarnya bahwa seks itu politik. Penguasaan laki-laki atas ranah domestik dan publik adalah patriarki, maka untuk membebaskan perempuan dari lingkaran ini adalah dengan menghapus kekuasaan laki-laki tersebut.
Feminisme Psikoanalisis
Perspektif ini bertolak dari teori Freud tentang seksualitas sebagai unsur yang krusial dalam pengembangan hubungan jender. Kritikan diperoleh dari kaum feminis seperti Betty Friedan, Kate Millet, Shulamit Firestone karena mereka tidak setuju teori Freud yang mengatakan bahwa keadaan biologis perempuan dan laki-laki adalah faktor penentu kekuasaan yang patriarki dalam masyarakat dan keluarga.
Kaum feminisme Psikoanalisis menganalisis tahap pra-oedipus kompleks berasumsi bahwa tahapan psikoseksual tersebut adalah kunci untuk memahami seksualitas dan jender yang timpang dimana perempuan pada posisi subordinat. Tokohnya yaitu Freud, Dinnertein, Chodorow, Juliet Mitchell.
Feminisme Sosialis
Feminisme sosialis muncul karena tidak puas terhadap analisis Feminisme Marxis yang berdasarkan pemikiran marxis yang buta jender. Asumsi Feminisme Sosialis adalah hidup dalam masyarakat kapitalis bukan penyebab utama keterbelakangan perempuan. Feminisme Radikal, sebaliknya telah memberikan analisis tentang jender. Feminisme psikoanalisis gagal mengartikulasi dasar materil bagi ketertindasan perempuan dan struktur kejiwaan.
Feminisme Sosialis mengembangkan dua pendekatan yaitu :
Teori yang menggabungkan penjelasan tentang patriarki yang non materialis dengan kapitalisme yang materialis dengan penjelasan kapitalisme yang materialis. Teori ini menjelaskan patriarki dn kapitalisme adalah bentuk-bentuk hubungan sosial khusus. Teori berganda ini sangat kompleks.
Teori ‘Unifled – system theory ‘, pembagian kerja berdasarkan jender sebagai konsep tunggal. Teori ini berusaha menganalisis kapitalisme dan patriarki bersama-sama dengan dengn menggunakan satu konsep.1
Pengertian Patriarki dan Konflik di Indonesia
Patriarki adalah tata kekeluargaan yang sangat mementingkan garis turunan bapak, lihat: Kamus Besar Bahasa Indonesia, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, cet. Balai Pustaka, cet. 3, 1990, hlm. 654. Secara etimologi, patriarki berkaitan dengan sistem sosial di mana ayah menguasai seluruh anggota keluarganya, harta miliknya, serta sumber-sumber ekonomi. Ia juga yang membuat semua keputusan penting bagi keluarga. Dalam sistem sosial, budaya (juga keagamaan), patriarki muncul sebagai bentuk kepercayaan atau ideologi bahwa laki-laki lebih tinggi kedudukannya dibanding perempuan; bahwa perempuan harus dikuasai bahkan dianggap sebagai harta milik laki-laki.2
Menurut Bhasin menjelaskan bahwa kata patriarki secara harafiah berarti kekuasaan bapak atau “patriakh (patriarch)”. Pada awalnya patriarki digunakan untuk menyebut suatu jenis “keluarga yang dikuasai oleh kaum laki-laki”, yaitu rumah tangga besar patriarch yang dikuasai oleh laki-laki (Bhasin, 1996, p.1). Secara detail, patriarki merujuk pada sebuah bentuk organisasi rumah tangga dimana laki-laki mendominasi anggota keluarga yang lain dan mengontrol produksi ekonomi rumah tangga. Patriarki dipandang sebagai ideologi bagaimana laki-laki mendominasi. Masyarakat yang patriarkis adalah masyarakat yang dimana laki-laki memiliki kekuatan dan kontrol. Perempuan biasanya dieksploitasi, dirugikan dan mempunyai status yang lebih rendah.
