Powered By Blogger

Home

Friday 10 January 2014

Inilah Destinasi Wisata Tsunami Aceh Part 4 : Masjid Raya Baiturrahman

Masjid Raya Baiturrahman mencatat lembaran sejarah yang begitu melekat bagi masyarakat Banda Aceh. Masjid yang berada tepat di jantung Kota Banda Aceh ini menjadi tempat berlindung ribuan orang saat tsunami menyapu kota.

Masjir Raya Baiturrahman dibangun oleh Sultan Iskandar Muda pada 1022 Hijriyah/1612 Masehi. Masjid ini kemudian terbakar habis pada saat agresi militer Belanda kedua pada April 1873.

Empat tahun setelah Masjid Raya Baiturrahman itu terbakar, pada pertengahan shafar 1294 H/Maret 1877 M, dengan mengulangi janji jenderal Van Sweiten, maka Gubernur Jenderal Van Lansberge menyatakan akan membangun kembali Masjid Raya Baiturrahman yang telah terbakar itu.

Pernyataan ini diumumkan setelah diadakan permusyawaratan dengan kepala-kepala Negeri sekitar Banda Aceh. Dimana disimpulkan bahwa pengaruh Masjid sangat besar kesannya bagi rakyat Aceh yang 100% beragama Islam.

Pada tahun 1992, dilakukan pembangunan dengan penambahan dua kubah dan lima menara. Selain itu, dilakukan perluasan halaman masjid sehingga total luas area masjid saat ini menjadi 16.070 meter persegi.

Saat gelombang tsunami setinggi 21 meter menghantam pesisir Banda Aceh pada 26 Desember 2004, masjid ini termasuk bangunan yang selamat, meskipun terjadi kerusakan di beberapa bagian masjid.


Upaya renovasi pasca-tsunami menelan dana sebesar Rp20 miliar. Dana tersebut berasal dari bantuan dunia internasional, antara lain Saudi Charity Campaign. Proses renovasi selesai pada 15 Januari 2008. Saat ini, Masjid Raya Baiturrahman menjadi pusat pengembangan aktivitas keislaman bagi masyarakat Banda Aceh. 

No comments:

Post a Comment