Bencana tsunami tercatat sebagai peristiwa paling tragis karena menewaskan 240.000 jiwa dan meluluhlantakkan kota-kota di pesisir barat Aceh. Bahkan tsunami juga menerjang negeri tetangga seperti Malaysia, Thailand, Bangladesh hingga India.
Kota Banda Aceh seketika hancur, lumpuh, bahkan rata dengan tanah. Hanya beberapa bangunan yang masih kokoh berdiri dan menjadi tempat berlindung warga yang selamat dari terjangan gelombang dahsyat itu.
Kini, setelah bertahun-tahun telah dilewati, Aceh mulai bangkit. Roda perekonomian masyarakat Aceh mulai bergulir. Bahkan, sisa-sisa keganasan tsunami 2004 itu dijadikan museum dan tempat wisata. Sejarah mencatat tsunami mahadahsyat di bumi rencong.
Jika Anda berkesempatan mengunjungi Bumi Serambi Mekkah, hendaknya Anda meluangkan waktu untuk mengunjungi sisa-sisa keganasan bencana tsunami Aceh. Wisata tsunami dimaksudkan sebagai bahan perenungan agar masyarakat tetap waspada terhadap bencana.
Berikut lokasi wisata tsunami di Banda Aceh :
1. Museum Tsunami
Megah
namum mencekam. Itulah kesan yang timbul saat melihat bangunan Museum Tsunami.
Betapa tidak, museum yang didesain oleh Wali Kota Bandung Ridwan Kamil yang
saat itu menjadi dosen Institut Teknologi Bandug (ITB) itu menjadi penanda
bencana mahadahsyat tsunami.
Gedung
yang diberi nama Rumoh Aceh as Escape
Hill ini berwarna cokelat dengan tembok berlubang-lubang. Jika diperhatikan
dari atas akan tampak seperti gelombang tsunami. Namun, bila diperhatikan dari
samping akan tampak seperti kapal lengkap dengan cerobong asap dan geladak yang
luas sebagai ecape building.
Museum
yang dibangun sejak 2006 oleh Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi (BRR) Nangroe
Aceh Darussalam-Nias ini menjadi lokasi pertama dan terlengkap menyajikan rekam
jejak tsunami. Di dalamnya terdapat video, foto, serta alat peraga tsunami.
Saat
memasuki halaman museum, pengunjung akan menemukan bangkai helikopter milik
Polri yang menjadi saksi bisu keganasan gelombang tsunami. Helikopter itu tidak
sempat terbang akibat telah dilumat terlebih dahulu oleh gulungan ombak
tsunami.
Berjarak
sekitar 1 Km dari Masjid Raya Banda Aceh, museum ini telihat mencolok
dibandingkan dengan bangunan lainnya. Museum yang menghabiskan dana Rp140
miliar ini memiliki efek 4 dimensi dalam menggambarkan bencana tsunami.
Begitu
masuk, pengunjung akan merasa memasuki lorong gelap gelombang tsunami dengan
ketinggian 40 meter dan memiliki efek air jatuh. Setelah itu, pengunjung akan
disajikan gambar-gambar peristiwa tsunami sekaligus proses evakuasi korban.
Masuk
ke ruangan berikutnya, disebut 'Ruang Penentuan Nasib' atau Fighting Room dan sering disebut juga the Light of God. Ruangan ini berbentuk
seperti cerobong semi-gelap dengan tulisan Allah dibagian puncaknya.
Ruangan
Penentuan Nasib ini merefleksikan perjuangan para korban tsunami. Bagi mereka
yang menyerah ketika tersekap gelombang tsunami, nama mereka terpatri di
dinding cerobong sebagai korban.
Sebaliknya,
bagi mereka yang merasa masih ada harapan, terus berjuang seraya mengharapkan
belas kasih dari Yang Maha Menolong. Begitu mereka yakin akan adanya
pertolongan Allah, maka mereka seakan seperti mendengar adanya panggilan Ilahi
dan terus berjuang hingga selamat keluar dari gelombang tersebut.
Ketika
berhasil keluar dari gelombang maut dengan cara berputar-putar melawan arus,
pengunjung akan dibawa menuju 'Jembatan Harapan' atau Hope Bridge. Saat keluar itulah, survivor akan melihat 53 bendera negara yang telah membantu para
korban.
Melalui
jembatan ini, seperti melewati air tsunami menuju ke tempat yang lebih tinggi.
Di sini pengunjung akan disambut dengan pemutaran film tsunami selama 15 menit
dari gempa terjadi, saat tsunami terjadi hingga saat pertolongan datang.
Di
lantai tiga, terdapat bermacam-macam sarana pengetahuan gempa dan tsunami
berbasis ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek). Informasi sejarah dan potensi
tsunami di seluruh titik bumi, simulasi meletusnya gunung api di seluruh
Indonesia, simulasi gempa yang bisa disetel seberapa skala richter tersaji
disana.
Kemudian
jika beruntung, pengunjung juga dapat menyaksikan simulasi 4 dimensi kejadian
gempa dan tsunami. Selain itu juga terdapat desain ideal rancangan tata ruang
bagi wilayah yang memiliki potensi tsunami.
Museum
ini diresmikan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 23 Februari 2008.
Museum tsunami Aceh lokasinya terdapat di jalan Iskandar Muda Banda Aceh.
Lokasinya berada tepat ditengah-tengah ibukota Provinsi Aceh dan bersebelahan
tempat wisata bersejarah lain seperti Peutjoet, Kerkhoff, Blang Padang, serta
Taman Sari.
No comments:
Post a Comment