Powered By Blogger

Home

Tuesday, 14 April 2015

Mbok Yem, Legenda Penunggu Puncak Gunung Lawu

Mbok Yem, pemilik warung di Puncak Hargo Dalem Gunung Lawu/Foto @innokribow
Puncak Gunung Lawu dengan ketinggian 3.265 Mdpl yang terletak di perbatasan antara Jawa Tengah dan Jawa Timur memiliki legenda tersendiri, Mbok Yem sang penunggu Hargo Dalem. Siapa dia?

Gunung Lawu termasuk salah satu puncak yang dikeramatkan oleh Kasunanan Surakarta. Gunung yang biasa didaki oleh para pencinta alam ini juga sering dikunjungi oleh para peziarah.

Tepat pada ketinggian 3.150 meter di atas permukaan laut (Mdpl), atau sekitar 115 meter di bawah puncak Hargo Dumilah, berdiri sebuah bangunan semi permanen. Di kawasan Hargo Dalem itulah, Markiyem atau akrab di sapa Mbok Yem, bersemayam.

Seorang wanita tua yang tak lagi dapat mengingat usianya sendiri tersebut menjadi bagian dari legenda Puncak Gunung Lawu. Siapapun yang pernah mendaki hingga Puncak Lawu, pasti akan mengenalnya.

"Waktu perang kemerdekaan, Mbok sudah lahir. Anak Mbok yang pertama saja sudah berumur 50 tahun lebih," tutur Mbok Yem saat berbincang dengan saya @innokribow di kediamannya akhir pekan pada awal April 2015.

Dia mengaku telah tinggal di puncak Gunung Lawu lebih dari 25 tahun. wanita dengan postur gemuk ini sebelumnya tinggal bersama sang suami yang kini telah tiada.

Akan tetapi, tak satupun dari empat orang anaknya yang bersedia tinggal bersamanya. Dia hanya ditemani oleh kemenakannya yang membantu aktivitas keseharian Mbok Yem.

Bangunan semi permanen dengan atap terpal yang menjadi tempat tinggal Mbok Yem selama bertahun-tahun itu adalah sebuah warung. Berbagai makanan dan minuman hangat dijajakan Mbok Yem untuk para pendaki dan peziarah.

Tidak hanya menjual makanan, Mbok Yem juga menyediakan tempat sederhana untuk menginap. Sehingga, pendaki maupun peziarah tak perlu khawatir bila mereka tidak membawa perlengkapan berkemah di Puncak Gunung Lawu.

Dini, seorang pendaki asal Jakarta tengah berpose di depan warung Mbok Yem/Foto @innokribow
Nenek yang terbilang gemuk ini mengaku hanya setahun sekali turun gunung. Saat lebaran saja nenek yang ceplas ceplos dan suka bercanda itu mengunjungi sanak keluarga di kaki Gunung Lawu.

Meski seorang diri, Mbok Yem sebenarnya memiliki sembilan cucu dan dua cicit dari empat orang anak kandungnya. "Tapi anak dan cucu saya banyak, se-Indonesia," ujarnya sembari terkekeh.

Mbok Yem yang sehari-hari mengenakan kerudung itu memang menjadi legenda tersendiri bagi para pendaki Gunung Lawu. Mbok Yem menawarkan nasi pecel, pisang goreng, hingga kopi hangat dengan tarif murah meriah di atas ketinggian 3.000 Mdpl.

No comments:

Post a Comment