Powered By Blogger

Home

Saturday 14 December 2013

Tak Cuma di Way Kambas, Wisata Gajah Juga Ada di Sumut Lho!

Gajah Sumatra (Elephas Maximus) ternyata tidak hanya ditangkarkan di Way Kambas, Lampung. Gajah endemik Sumatra ini juga dapat ditemukan di Sumatra Utara, tepatnya di Tangkahan, Kupaten Langkat.

Kawasan ekowisata Tangkahan merupakan salah satu pintu masuk ke Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL) yang letaknya tidak jauh dari lokasi wisata Bukit Lawang.

Di Tangkahan, wisatawan dapat menikmati keindahan pertemuan dua sungai berair jernih kehijauan dengan hiasan batu-batu besar di tepian hutan. Pelancong lokal, biasanya lebih menyukai mandi di ari sungai yang dingin serta bermain body rafting.

Menyusuri sungai jernih yang dangkal, Anda akan menemukan taman kupu-kupu dan air terjun nan indah. Jernihnya air akan menghipnotis Anda untuk berlama-lama didalamnya.

Tidak hanya air dingin, di kawasan Tangkahan juga terdapat sebuah sumber air panas yang besarnya seukuran bak mandi. Sumber air panas yang berada di gua tepi sungai ini hanya cukup untuk berendam satu orang.

Monyet-monyet liar yang ada di TNGL juga seru untuk disaksikan di tepian sungai. Anda cukup menyediakan kudapan kacang bagi mereka agar tidak mengganggu.

Jika beruntung, pengunjung dapat menyaksikan kawanan gajah yang sedang mengajak wisatawan lain berjalan-jalan mengitari aliran sungai. Namun, jika ingin langsung merasakan sensasi menunggang gajah, memandikannya serta berjalan-jalan masuk hutan, juga bisa dilakukan.

Berjarak sekitar 1 Km dari pintu masuk ekowisata Tangkahan, Anda bisa menemukan 8 ekor gajah dirawat oleh perawat gajah atau Mahot.

Kawasan pemeliharaan gajah atau Conservation Response Unit (CRU) Tangkahan ini telah diprogramkan sejak 2002 dan mulai dioperasikan pada 2007 lalu.

Gajah-gajah ini berasal dari KSDA Aceh sebanyak 4 ekor dan 3 ekor lainnya dari tangkapan di Tangkahan. Masih ada satu kawanan gajah liar di hutan TNGL yang masih bebas sekitar 6 ekor.

Di CRU Tangkahan, terdapat satu gajah kecil yang lahir di Tangkahan berusia 19 bulan bernama Amelia dengan induk bernama Sari. 5 gajah betina lainnya masing-masing bernama Ardana, Olive, Agustin, Yuni dan Eva. Sedangkan satu gajah berjenis kelamin jantan bernama Teo.

Wisatawan yang berkunjung ke Tangkahan sebagian besar berasal dari Belanda dan Australia. Mereka biasanya menyukai paket perjalanan menunggang gajah dan memandikan gajah Sumatra.

Paket menunggang binatang raksasa ini dibanderol Rp650.000 per jam yang dilakukan pada pukul 10.00 WIB, 11.00 WIB dan 14.00 WIB setiap harinya.

Sementara untuk memandikan gajah, Anda dikenakan tarif Rp100.000/orang untuk wisatawan asing dan Rp50.000/orang untuk wisatawan lokal. Waktu memandikan gajah hanya dua kali sehari yakni pukul 08.30 WIB dan 15.30 WIB.

Paket fun trip menunggang gajah akan melewati aliran sungai dan masuk ke dalam hutan TNGL. Biasanya, gajah-gajah ini memang digunakan untuk berpatroli menjaga kawasan hutan dari pembalakan liar.

Tak kalah seru dengan menunggang gajah, memandikan binatang warisan purbakala ini juga mengasyikkan. Sensasi disemprot air dari dalam belalai gajah akan sangat terasa serunya. Apalagi dengan tingkah polah gajah kecil yang nakal.

Gajah-gajah di Tangkahan dirawat oleh sekitar 15 orang Mahot dari warga sekitar dan KSDA. Gajah itu juga dijamin kesehatannya oleh dokter yang langsung didatangkan dari Jerman.

Hewan yang memiliki penciuman tajam ini cukup galak jika Anda coba untuk mendekati tanpa ditemani oleh Mahot. Sangat disarankan untuk berhati-hati jika ingin mendekatinya.

Di Tangkahan, Anda bisa menginap di homestay yang dibanderol Rp50.000-Rp200.000 per malam. Dengan fasilitas yang cukup memadai, Anda akan merasakan sensasi tenangnya menginap di dalam hutan.

Untuk menuju ke Tangkahan, dari Medan memakan waktu 4-5 jam dengan mengambil arah Banda Aceh melalui Kabupaten Langkat. Setelah melewati Stabat, Ibukota Kabupaten Langkat, sekitar 6 Km ada sebuah pertigaan tepatnya di Simpang Beringin Anda harus berbelok ke arah kiri.

Arah yang dituju adalah Sawit Seberang-Padang Tualang. Medan jalan yang sempit masih cukup nyaman karena dilapisi aspal dengan pemandangan kiri dan kanan adalah perkebunan sawit serta perkebunan karet.

Jalan berbatu, becek saat hujan dan berdebu saat kemarau, siap-siap menyambut saat perjalanan telah ditempuh sekitar 2 jam. Setelah memasuki Desa Namo Sialang, barulah muncul tulisan Ekowisata Tangkahan.

Tarif masuk Tangkahan untuk parkir Rp5.000/motor dan Rp20.000/mobil. Karcis masuk kawasan ini hanya dibanderol Rp3.000 per orang dan jika ingin menyeberang sungai Batang Serangan dan Sungai Buluh sebagai anak sungai harus naik getek berbentuk gubuk dengan tarif Rp3.000 pulang-pergi. Murah kan?




No comments:

Post a Comment