Gegana tidak menemukan unsur logam dalam paket mencurigakan itu.
Kamis, 28 April 2011, 15:28 WIB
Eko Priliawito
VIVAnews - Benda mencurigakan yang diduga berisi bahan peladak di Pos Polisi Bundaran Hotel Indonesia sudah diamankan Gegana Polda Metro Jaya. Hasilnya, tidak ada unsur logam dalam bungkusan yang ditemukan petugas di dalam tong sampah itu.
Menurut Kepala Bagian Operasional Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Sujarno, seluruh prosedur pemeriksaan paket mencurigakan sudah dilakukan. "Namun Gegana tidak menemukan unsur logam dalam paket mencurigakan itu. Hanya semacam serbuk gergaji saja dan dipastikan bukan bom," ujarnya saat dihubungi VIVAnews.com, Kamis 28 April 2011.
Penemuan benda mencurigakan itu pertama kali dilaporkan seorang petugas. Ada benda seperti paralon yang dibungkus plastik di tong sampah tempat di samping kantor polisi yang berada di samping Kedutaan Besar Inggris itu.
Benda diduga bom yang mencurigakan juga terjadi di Jalan Raya Plumpang Tugu Selatan, Koja, Jakarta Utara. Paket menggegerkan dikirim oleh petugas PT Pos Indonesia, Kamis 28 April 2011.
Kotak mencurigakan diterima Holifah, salah satu satpam di kantor itu. Karena tidak ada alamat pengirim, Holifah curiga. Selain itu tidak tertulis nama yang dituju di Pengadilan Agama."Isi paketnya ternyata buku akta cerai," ujar Wakil Ketua Pengadilan Agama Jakarta Utara, Tata Sutayuga
Setelah kasus bom buku pada medio Maret lalu, penemuan benda diduga bom mulai marak lagi. Satu hari ini, sudah ada tiga benda mencurigakan yang dilaporkan warga kepada polisi. Penemuan pertama di Jalan Jatinegara, Jakarta Timur. Setelah pemeriksaan benda mencurigakan di dalam tas jinjing itu hanya berisi makanan seperti roti.
Tim Gegana mendapat instruksi untuk memeriksa benda sejenis di kawasan Pondok Gede, Bekasi, Jawa Barat. Temuan itu juga dipastikan bukan bom.
Sebelumnya, polisi menemukan sejumlah bom yang sengaja dipasang pada jalur pipa gas milik Perusahaan Gas Negara di Serpong, yang tak jauh dari Gereja Christ Catedral.
Dalam kasus bom buku dan temuan bom Serpong, polisi sudah menahan 17 orang tersangka. Otak pelaku dari aksi itu adalah Pepi Fernando, mantan sutradara film dokumenter. Laporan: Arnes Ritonga dan Sukirno | Jakarta (adi)
• VIVAnews
No comments:
Post a Comment