Kultur patriarki mempengaruhi pola pikir masyarakat. Perbedaan gender telah melahirkan berbagai ketidakadilan, baik bagi kaum laki-laki dan terutama terhadap kaum perempuan. Ketidakadilan gender termanifestasikan dalam pelbagai bentuk ketidakadilan yaitu marginalisasi atau proses pemiskinan ekonomi, subordinasi anggapan tidak penting dalam keputusan politik, pembentukan stereotipe atau melalui pelabelan negatif, kekerasan, beban kerja yang panjang dan lebih banyak serta sosialisasi ideologi peran gender (Fakih, 1999 : 12-13). Sementara itu peran-peran sub ordinasi paling umum diperankan oleh perempuan dalam hubungan kekuasaan: perempuan berperan sebagai korektor (fixer), ia ingin hubungan itu stabil, harmonis dan menyenangkan; perempuan sebagai penyenang (pleaser), ia mencoba memenuhi harapan laki-laki; perempuan sebagai suhada (martyr) : ia ingin pasangannya hidup senang sekalipun mengorbankan dirinya. Ketidakadilan gender yang ada dalam suatu rumah tangga akan menghasilkan konflik diantara suami istri yang jika dibiarkan terus berlanjut akan mengakibatkan perceraian. Hubungan perkawinan antar suami dan istri merupakan ikatan sentral persatuan keluarga di dalam masyarakat, apabila ikatan ini pecah, keluarga juga akan pecah. (Ihromi, 1999 : 167).3
Dalam kehidupan rumah tangga, laki-laki ditempatkan secara budaya sebagai kepala rumah tangga sedangkan istri sebagai ibu rumah tangga dimana posisinya selalu berada di bawah dominasi laki-laki. Perempuan dipandang lebih utama untuk berkiprah di sektor domestik, membersihkan rumah, memasak, mencuci, dan mengasuh anak. Jika ia bekerja di sektor publik, disamping harus memilih pekerjaan yang sesuai dengan kodratnya, dia tetap sebagai pembantu suami dalam memenuhi kebutuhan nafkah keluarga.
Konflik di dalam masyarakat Indonesia dapat diawali dari konflik rumah tangga, hal ini terjadi karena rumah tangga merupakan komunitas terkecil yang memiliki pemahaman patriarki. Secara keseluruhan (kecuali Minagkabau), masyarakat Indonesia menganut patriarki sehingga pemikiran laki-laki lebih dominan dalam masyarakat pun semakin kuat.
Sebagian besar konflik yang terjadi dikarenakan maskulinitas kebijakan yang diambil oleh pemerintah. Hanya sedikit yang mempertimbangkan ke-femininitasan. Masyarakat Indonesia secara kultural memang sangat kental dengan adat patriarki. Hampir semua konflik yang terjadi karena adanya kebijakan penyelesaian dengan kekerasan. Bahkan, ketika Presiden Indonesia perempuan yakni Megawati Soekarnoputri pun menggunakan kebijakan Daerah Operasi Militer (DOM) bagi Gerakan Aceh Merdeka (GAM) yang menggunakan kekuatan militer yang sangat membuat traumatis bagi masyarakat Aceh.
1 http://www.kabarpapua.com//modules.php?name=News&file=print&sid=346
2 http://simoelmughni.multiply.com/journal/item/70
3 http://yolagani.wordpress.com/2007/11/23/campursari-ala-didi-kempot-perempuan-dan-laki-laki-jawa-mendobrak-patriarki/
LAPORAN PERTANGUNGJAWABAN
PENGURUS HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM (HMI)
CABANG JEMBER KOMISARIAT FISIPOL
BIDANG PENELITIAN, PENGEMBANGAN DAN PEMBINAAN ANGGOTA (PPPA)
PERIODE 2007-2008
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
PENDAHULUAN
Segala puji bagi Allah Subhanahu Wata’ala yang telah memberikan nikmat Hidayah dan Taufiqnya kepada kita sekalian sehingga kita dapat bertemu dan sharing dalam forum Rapat Anggota Komisariat (RAK) demi transformasi nilai HMI yang lebih baik dimasa yang akan datang. Sholawat dan salam semoga terlimpah-curah kan kepada manusia paling sempurna di dunia ini Nabi Muhammad SAW yang telah membukakan jalan bagi kita kepada era pengetahuan.
Saudara Presidium Sidang dan Peserta RAK yang kami hormati,
Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) merupakan organisasi mahasiswa tertua dalam sejarah bangsa Indonesia. Sejak lahir tanggal 5 Februari 1947, HMI telah mencetak kader-kader Bangsa yang berkualitas dan kompeten di bidangnya. Hal ini tidak terlepas dari adanya kader-kader yang berfikir rasional seperti apa yang dimaksudkan dalam tujuan HMI sendiri.
Tujuan HMI seperti tercantum dalam Pasal 4 Anggaran Dasar HMI adalah : “Terbinanya Insan Akademis, Pencipta, Pengabdi yang bernafaskan Islam dan bertanggungjawab atas terwujudnya masyarakat adil makmur yang di Ridhoi Allah Subhanahu Wata’ala.” Untuk itu, pada hakekatnya HMI bukanlah organisasi massa dalam pengertian fisik dan kuantitatif, sebaliknya HMI secara kualitatif merupakan lembaga pengabdian dan pengembangan ide, bakat dan potensi yang mendidik, memimpin dan membimbing anggota-anggotanya untuk mencapai tujuan dengan cara-cara perjuangan yang benar dan efektif.
HMI merupakan organisasi Kader yang sesungguhnya akan membentuk investasi manusia yakni yang berkualitas ilmu dan iman yang mampu melaksanakan tugas-tugas manusia yang akan menjamin adanya kehidupan yang sejahtera material, spiritual dan adil makmur serta bahagia. Selain itu, HMI juga memberikan kebebasan luas kepada kader-kadernya untuk berproses dalam wadah yang sangat dinamis akan tetapi tetap dalam koridor yang ada dalam konstitusi agar menjadi kader muslim, intelektual dan professional.
Saudara-Saudara Peserta Forum RAK yang berbahagia,
Tidak terasa begitu singkat waktu satu periode dalam kepengurusan kami, rasanya masih banyak yang ingin kami abdikan untuk komisariat tercinta. Satu tahun periode telah menorehkan banyak hal, ada Senang, Sedih, Tawa, Canda, Susah dan Benci tercampur menjadi satu dalam wadah yang menjadikan kita sebagai keluarga yang tak terpisahkan. Banyak kisah yang terjadi dalam sejengkal langkah yang kami pimpin di komisariat ini, harapan terbesar kami adalah menjadikan kader-kader komisariat sebagai insan cendekia yang sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai oleh HMI.
Layaknya sebuah jam waktu yang terus berputar, periode kepengurusan pun akan segera berakhir dan ber-regenerasi seperti layaknya organisasi yang eksis untuk dapat berubah. Kami tidak dapat memberikan sesuatu yang sempuna, hanyalah semacam tinta yang dapat kami tuliskan kedalam sejarah panjang komisariat Fisipol tercinta. Baik dan buruk, adalah merupakan upaya dan usaha kami yang paling maksimal dan didukung sepenuhnya oleh kader-kader yang luar biasa yang dimiliki oleh komisariat demi kokohnya perkaderan yang ada di komisariat khususnya dan HMI pada umumnya.
Saudara-Saudara peserta RAK yang bersahaja,
Menjadi seorang pengurus tidaklah harus sempurna akan tetapi harus berusaha untuk sempurna, karena seperti kata pepatah asing “no bodys perfect” memang tidak ada manusia yang paling sempurna kecuali Nabi Muhammad SAW. Usaha yang kami upayakan adalah dalam perjalanan (proses) untuk menjadi sempurna, meskipun semuanya yang menilai adalah saudara-saudara sekalian.
Deskripsi kerja yang kami peroleh untuk menjadi pengurus tidak terlepas dari pengalaman-pengalaman yang kami dapatkan dari periode-periode terdahulu. Tentu saja atas bimbingan dan pemahaman yang kami peroleh dari orang-orang yang telah terlebih dahulu berproses di komisariat serta dikoridori oleh konstitusi, sehingga kami mencoba untuk dapat memahami tugas dan pengabdian kami sesungguhnya untuk komisariat.
Bidang Penelitian, Pengembangan dan Pembinaan Anggota merupakan bidang yang memiliki tanggung jawab dalam bidang perkaderan yang ada di Komisariat. Bidang PPPA bertanggungjawab melaksanakan pembinaan anggota dengan melaksanakan pengawasan terhadap training-training yang dilakukan oleh komisariat. Perkaderan yang dilakukan di komisariat dimotori oleh bidang PPPA dan selanjutnya akan dip roses oleh bidang-bidang lainya setelah mengetahui potensi kader dengan melakukan penelitian terhadap anggotanya.
Meskipun telah tiga kali di bidang PPPA terjadi perubahan formasi selama periode kepengurusan 2007-2008, akan tetapi kami tetap dapat melaksanakan tugas dengan sebisa mungkin. Penyesuaian dalam bidang diperlukan namun tidak memerlukan banyak waktu untuk kami melakukannya. Bahkan beberapa person di bidang kami pun berubah formasi melengkapi bidang lain demi maksimalnya tanggung jawab yang kami emban bersama. Seperti yang kami pahami dalam kepengurusan adalah sebuah collective collegial, semoga yang kami maksud dapat dipahami seperti apa yang kami maksudkan.
