6. Monumen Aceh Thanks to the World
Monumen
Aceh Thanks to the World terletak di
Blang Padang, tepat di depan Museum Tsunami Aceh. Monumen ini menjadi simbol
syukur masyarakat Aceh kepada relawan, LSM, lembaga-lembaga negara, perusahaan,
sipil, militer, baik nasional maupun internasional yang telah membantu Aceh
pasca-tsunami.
Bangunan
berwarna putih tersebut terletak di sebelah utara lapangan berbentuk seperti
gelombang tsunami yang mengingatkan siapa saja yang melihatnya bahwa Aceh
pernah dilanda bencana mahadahsyat gelombang tsunami.
Selain
monumen, rakyat Aceh mengucapkan terima kasih mereka kepada negara-negara
tersebut yang telah memberikan kontribusi untuk rehabilitasi dan rekonstruksi
Aceh melalui prasasti/plakat persahabatan.
Disepanjang
jogging track yang mengelilingi
lapangan Blang Padang sepanjang 1 Km, terdapat 53 “Plakat Thank You and Peace”. Plakat yang berbentuk kapal hampir tenggelam
itu merupakan bentuk terima kasih masyarakat Aceh kepada 53 negara dan
masyarakat dunia yang telah membantu Aceh pasca-tsunami.
Pada
plakat tersebut tertulis nama negara, bendera negara, dan rasa syukur ekspresi
‘Terimakasih dan Damai’ dalam bahasa masing-masing negara. contohnya tugu kecil
Republik Finlandia yang bertuliskan “Kiitos Rauha” yang artinya “Terima Kasih
dan Damai”.
Pada
awalnya lapangan Blang Padang seluas 8 Hektare itu tidak seperti sekarang ini.
Dulunya lapangan ini hanya di gunakan bila ada upacara-upacara bendera yang
dilakukan oleh Pemerintah Provinsi Aceh. Namun, kini lapangan Blang Padang
Banda Aceh telah berubah menjadi alun-alunnya kota Banda Aceh semenjak lapangan
ini di renovasi pasca kerusakan akibat gempa dan tsunami Aceh.
Disisi
yang lain terdapat pula benda yang bersejarah lainnya di lapangan ini. Sebuah
replika pesawat Dakota RI-001 Seulawah.
Pesawat
ini adalah pesawat pertama milik Republik Indonesia yang dibeli dari uang sumbangan
rakyat Aceh kepada Pemerintah pada saat itu. Inilah cikal-bakal berdirinya
perusahaan penerbangan niaga pertama di Indonesia yaitu, Indonesian Airways.
Sejarah
mencatat di Hotel Kutaraja pada 16 Juni 1948, Presiden Soekarno yang saat itu
sedang mencari dana untuk keperluan membeli pesawat Dakota berhasil
membangkitkan nasionalisme dan patriotisme rakyat Aceh hingga akhirnya
terkumpul sumbangan rakyat Aceh senilai 20 Kg emas.
Pesawat
ini digunakan oleh Presiden Soekarno dalam tugas kenegaraan ke negara-negara
lain untuk meminta pengakuan kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Pada saat gelombang tsunami menerjang Banda Aceh 26 Desember 2004 silam,
monumen ini tidak hancur oleh terjangan gelombang Tsunami.
Di
Lapangan Blang Padang juga ada tugu peringatan tsunami. Tugu ini didirikan
untuk mengenang hari bersejarah dalam hidup manusia yaitu bencana alam gempa
dan tsunami yang terjadi di pesisir pantai Asia Pasifik.
Lapangan
Blang Padang kini menjadi tempat umum yang terbuka untuk berolahraga dan
relaksasi. Di lapangan ini terdapat jogging
track, lapangan sepak bola, basket, dan pilar untuk melakukan fitness ringan.
Pada
setiap akhir pekan, lapangan Blang Padang menjadi lokasi favorit keluarga Banda
Aceh untuk dikunjungi. Selain sejuk dengan pepohonan, di lapangan ini juga
terdapat areal wisata kuliner yang sayang untuk dilewatkan.