Powered By Blogger

Home

Sunday 18 October 2015

Menerawang Hutan Batu Karst Rammang-Rammang Terluas Dunia

Kampung Berua di tengah pegunungan karst, @innokribow
Pilar-pilar batu karst atau batu kapur menjulang seperti ditanam di antara kebun dan sawah-sawah yang padinya tengah menguning. Ribuan batu karst beraneka bentuk itu bak diukir sebagai sebuah mahakarya Sang Pencipta.

Panorama itu mengingatkan landskap serupa di Vietnam atau China. Ternyata, Indonesia memiliki pesona hutan batu karst yang jauh lebih unik dan menarik untuk dinikmati.

Hutan batu karst itu ada di Rammang-Rammang, itu berada di gugusan pegunungan kapur di Kabupaten Maros hingga Pangkep, Sulawesi Selatan. Tepatnya berada di Desa Salenrang, Kecamatan Bontoa, Kabupaten Maros, yang berjarak sekitar 40 Kilometer dari Makassar.

Sejumlah literatur menyebutkan Pegunungan Karst di Maros-Pangkep itu merupakan terluas kedua dunia setelah China. Bahkan, ada pula yang menyebut terluas dan terbesar dunia karena pegunungan karst di China telah berkurang akibat eksploitasi dan penambangan.

Plang pintu masuk Kampung Berua @innokribow
Literatur lain menyebut taman Hutan Batu Kapur Rammang-Rammang ini hanya satu di Indonesia dan terluas ketiga di dunia, setelah yang pertama adalah Taman Hutan Batu Tsingy di Madagaskar dan yang kedua adalah Taman Hutan Batu Shilin yang ada di China.

Kawasan hutan batu karst Rammang-Rammang memang unik dan eksotik. Bebatuan berwarna hitam dan kelabu itu tersebar di areal seluas 43.750 hektare di dua kabupaten.


Rammang-Rammang, menjadi salah satu pintu masuk untuk menikmati kawasan hutan batu karst itu. Tampak gugusan pilar-pilar batu menjulang di areal persawahan penduduk sebelum memasuki Dusun Rammang-Rammang.

Arti kata Rammang-Rammang sendiri berasal dari bahasa daerah setempat yaitu Bahasa Makassar, di mana kata rammang yang bisa diartikan sebagai awan atau kabut.

Dapat disimpulkan, bahwa arti kata rammang-rammang adalah sekumpulan awan atau kabut. Menurut cerita penduduk setempat, tempat ini diberi nama Rammang-Rammang dikarenakan awan atau kabut yang selalu turun terutama di pagi hari atau ketika hujan.

Tak ada tanda-tanda hutan batu itu sebagai kawasan wisata. Jalanan berkelok di antara sawah yang hampir panen itu menuntun wisatawan untuk masuk ke dermaga kecil di bawah sebuah jembatan di Rammang-Rammang.

Menikmati pemandangan hutan batu di Rammang-Rammang dapat dilakukan dari dermaga kecil itu. Penduduk setempat menyediakan transportasi berupa perahu mini berkapasitas 5 orang untuk menelusuri sungai di antara bebatuan karst di Rammang-Rammang.
Perahu Ketinting alat transportasi khusus di Rammang Rammang @innokribow

Sungai Pute yang dangkal dan berair cukup jernih itu menjadi rute satu-satunya menuju sebuah kampung di tengah bukit kapur. Pengunjung dapat merogoh kocek sekitar Rp150.000-Rp200.000 per perahu untuk menuju Kampung Berua.

Saat menaiki perahu atau warga menyebutnya katinting, pemandangan di kiri dan kanan sungai ditumbuhi pohon lontar di sela-sela batu-batu karst yang menjulang. Kelokan air sungai yang memiliki kedalaman hingga 2 meter itu menambah suasana seru terutama saat katinting oleng.