Presidium Sidang dan Kader-kader komisariat yang saya banggakan,
Waktunya telah tiba bagi kami untuk mempertanggungjawabkan kepada saudara sekalian peserta forum RAK yang transformative ini dengan harapan terjadi proses evaluasi yang maksimal demmi pembelajaran bagi terwujudnya perbaikan komisariat yang lebih baik di masa yang akan datang. Untuk itulah, perkenankan kami bidang Penelitian, Pengembangan dan Pembinaan Anggota (PPPA) untuk menyampaikan laporan pertanggungjawaban dalam forum RAK ini. Sistematika penyusunan Laporab Pertanggungjawaban yang kami susun adalah sebagai berikut :
Pendahuluan
Kondisi Objektif
Kondisi Internal
Kondisi Eksternal
Program Kerja
Realisasi Program Kerja
Evaluasi dan Proyeksi
Penutup
KONDISI OBYEKTIF
Kondisi Internal
Kader komisariat Fisipol dikenal paling kritis dan dianamis. Ini dapat terlhiat dari beberapa indikator yang menyebabkan HMI komfis mendapatkan julukan tersebut dari Cabang Jember. modal kader yang sangat besar inilah yang menjadi pendorong dan penyemangat bagi kami bidang PPPA untuk dapat mewujudkan apa yang kami sebut sebagai Tujuan HMI. Kader komisariat Fisipol ini sangat potensial di berbagai bidang baik internal HMI maupun eksternal HMI. Kader-kader yang dimiliki ini hanya memerlukan pengawasan dan pengawalan agar tidak keluar dari koridor HMI yakni Islam dan KeIndonesiaan.
Penyesuaian kinerja pada semester pertama dan kedua tidak cukup dapat menghambat pelaksanaan program kerja yang kami rencanakan dalam Rapat Kerja Kepengurusan. Meski beberapa hal terjadi dalam komisariat, seperti misalnya terjadi gejolak protes dalam bentuk hearing yang dilakukan oleh kader terhadap kami pengurus merupakan sebuah proses dimana kader akan lebih dapat berfikir kritis untuk proyeksi harapan mereka di komisariat di masa yang akan datang.
Kondisi Eksternal
Perkembangan pola pikir mahasiswa menjadikan banyak perubahan terjadi, mahasiswa sebagai sasaran utama HMI telah terpengaruh oleh budaya-budaya hedon yang sebenarnya hanya merugikan mereka sendiri. Aktifitas kampus yang tidak ada toleransi bagi pegiat organisasi pun menambah positif dan negatifnya keaktifan kader di komisariat.
Common enemy yang sempat mengemuka terhadap kelompok tertentu di Kampus maupun di liar kampus sangat berdampak pada dinamisnya kader dan militansi kader terhadap komisariat. Akan tetapi, hal ini berdampak positif dan negative tentunya. Isu-isu negative yang ada di luar membuat kader komisariat pun banyak yang kebingungan menghadapinya apalagi jika di hadapkan kepada calon kader komisariat.
Isu-isu yang berkembang di luar komsiariat sangat beragam, beberapa isu dapat mempengaruhi stabilitas komisariat. Beberapa isu diantaranya adalah bahwa HMI merupakan underdog salah satu partai politik, dan beberapa isu lokal lainnya yang mempengaruhi terhadap stabilitas komisariat.
RENCANA DAN REALISASI PROGRAM KERJA
1. Rencana Program Kerja
Saudara-saudara sehimpunan yang kami banggakan,
Program Kerja yang kami susun dalam masa satu periode kepengurusan adalah sebagai berikut :
MAPERCA
Latihan Kader I (LK-1)
Kajian Keislaman
Kajian NDP
Kajian Sejarah HMI
Kajian Konstitusi HMI
Penanganan Bulan Ramadhan
Tafsir NDP
Penelitian Anggota
Evaluasi Kader
Silaturahmi terhadap Kader
2. Realisasi Program Kerja
Realisasi program kerja bidang Penelitian, Pengembangan dan Pembinaan Anggota pada dasarnya yang bersifat regular, baik itu perekrutan anggota, kegiatan bulan Ramadhan, Idul Adha, dan lain sebagainya. Program kerja yang terealisir diantanranya :
a. Kajian Reguler :
Kajian Buka Puasa Bersama
Tema : Marhaban Ya Ramadhan (Menyoal Puasa)
Hari / Tanggal : Kamis, 13 September 2008
Pembicara : Moh. Eksan. S. Ag.
Peserta : 35 Orang
Tempat : Sekretariat HMI Cabang Jember Komisariat Fisipol
Jalan Bangka I/9 Jember
Maperca dan Gelar Seni “Riak Ramadhan”
Tema : Insan Cita dalam HMI sebagai arah menuju kedewasaan akademis mahasiswa.
Hari/ Tanggal : Jumat, 21 September 2007
Pembicara : M. Hazmi, D.E.S.S
Peserta : 53 Orang
Tempat : Gedung Graha Bina Insani
Jalan Mastrip No.73 Jember
Kajian Nilai Dasar Perjuangan (NDP) HMI
Tema : Nilai Dasar Perjuangan (NDP) HMI
Hari/ Tanggal : Jumat, 7 Desember 2007
Pembicara : Drs. Juhanda, M.Si
Peserta : 17 Orang
Tempat : Sekretariat HMI Cabang Jember Komisariat Fisipol
Jalan Bangka I/9 Jember
Kajian Sejarah HMI
Tema : Sejarah HMI dan Sejarah Islam
Hari/ Tanggal : Rabu, 9 Januari 2008
Pembicara : M. Hazmi, D.E.S.S
Peserta : 20 Orang
Tempat : Sekretariat HMI Cabang Jember Komisariat Fisipol
Jalan Bangka I/9 Jember
Kajian Peringatan HUT HMI ke-61
Tema : Refleksi 61 Tahun HMI dalam membangun Bangsa Indonesia
Hari/ Tanggal : Sabtu, 9 Februari 2008
Pembicara : Moh. Eksan, S.Ag
Peserta : 24 Orang
Tempat : Sekretariat HMI Cabang Jember Komisariat Fisipol
Jalan Bangka VII/5 Jember
Kajian Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW
Tema : Muhammad SAW sebagai pembawa rahmatan lil alamin
Hari/ Tanggal : Selasa, 25 Maret 2008
Pembicara : Drs. Abdulah Ahmad Rasyid
Peserta : 28 Orang
Tempat : Sekretariat HMI Cabang Jember Komisariat Fisipol
Jalan Bangka VII/5 Jember
Kajian Keislaman : Pengajian Rutin Mingguan
Hari /Tanggal : Kamis dan Jumat, 8 dan 9 Mei 2008 (Setiap Hari Kamis dan Jumat)
Jadwal : 1. Kamis setiap Pukul 17.30 s.d. 18.45
Sholat Magrib Berjamaah,
Tadarus Alquran
Kultum (kuliah Tujuh Menit)
Sholat Isya Berjamaah.
2. Jumat setiap Pukul 12.30 s.d. 14.00 (ba’da shalat jumat)
Belajar Membaca Alquran (Tajwid)
Belajar Agama Islam ( Tauhid, Fiqih, Muamalah, Tafsir, dll)
Materi Fiqih, Pemateri M.Yudha Jaya S.
Tempat : Sekretariat HMI Cabang Jember Komisariat Fisipol
Jalan Bangka VII/5 Jember
Kajian Keislaman : Pengajian Rutin Mingguan
Hari /Tanggal : Kamis dan Jumat, 15 dan 16 Mei 2008 (Setiap Hari Kamis dan Jumat)
Jadwal : 1. Kamis setiap Pukul 17.30 s.d. 18.45
Sholat Magrib Berjamaah,
Tadarus Alquran
Kultum (kuliah Tujuh Menit)
Sholat Isya Berjamaah.
2. Jumat setiap Pukul 12.30 s.d. 14.00 (ba’da shalat jumat)
Belajar Membaca Alquran (Tajwid)
Belajar Agama Islam ( Tauhid, Fiqih, Muamalah, Tafsir, dll)
Materi Fiqih Lanjutan, Pemateri M. Yudha Jaya S.
Tempat : Sekretariat HMI Cabang Jember Komisariat Fisipol
Jalan Bangka VII/5 Jember
Kajian Keislaman : Pengajian Rutin Mingguan
Hari /Tanggal : Kamis dan Jumat, 22 dan 23 Mei 2008 (Setiap Hari Kamis dan Jumat)
Jadwal : 1. Kamis setiap Pukul 17.30 s.d. 18.45
Sholat Magrib Berjamaah,
Tadarus Alquran
Kultum (kuliah Tujuh Menit)
Sholat Isya Berjamaah.
2. Jumat setiap Pukul 12.30 s.d. 14.00 (ba’da shalat jumat)
Belajar Membaca Alquran (Tajwid)
Belajar Agama Islam ( Tauhid, Fiqih, Muamalah, Tafsir, dll)
Materi Tauhid, Pemateri M. Yudha Jaya S.
Tempat : Sekretariat HMI Cabang Jember Komisariat Fisipol
Jalan Bangka VII/5 Jember
Kajian Buka Bersama
Tema : Budaya dalam Perspektif Budaya Bangsa
Hari/ Tanggal : Selasa, 2 September 2008
Pembicara : Prof. DR. Hari Yuswadi, M.Si
Peserta : 41 Orang
Tempat : Sekretariat HMI Cabang Jember Komisariat Fisipol
Jalan Bangka VII/5 Jember
Kajian Konstitusi HMI
Tema : Konstitusi HMI
Hari/ Tanggal : Sabtu, 13 September 2008
Pembicara : Yusuf Adi Pamungkas
Peserta : 25 Orang
Tempat : Sekretariat HMI Cabang Jember Komisariat Fisipol
Jalan Bangka VII/5 Jember
Maperca dan Pentas Seni
Hari/ Tanggal : Selasa, 14 Oktober 2008
Pembicara : M. Hazmi, D.E.S.S
Tema : Maperca sebagai upaya pengenalan HMI menuju terbinanya insane akademis dan berkualitas.
Peserta : 35 Orang
Tempat : Gedung Graha Bina Insani
Jalan Mastrip No.73 Jember
b. Pembentukan Panitia :
Rapat Pembentukan Panitia LK-1 dan Maperca
Hari/ Tanggal : Minggu 9 September 2007
Peserta : 26 Orang
Hasil : Ketua Panitia : Doddy Yasman
Sekretaris : Nurhalimah
Bendahara : Agung Budi. S
Rapat Pembentukan Panitia Bakti Sosial Idul Adha 1428 H.
Hari/ Tanggal : Kamis, 29 Nopember 2007
Peserta : 28 Orang
Hasil : Ketua Panitia : Dwi Brama Aprilia Yudha
Sekretaris : M. Arbak Muzaki
Bendahara : Fendy Yudistyawan
Rapat Pembentukan Panitia LK-1 dan Maperca
Hari/ Tanggal : Selasa, 9 September 2008
Peserta : 48 Orang
Hasil : Ketua Panitia : Abdullah
Sekretaris : Rina Wulandari
Bendahara : 1. Aulia Kamal Altatur
2. Gigik Sugiharto
c. Melaksanakan Rekruitmen Anggota
Pelaksanaan rekruitmen anggota diwujudkan melalui pelaksanaan Latihan Kader I (LK-1) Komisariat Fisipol maupun dengan cara melalui pengiriman delegasi pada LK-1 yang dilaksanakan oleh komisariat lain di Lingkungan HMI Cabang Jember. selama satu periode kepengurusan, kami bidang PPPA telah berhasil merekrut kader sebagai anggota biasa sebanyak 60 orang. Perinciannya adalah sebagai berikut :
LK 1 Komisariat Fisipol di Gedung Graha Bina Insani(YABINA) Jember Pada Tanggal 26-30 September 2008 Merekrut Sebanyak 33 Orang, Lulus 24 Orang.
LK 1 Komisariat Ekonomi Unej di Gedung Graha Bina Insani (YABINA) Jember pada tanggal 12 Maret 2008 mendelegasikan sebanyak 16 Orang, Lulus 13 Orang.
LK 1 Komisariat Teknologi Pertanian di Gedung Graha Bina Insani (YABINA) Jember pada tanggal 1-4 Mei 2008 mendelegasikan sebanyak 3 orang, lulus 2 orang.
LK 1 Komisariat Fisipol di Gedung Graha Bina Insani (YABINA) Jember pada tanggal 16-19 Oktober 2008 merekrut sebanyak 33 Orang, lulus 19 Orang.
LK 1 Komisariat Sastra di Lemcadika Jember, pada tanggal 20-23 November 2008, mendelegasikan sebanyak 2 orang, lulus 2 orang.
d. Pengiriman Kader Pada Training-Training
Training – Training di HMI
LK II HMI Cabang Jember Mendelegasikan 9 orang lulus 9 orang.
Senior Course di HMI Cabang Bangkalan, pada tanggal 8 November 2007 Mengirimkan 1 orang lulus 1 orang.
Up-Grading SC di HMI Cabang Jember, pada tanggal 20 Februari 2008 mengirimkan 1 orang, lulus 1 orang.
LK II HMI Cabang Surabaya pada Tanggal 18 Maret 2008 mendelegasikan 2 orang, lulus 1 orang.
Sekolah NDP Cabang Jember pada tanggal 15 September 2008 mendelegasikan 5 orang.
DIKLATPIMKOM Cabang Jember pada tanggal 6-9 November 2008 mendelegasikan 5 orang.
Lokakarya Training HMI Cabang Jember Pada tanggal 27 Juni s.d Selesai, mendelegasikan 4 Orang.
Training di Luar HMI
Diklat Lingkungan Hidup oleh Wahana Lingkungan Hidup (WALHI) pada tanggal 22 November 2007 mengirimkan 6 Orang.
Workshop Metode Penelitian Sosial oleh Lembaga Survei Indonesia (LSI) pada tanggal 10 Juni 2008 mengirimkan seluruh kader angkatan 2006 dan 2007.
Workshop dan Training Quickcount Pilgub Jatim oleh Lembaga Survei Indonesia pada tanggal 20-21 Juli 2008 mengirimkan hampir keseluruhan kader komisariat Fisipol.
e. Melaksanakan Pendataan Anggota
Program yang telah diselesaikan
Pendataan anggota terbaru,
Pendataan anggota dan alumni Badan Pengelola Latihan (BPL),
Pendataan prosentase keaktifan kader komisariat Fisipol di lihat selama 1 bulan.
f. Melaksanakan Penelitian dan Pengembangan
Penelitian tanggal 25 Juli s.d 9 Juni 2008 Tentang Perkonomian Kader,
Penelitian tanggal 10 s.d 15 Juni 2008 Tentang Perekonomian Kader, Program Komisariat dan Pemilu Kampus,
Penelitian tanggal 17 s.d. 20 November 2008 Tentang Pelaksanaan RAK XXVIII,
g. Melaksanakan Bakti Sosial
Idul Adha 1428 H
Hari /Tanggal : Rabu S.d Kamis 19- 20 Desember 2007
Tema : “ Idul Adha Sebagai Sarana Membumikan dan Menjalin Ukhuwah Kader dengan sesama”
Tempat : Masjid Al Baitul Aisyah RT.01 RW. I Dusun Sumber Jati Desa Candi Jati Kecamatan Arjasa Kabupaten Jember
Buka Puasa on the Road
Hari/ Tanggal : Selasa, 2 Oktober 2007
Hari/ Tanggal : Selasa, 23 September 2008
h. Mengadakan Latihan Kader I (LK-1)
Latihan Kader I (LK-1)
Hari/ Tanggal : Rabu-Sabtu, 26-30 September 2007
Tema : Basic Training sebagai gerbang menuju kedewasaan yang berkualitas bagi tumbuhkembangnya insan cita dalam ber-HMI.
Peserta : 81 Orang
Tempat : Gedung Graha Bina Insani
Jalan Mastrip No.73 Jember
Hari/ Tanggal : Kamis-Minggu, 16-19 Oktober 2008
Peserta : 120 Orang
Tempat : Gedung Graha Bina Insani
Jalan Mastrip No.73 Jember
i. Mentoring
Bidang PPPA dalam periode kami, mepunyai program silaturrahmi terhadap kader. Ini kami wujudkan melalui mentoring, yakni pelaksanaan teknisnya adalah masing-masing personel pengurus mementor kader komisariat Fisipol dengan harapan permasalahan dan keluhan dapat ditampung secara langsung oleh pengurus komisariat. Akan tetapi, pengurus pun tidak diperkenankan terlalu dekat dengan orang yang di mentor, hal ini dimaksudkan agar kader bisa seobjektif mungkin dalam pelaksanaan mentoring ini.
j. Sharing Perkaderan
Sharing Perkaderan antar bidang PPPA se-Cabang Jember pada tanggal 14 Februari 2008 di Komisariat Fisipol.
IV. EVALUASI DAN PROYEKSI
Program-program yang kami rencanakan, tidak sepenuhnya terselenggara dengan baik. Hal ini terjadi dikarenakan adanya beberapa hambatan yang menjadi faktor penyebab tidak terselenggaranya kegiatan-kegiatan dengan baik. Program kerja yang tidak terlaksana adalah melaksanakan Tafsir NDP yang seyogyanya dilaksanakan pada minggu kedua bulan Juni 2008. Program ini tidak dapat dilaksanakan dikarenakan berbenturan dengan agenda kampus yakni Ujian Ahir Semseter genap. Sebenarnya, program ini bersifat substitutive dengan program Sekolah NDP yang dilaksanakan oleh HMI Cabang jember. Namun, Sekolah NDP ini ternyata tidak dapat di apresiasi dengan baik oleh kader-kader komisariat Fisipol sehingga hanya diikuti oleh 5 orang.
Adapun Program yang tidak terselenggara dengan baik adalah Sharing perkaderan. Kami dari bidang PPPA komisariat Fisipol bermaksud mengadakan Sharing dengan Bidang PPPA Komisariat lain demi kemajuan perkaderan di masing-masing komsiariat di lingkungan HMI Cabang Jember dengan cara mengundang pengurus bidang PPPA komisariat lain. Akan tetapi, respon dari komisariat lain tidak cukup menggembirakan. Bidang PPPA komisariat lain seakan tidak aware terhadap permasalahan perkaderan yang ada di komisariat. Akhirnya niat tulus dan semangat yang ingin kami tularkan tidak dapat terlaksana dikarenakan pengurus komisariat lain tidak datang. Namun, keluhan kami bidang PPPA komisariat Fisipol akhirnya mendapat Respons dari HMI Cabang Jember sehingga dilaksanakanlah Lokakarya Training dan Perkaderan.
Selain itu, program kajian rutin jumat (keislaman) yang kami harapkan mampu menjawab kurangnya pengetahuan dalam bidang keislaman kader ternyata kurang mendapatkan respon yang maksimal. Jadwal yang sudah terrencana setiap malam jumat dan hari jumat pun tidak dimanfaakan maksimal dan target bidang PPPA tidak tercapai.
Selanjutnya dalam forum yang berbahagia ini ijinkan kami menyampaikan beberapa proyeksi yang dapat dijadikan pertimbangan untuk langkah-langkah selanjutnya di komisariat Fisipol tercinta ini. diantanranya adalah :
Menjadikan Komisariat sebagai pusat informasi dan kegiatan kader serta pusat tempat berproses bagi semua kader tanpa terkecuali,
Mencoba meletakkan kepentingan bersama (komisariat) di atas kepentingan pribadi dan dapat membedakannya,
Memberikan pemahaman dan internalisasi nilai-nilai keislaman terhadap kader komisariat serta membawa suasana dan kondisi komisariat yang lebih Islami,
Mendorong kader komisariat untuk dapat lebih memahami pola perkaderan historically dan culturally yang sudah established ada di komisariat,
Mendorong kader-kader komisariat untuk mengikuti training-training formal di HMI,
Menumbuhkan semangat atau ghiroh berorganisasi yang mulai luntur,
Menyulut kembali nilai sakral sebagai pengurus melalui tutur bahasa yang halus, sopan santun, perilaku dan tindakan selayaknya seorang pemimpin yang dijadikan tauladan bagi kader-kadernya.
Menumbuhkan kekritisan kader melalui kajian-kajian ataupun diskusi-diskusi informal di warung kopi.
Demikian evaluasi dan proyeksi yang dapat kami sampaikan, semoga apa yang telah kami utarakan ini menjadikan komisariat lebih baik di masa yang akan datang.
V. PENUTUP
Saudara Saudara Seperjuangan yang di Rahmati Allah..
Demikian laporan pertanggungjawaban ini kami buat dengan sungguh-sungguh dan sesuai dengan kondisi lapangan pada bidang kami. Kekurangan dan kekhilafan merupakan hal yang sangat manusiawi yang mengiringi usaha. Besar harapan kami dalam laporan pertanggungjawaban ini mendapatkan saran dan kritik yang konstruktif dan visioner demi terwujudnya HMI Cabang Jember Komisariat Fisipol yang lebih baik di masa yang akan datang tentunya.
Tidak lupa kami menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada HMI dan seluruh entitas yang ada di dalamnya karena telah memberikan kesempatan kepada kami untuk menjalankan amanah organisasi dan berproses maksimal di kepengurusan bidang Penelitian, Pengembangan dan Pembinaan Anggota. Pengalaman berharga ini tidak akan kami sia-siakan manfaatnya karena penuh dengan ilmu dan hikmah yang sangat bermanfaat bagi kami dalam mengahdapi kenyataan pada komunitas sosial yang lebih kompleks yakni masyarakat.
Seperti yang telah kami sampaikan di awal bahwa tidak ada manusia yang sempurna, karena “errare humanum est” yang artinya khilaf adalah manusiawi, begitu pula kami pengurus bidang PPPA pasti mempunyai kekhilafan baik yang disengaja ataupun yang tidak disengaja. Pada kesempatan yang mulia ini, kami pengurus bidang PPPA dengan segala kerendahan hati memohon maaf yang seluas-luasnya kepada saudara-saudara sekalian kader komisariat Fisipol. Semoga segala keberkahan dapat menyertai kita semua. Amin..
Kami juga menyampaikan selamat berjuang kepada generasi kami selanjutnya yang akan memegang estafet tanggungjawab di komisariat Fisipol tercinta…
Jangan kembali pulang..
Kalau tiada kau menang..
Walau mayat terkapar di medan juang..
‘tuk Islam, HMI berjuang ..!
Yakin Usaha Sampai….
Billahittaufiq Walhidayah..
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh..
Jember, 25 Dzulqo’dah 1429 H
24 November 2008 M
PENGURUS HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM (HMI)
CABANG JEMBER KOMISARIAT FISIPOL
BIDANG PENELITIAN, PENGEMBANGAN DAN PEMBINAAN ANGGOTA
PERIODE 2007-2008
S U K I R N O
W A H I D I N
M. ABDUL AZIZ
IVA MUYASSAROH
AFTON ILMAN HUDA