Membutuhkan waktu sekitar 15 menit menyusuri Sungai Pute menaiki ketinting yang digerakkan oleh mesin berbahan bakar bensin. Menjelang tiba di Kampung Berua, air sungai seperti menembus goa batu karst yang gelap.

Batu-batu karst di goa Sungai Pute itu berbentuk lubang-lubang yang tersusun rapi. Unik, karena batu-batu itu berlekuk membentuk sebuah ruang untuk aliran air yang dapat dilalui menggunakan perahu katinting.

Keluar dari goa, katinting langsung berlabuh di dermaga kecil yang terbuat dari kayu. Dermaga itu merupakan akses sebuah kampung di tengah bukit kapur, Kampung Berua.

Kampung berpenduduk sekitar 15 kepala keluarga itu istimewa. Kampung ini ibarat sebuah mangkuk dengan dasar berupa persawahan dan kolam ikan sekaligus rumah-rumah panggung milik penduduk khas Suku Bugis-Makassar.

Rumah panggung bercat warna-warni sungguh kontras dengan hijaunya persawahan di sekitarnya. Ternak sapi milik penduduk yang digembalakan anak-anak Kampung Berua menambah susana pemandangan pedesaan yang asri.
Rumah panggung suku Bugis Makassar @innokribow

Semilir angin yang masuk di sela-sela bukit batu dengan suasana sunyi melengkapi damainya kampung ini. Sejumlah pengunjung tampak ikut beraktivitas dengan penduduk, sekedar membuka bekal makan siang di tepi sawah, maupun minum kopi khas Sulawesi Selatan di kedai yang dibuka oleh warga setempat.

Di Kampung Berua, juga terdapat goa batu karst dan sumber air yang keluar dari bebatuan. Wisatawan dapat menikmati segarnya air dari sumber air yang disebut 'berlian' tanpa perlu ragu.

Tidak hanya Kampung Berua, sejumlah objek wisata alam yang bisa ditemukan di Rammang-Rammang yakni Telaga Bidadari, Goa Bulu Barakka, Goa Telapak Tangan, Goa Pasaung, dan tentu saja hutan batu.

Usai berkeliling di Kampung Berua, Telaga Bidadari dapat menjadi pilihan berikutnya yang harus dikunjungi. Telaga ini biasa juga disebut dengan istilah Taman Bidadari.

Tak banyak yang mengetahui keberadaan Telaga Bidadari ini. Telaga ini berada tepat di tengah-tengah bukit kapur, yang mempunyai lubang besar tepat di tengahnya dan menjadi tempat berkumpulnya air sehingga membentuk sebuah telaga.

Air dari telaga ini berasal dari celah bebatuan kapur, dan hanya bisa dicapai dengan berjalan kaki dengan melewati jalan setapak berupa pecahan-pecahan batu kapur di sepanjang jalan.

Objek wisata ini cukup berbahaya dan menantang karena pengunjung harus mendaki bukit kapur dan melewati cukup banyak jalan setapak yang berada di tepi jurang. Air yang jernih dan segar menjadikan telaga ini sebagai salah satu sumber mata air tawar bagi penduduk setempat.

Menurut cerita masyarakat setempat, tempat ini adalah tempat mandi para bidadari sehingga telaga ini pun disebut sebagai Telaga atau Taman Bidadari. Uniknya, air pada telaga ini akan surut pada musim hujan, dan air akan tinggi pada musim kering.
Batu Karst Rammang Rammang, kawasan terluas dunia @innokribow

Untuk menuju Rammang-Rammang dari Kota Makassar, alat transportasi yang bisa digunakan seperti kendaraan roda dua dan empat. Menyusuri jalan poros Maros-Pangkep, kemudian berhenti di belokan jalan masuk menuju pabrik Semen Bosowa. Dari sana, Dusun Rammang-Rammang hanya berjarak beberapa ratus meter.

Anda cukup menyewa perahu yang disewakan masyarakat sekitar, Anda sudah dapat menikmati keindahan alam destinasi Rammang-Rammang yang ada di Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan.