Powered By Blogger

Home

Friday, 29 November 2013

Wow! Berusia 100 Tahun, Lift Bak Film Mafia Holywood ada di Medan

Pak Kliwon mengoperasikan lift ini sejak 1986
Pernahkah Anda menaiki lift seperti di dalam film-film mafia Holywood? Lift yang diklaim hanya satu-satunya di Indonesia ini benar-benar antik karena dijalankan secara manual.

Ternyata lift yang telah dioperasikan sejak 1908 ini dimiliki oleh PT London Sumatra Indonesia Tbk. Lift ini berada di gedung Lonsum yang juga menjadi salah satu gedung tertua di Medan.

Kliwon, orang yang mengoperasikan lift ini, menceritakan keberadaan lift yang didatangkan langsung dari Inggris telah berusia lebih dari 100 tahun. Lift ini telah dioperasikan bersamaan dengan digunakannya gedung Lonsum di Indonesia.

Gedung London Sumatra atau biasa disebut gedung Lonsum selesai dibangun pada 1906 bersamaan dengan lahirnya Ratu Juliana, Royal Dutch family.

Gedung ini dibangun oleh David Harrison, pemilik perkebunan karet Harrison & Crossfield company (H&C) yang berpusat kota London. Meskipun dibangun pada masa 1800-an, fasilitas di gedung ini cukup mengagumkan.

"Gedung Lonsum tercatat sebagi gedung pertama di Medan yang menggunakan teknologi lift yang menjangkau lima lantai dan masih berfungsi sampai sekarang," ungkapnya.

Lift telah dioperasikan sejak 1908
Kliwon yang menjadi operator lift ini mengaku telah bekerja sejak 1986. Lift yang berbentuk bujur sangkar dengan sentuhan art deco ini memang harus dioperasikan secara manual, tidak seperti lift moderen yang bisa berhenti di setiap lantai.

Tugas Kliwon memastikan lift berhenti tepat di lantai tertentu. Pasalnya, lift ini diberhentikan sesuai ukuran Kliwon. Bisa saja lift berhenti di tengah-tengah sebelum tepat berada di lantai yang dituju.

Pada masa era Mr. Brown, kata dia, tidak sembarangan orang bisa menaiki lift ini. Hanya staf karyawan Lonsum yang boleh menggunakan lift tersebut. Hal itu diberlakukan guna menjaga agar lift langka ini tetap bisa berfungsi dengan baik.

Teknologi yang digunakan lift ini dapat menahan getaran gempa karena ada roda-roda yang menahan guncangan agar lift tetap stabil saat terjadi gempa.

Kliwon merawat lift tua ini setiap Sabtu, dan harus mendatangkan teknisi langsung dari Inggris setiap tahun. Jika ada kerusakan pada suku cadang, dia harus memutar otak karena sudah tidak ada lagi spareparts lift ini dijual di pasaran.

Lift dioperasikan secara manual
Pernah ada seroang pengusaha dari Jerman menawar lift langka ini. Pengusaha tersebut ingin menukar dengan dua lift moderen, tetapi tidak diperbolehkan oleh Mr. Brown.

"Kalau jadi ditukar dengan lift moderen, tidak ada lagi lift berusia ratusan tahun di Indonesia," tuturnya.

Lift berasitektur kuno ini memang unik. Pintu lift masih menggunakan jeruji besi berwarna hitam pekat. Interior lift berkukuran 1,5 meter persegi dihiasi kayu tebal dengan lampu bulat berada di atasnya.

Tidak ada tombol-tombol lantai di dalam lift, yang ada adalah tuas yang dipoperasikan oleh Kliwon. Jika akan menaiki lif, Anda cukup menekan bel dan Kliwon akan meluncur bersama lift ke lantai yang dituju.

Mesin lift berada di lantai dasar tepat dibawah tangga gedung. Kumparan kabel besar terlihat kasat mata saat lift naik dan turun tentu suara berisik sangat terdengar.

Hingga saat ini, belum ada modifikasi berarti pada lift ini. Menurut Kliwon, modifikasi hanya dilakukan pada generator listrik diubah dari sebelumnya 110 volt menjadi 220 volt.

Seperangkat lift didatangkan langsung dari Inggris
Lokasi Gedung Lonsum ini sangat strategis, berada di pusat kota Medan yang kaya akan bangunan-bangunan bernilai historis tinggi seperti Kantor Pos Medan, Gedung Jakarta Lloyd, Bank Indonesia dan bangunan tua lainnya.

Sungguh daerah yang sohor dengan sebutan Kesawan Square ini tepatnya di Jalan Jend Ahmad Yani mempunyai sejarah panjang dan menjadi salah satu tujuan objek wisata sejarah yang masuk cagar budaya Pemda Medan dan harus dipertahankan eksistensinya.




Saturday, 16 November 2013

Air Terjun Sipiso-Piso, Sisi Lain Danau Toba

Danau Toba menjadi magnet bagi turis untuk mengunjungi Sumatra Utara. Danau yang membentang di 7 kabupaten/kota di Sumut ini memiliki banyak pesona dari berbagai sisinya.

Salah satu sudut Danau Toba yang sayang untuk dilewatkan adalah pesona Air Terjun Sipiso-piso. Air terjun yang tercatat tertinggi ke-4 di Indonesia ini memiliki ketinggian sekitar 120 meter.

Sipiso-piso terletak di sebelah utara Danau Toba tepatnya di Desa Sitongging, sekitar 24 kilometer dari Kabanjahe, Ibukota Kabupaten Karo. Air terjun Sipiso-piso terbuat dari sungai bawah tanah di plato Karo yang mengalir melalui sebuah gua di sisi kawah Danau Toba.

Berada di ketinggian 800 Mdpl, cuaca di sekitar air terjun ini tergolong sejuk. Butuh perjuangan dan mengeluarkan sedikit keringat untuk menuju air terjun yang berasal dari kata piso dalam bahasa Karo karena bentuknya yang menyerupai pisau ini.

Setelah membayar retribusi sekitar Rp5.000, pengunjung harus menuruni ribuan anak tangga sekitar 1 jam untuk menuju air terjun Sipiso-piso. Sepanjang perjalanan, wisatawan dapat menikmati indahnya Danau Toba dari sisi Tongging.

Pemandangan Danau Toba menjadi pelengkap keindahan air terjun ini. Pihak Dinas Pariwisata setempat menyediakan sebuah taman lengkap dengan tempat beristirahat di area parkir kendaraan.

Dari puncak pemandangan ke arah utara, disuguhi cantiknya air terjun Sipiso-Piso. Menoleh ke arah selatan, wisatawan akan terpana dengan Danau Toba dari ketinggian.

Tak sedikit wisatawan yang memilih untuk menikmati keindahan keduanya dari taman. Sebagian wisatawan lain memilih untuk menuruni anak tangga dan mencapai air terjun serta menikmati kesegaran airnya.

Dari kejauhan saja, tampias air terjun Sipiso-piso telah terasa. Dinginnya air memberikan kesegaran tersendiri bagi siapa saja yang menceburkan diri di aliran sungai Sipiso-piso.

Pekerjaan berat yang tentu melelahkan adalah kembali menaiki ribuan anak tangga menuju area parkir. Banyak wisatawan yang kelelahan karena usai bermain air di bawah air terjun Sipiso-piso harus kembali menaiki ribuan anak tangga itu.

Stamina dan tenaga harus benar-benar disiapkan dengan membawa perbekalan yang cukup. Meskipun tangga tersebut terbuat dari semen dan aman untuk dilalui, tidak sedikit wisatawan yang berkali-kali berhenti akibat kelelahan.

Setelah menikmati keindahan air terjun Sipiso-piso dan Danau Toba dari kejauhan, wisatawan bisa langsung menuju Tongging. Salah satu sudut Danau Toba di Kabupaten Karo ini tak kalah mempesona.

Berjarak sekitar 11 Km dari area parkir air terjun Sipiso-piso, wisatawan bisa menikmati kesegaran air Danau Toba. Berenang dan memancing, menjadi salah satu kegiatan favorit di Tongging.

Lapar? coba menikmati ikan bakar yang dihasilkan dari Danau Toba. Wisatawan dapat memilih sendiri ikan segar yang ingin dinikmatinya. Namun jangan salah, porsinya rata-rata dijual per kilogram dengan harga yang terjangkau.

Di Tongging, tersedia juga penginapan-penginapan dengan tarif sekitar Rp100.000 hingga Rp500.000 per malam. Anda dapat menikmati ketenangan alam Danau Toba di sisi lain selain Parapat.

Untuk menuju Sipiso-piso dan Tongging, perjalanan dapat ditempuh sekitar 3-5 jam dari Medan. Kendaraan pribadi maupun umum bisa melalui Kabanjahe melalui Berastagi hingga Merek.

Pemandangan hijaunya pegunungan Toba dengan jalan berkelok-kelok menjadi nilai tambah menuju danau vulkanik terbesar di dunia ini. Jangan lupa untuk mengabadikan setiap keindahan alam itu dengan bidikan mata kamera. Selamat berlibur.


Monday, 11 November 2013

Inilah Jadwal Kapal Penyeberangan Sabang

Kota Sabang, Pulau Weh, Aceh, menjadi salah satu lokasi wisata favorit wisatawan domestik dan mancanegara. Pulau yang ada diujung barat Indonesia itu menawarkan wisata bahari yang mempesona dan sayang untuk dilewatkan.

Pulau Weh atau yang lebih terkenal dengan nama Sabang terletak di barat laut Pulau Sumatra. Pulau ini dikelilingi oleh Selat Malaka di Utara, Samudera Hindia di Selatan, Selat Malaka di Timur dan Samudera Hindia di Barat.

Pulau dengan luas 156,3 kilometer persegi terdiri dari beberapa pulau kecil yang terbentuk sebagai akibat dari letusan gunung yaitu Pulau Weh (121 km2), Pulau Rubiah (0,357 km2), Pulau Seulako (0,055 km2), Pulau Klah (0,186 km2), dan Pulau Rondo (0,650 km2).

Pada jaman pemerintahan Hindia Belanda, dermaga Sabang telah menjadi pelabuhan penting sebagai pangkalan batubara untuk Angkatan Laut Kerajaan Belanda yang kemudian dikembangkan menjadi lalu lintas perdagangan barang.

Sabang telah memiliki bandara udara bernama Maimun Saleh, namun bandara ini hanya digunakan untuk kepentingan militer.

Penerbangan sipil tersedia melalui Bandar Udara Sultan Iskandar Muda (SIM), Banda Aceh. Rute penerbangan ke Bandara SIM harus transit di Bandara Internasional Kuala Namu (KNIA) Medan.

Setelah mendarat di Bandara SIM, lalu menuju Pelabuhan Ulee Lheue, Banda Aceh. Tarif taksi Bandara SIM ke Pelabuhan Ulee Lheue sekitar Rp90.000.

Bisa juga melalui KNIA Medan. Dari Terminal Medan menuju Banda Aceh bisa menggunakan bus super eksekutif dengan tarif Rp250.000 memakan waktu sekitar 12 jam. Kemudian tarif carter labi-labi atau angkot dari terminal bus Banda Aceh ke Pelabuhan Ulee Lheue Rp60,000, atau estafet labi-labi Rp2.000-Rp5.000 per penumpang.

Untuk mencapai Sabang atau Pulau Weh, dapat dilakukan melalui Pelabuhan Ulee Lheue, Banda Aceh, menuju Pelabuhan Balohan, Sabang.

Tersedia dua jenis kapal penyeberangan yaitu kapal cepat dengan jarak tempuh sekitar 45 menit dan kapal ferry dengan jarak tempuh 2 jam. Jika membawa kendaraan pribadi, pilihannya adalah kapal ferry.

Berikut jadwal dan tarif kapal penyeberangan Ulee Lheue - Balohan dan sebaliknya :

Kapal Cepat 
------------------
1. KM Expres Bahari :
-Tarif
Bisnis (Non AC) tarif Rp65.000
Executive (AC) tarif Rp75.000
VIP (AC + Snack) Tarif Rp95.000

-Jadwal
KM Expres Bahari 9 pemberangkatan Banda Aceh pukul 10.00 WIB, pemberangkatan Sabang pukul 14.30 WIB
KM Expres Bahari 3B pemberangkatan Banda Aceh pukul 16.00 WIB, pemberangkatan Sabang pukul 08.00 WIB
-------------------
2. MV Citra Jet-03
-Tarif Rp60.000

-Jadwal pemberangkatan Banda Aceh pukul 14.00 WIB, pemberangkatan Sabang pukul 11.00 WIB
-------------------
3. KM Pulo Rondo
-Tarif
VIP-A (Dewasa/Anak-anak) Rp100.000
VIP-B (Dewasa/Anak-anak) Rp85.000
Executive Dewasa Rp70.000
Executive Anak-anak Rp45.000

-Jadwal 
Pemberangkatan Banda Aceh pukul 09.00 WIB, pemberangkatan Sabang pukul 16.30 WIB
--------------------
 
Kapal Ferry ASDP 
--------------------
Kapal Ferry KMP BRR
-Tarif Penumpang
Ekonomi Dewasa Rp20.350
Ekonomi Anak-anak Rp13.425
Bisnis Dewasa Rp27.500
Bisnis Anak-anak Rp20.500
Eksekutif Dewasa Rp36.500
Eksekutif Anak-anak Rp26.500

-Tarif Kendaraan
Sepeda Rp10.090
Sepeda Motor <500 cc="" nbsp="" o:p="" rp24.200="">
Sepeda Motor >500 cc & Roda Tiga Rp80.450 
Mobil (sedan, pick up, jeep, minibus dan sejenisnya) Rp171.025 

-Jadwal 
Senin, Selasa, Kamis, Jumat, pemberangkatan Banda Aceh pukul 14.00 WIB, pemberangkatan Sabang pukul 08.00 WIB
Rabu, Sabtu, Minggu, pemberangkatan Banda Aceh pukul 11.00 WIB dan 16.00 WIB, pemberangkatan Sabang pukul 08.00 WIB dan 13.30 WIB

------------
Kapal Ferry KMP Papuyu
-Jadwal 
Senin dan Jumat, pemberangkatan Banda Aceh pukul 09.30 WIB, pemberangkatan Sabang pukul 14.00 WIB
Selasa dan Kamis, pemberangkatan Banda Aceh pukul 08.00 WIB, pemberangkatan Sabang pukul 12.30 WIB




Berlibur di Sabang, Inilah 10 Lokasi Wajib Dikunjungi Part 10

10. Lembayung Sunset di Sabang Hill

Tidak jauh dari Pantai Kasih, naik ke atas perbukitan terdapat Sabang Hill. Di depan sebuah penginapan, wisatawan dapat menikmati matahari terbenam dari puncak tertinggi Sabang.

Sunset terlihat sempurna bila dilihat dari Sabang Hill. Bulatan matahari tenggelam ke dalam laut tampak indah. Matahari seperti tenggelam diantara ujung semenanjung Sabang dan Pulau Klah.

Semilir angin yang menerpa menambah ketenangan saat menikmati matahari terbenam. Disarankan wisatawan berada di tempat ini sejak pukul 18.00 WIB hingga pukul 20.00 WIB. Jika terlalu malam, udara dingin bercampur uap garam dapat menyebabkan masuk angin.

Di Sabang Hill, wisatawan dapat duduk di kursi-kursi yang disediakan oleh pihak penginapan. Namun, bila ingin sekedar duduk-duduk di rerumputan diantara pohon pinus dan kelapa, juga menjadi salah satu pilihan yang tak kalah asyik.

Terakhir, sebagai kenang-kenangan untuk keluarga dan handai taulan, wisatawan dapat membeli oleh-oleh di sekitar Jalan Perdagangan. Letaknya di pusat Kota Sabang.

Jalan ini menjadi pusat pertokoan dan perkantoran Sabang. Di Jalan Perdagangan berjejer toko cinderamata yang menawarkan pernak-pernik seperti gantungan kunci, stiker hingga kaos bertuliskan Sabang. Harga yang ditawarkan cukup murah meriah antara Rp5.000 hingga Rp100.000. Bagaimana? mari berlibur ke Sabang.




Berlibur di Sabang, Inilah 10 Lokasi Wajib Dikunjungi Part 9

9. Romantisme di Pantai Kasih Sabang




Pantai dengan nama yang unik ini merupakan lokasi terdekat dengan Kota Sabang. Hanya berjarak 2 Km dari pusat kota, Pantai Kasih menjadi favorit anak muda untuk memadu kasih. Begitulah asal mula nama Pantai Kasih.

Di pantai berpasir putih ini, wisatawan dapat menikmati matahari tenggelam yang memendarkan warna jingga di langit serta di lautnya. Cafe-cafe yang menawarkan makanan dan minuman ada di pantai ini.

Meja dan kursi berjejer di Pantai Kasih yang terbuka. Sabang Fair juga ada di Pantai Kasih. Biasanya pada sore hingga malam, terdapat pasar malam yang bisa memanjakan anak-anak untuk bermain aneka permainan.

Di Pantai Kasih juga ada pusat wisata kuliner. Wisatawan dapat mencicipi makanan khas Sabang yang tengah digandrungi yakni sate gurita.


Sunday, 10 November 2013

Berlibur di Sabang, Inilah 10 Lokasi Wajib Dikunjungi Part 8

8. Pesona Sunrise di Pantai Anoi Itam

Dari sekian banyak pantai di Pulau Weh, mungkin pantai yang satu ini yang paling berbeda. Pantai Anoi Itam yang berjarak 13 km dari Kota Sabang adalah satu-satunya pantai yang berpasir hitam di pulau ini.

Anoi Itam sendiri memang berarti 'pasir hitam'. Keindahan eksotis pantai ini telah mengantarkannya meraih predikat sebagai salah satu pantai tercantik di Nusantara versi sebuah majalah perjalanan wisata.

Pasir Pantai Anoi Itam konon memiliki berat jenis yang berbeda dengan pasir hitam di pantai-pantai lainnya. Beratnya kurang lebih tiga kali lipat berat pasir hitam pada umumnya.

Hal ini disebabkan kandungan nikel yang tinggi dalam komposisi mineral penyusunnya. Paduan warna dari pasir hitam dan batu-batu kapur yang berwarna putih disekitarnya terlihat kontras dan memberikan sensasi keindahan tersendiri.

Birunya laut lepas dan desiran angin pantai yang menerpa tubuh menghadirkan kedamaian yang membebaskan kita dari penat. Cobalah menyusuri garis pantainya dengan bertelanjang kaki di sore hari.

Pasirnya yang hangat bermain di sekujur telapak kaki saat tersapu ombak, menghadirkan sensasi yang membuat rileks. Menyaksikan bentangan alam, pepohonan hijau, birunya langit dan pemandangan Gunung Seulawah yang menjulang di Aceh daratan menjadi pengalaman yang tidak akan tergantikan.

Untuk dapat menikmati keindahan pantai ini, bisa menjelajah dengan bersepeda motor atau mobil dari Kota Sabang, menyusuri jalur timur, melintasi Pantai Sumur Tiga.

Sepanjang perjalanan menyusuri jalan yang menanjak dan menurun, kita dimanjakan dengan keindahan pemandangan pantai yang biasa kita lihat dalam karya-karya fotografi. Perbedaannya, keindahan mahakarya Sang Pencipta ini kini benar-benar nyata di depan mata kita.

Di Pantai Anoi Itam, terdapat resort Anoi Itam. Disini, wisatawan dapat menikmati matahari terbit dengan duduk di atas bukit karang yang telah disulap menjadi tempat nongkrong menghadap laut.

Di resort ini, pengunjung hanya dikenakan tarif parkir Rp10.000 per orang dan mendapatkan minuman ringan. Jika ingin menikmati makanan berat, wisatawan juga bisa memesan di restoran yang telah tersedia. Tarif makanannya pun masih cukup bersahabat.





Berlibur di Sabang, Inilah 10 Lokasi Wajib Dikunjungi Part 7

7. Damainya Pantai Sumur Tiga Sabang

Pantai ini terletak sekitar 15 menit dari Kota Sabang tepatnya di Kecamatan Le Meule, Sukajaya, Sabang. Pantai Sumur Tiga merupakan pantai yang mempesona dan sayang untuk dilewatkan.

Adanya tiga sumur air tawar yang berada disana, membuat tempat ini dinamai Pantai Sumur Tiga. Pasir yang berkilau nan lembut ditambah air yang sedikit berombak menambah keindahannya.

Angin yang berhembus sepoi-sepoi menambah keasrian pantai ini ketika angin mampu membuat pohon kelapa di sekitarnya menari indah. Benteng sisa pendudukan Jepang juga terdapat disini meskipun keadaannya kurang terawat.

Memang tidak salah rasanya memilih Pantai Sumur Tiga sebagai tujuan liburan di Sabang. Diving, snorkling dan memancing adalah tiga hal yang tidak dapat dilewatkan disini.

Keindahan pasir putih yang bersih memanggil wisatawan untuk segera menjelajahinya dengan bertelanjang kaki. Gradasi laut berwarna biru muda menuju biru tua, dan tentunya didukung oleh kebersihan dari pantai dan suasana yang sepi karena masih sedikitnya jumlah pengunjung, memanjakan mata siapapun yang melihatnya.

Pemandangan yang asri tidak hanya dari pantai saja, tetapi juga dari pesisir pantai yang tak kalah indahnya dengan kontur bukit hijau dari hutan tropis.

selain itu, terdapat pula lumba-lumba dan nelayan yang sedang mencari ikan menggunakan perahu. Berjalan-jalan disini selain menikmati pemandangan pantai yang indah, juga dapat dilalui dengan bercengkrama bersama para nelayan dan anak-anak setempat yang sedang bermain.



Berlibur di Sabang, Inilah 10 Lokasi Wajib Dikunjungi Part 6

6. Menyelami Gunung Api Bawah Laut Sirui

Tidak jauh dari pantai Gapang, tepatnya di wilayah Pria Laot, terdapat salah satu keajaiban laut yang mempesona. Gunung api bawah laut Sirui.

Di sini, wisatawan dapat menikmati gelembung-gelembung udara yang muncul dari dasar laut. Untuk melihatnya, wisatawan harus menyelam di kedalaman air.

Diantara gelembung-gelembung udara itu, terdapat ikan-ikan yang berenang di dalam air laut yang cukup hangat. Gunung berapi di bawah laut Sabang menjadi salah satu andalan wisata bahari Pemerintah Kota Sabang dan sangat diminati wisatawan lokal maupun mancanegara.

Selain gunung api bawah laut, Sabang sebagai salah satu peta cincin api di Indonesia juga memiliki gunung berapi yang masih aktif. Gunung tersebut adalah Gunung berapi Jaboi yang berada di Kecamatan Sukajaya Kota Sabang.

Untuk menuju ke Jaboi, bisa ditempuh dengan kendaraan roda empat melalui jalur Pelabuhan Balohan. Dari pelabuhan, menyusuri jalan aspal ke arah selatan melalui jalur lingkar Pulau Weh.

Jaboi terletak sekitar 6 Km dari Balohan. Pertama kali ditemui di Jaboi adalah padang belerang yang tidak terlalu luas. Bau menyengat sudah sangat terasa sejak di 'gerbang' dengan kepulan asap tampak keluar dari kawah.

Di kawah terdapat air yang cukup panas dan bisa untuk memasak sebutir telur. Tak jauh dari air panas itu, terdapat padang belerang yang kedua. Bongkahan bebatuan berwarna putih tampak sejauh mata memandang.

Wisata Gunung Berapi Jaboi, demikian nama yang tertera pada pintu gerbang, terletak di ketinggian antara 100 mdpl hingga mendekati 200 mdpl.

Saturday, 9 November 2013

Berlibur di Sabang, Inilah 10 Lokasi Wajib Dikunjungi Part 5

5. Danau Aneuk Laot Satu-satunya di Sabang



Danau ini merupakan danau terbesar di Pulau Weh. Penduduk sekitar memanfaatkan Danau Aneuk Laot sebagai sumber mata air tawar untuk kegiatan sehari-hari.

Berada di Kelurahan Aneuk Laot, danau ini berjarak tempuh sekitar 30 menit dari Kota Sabang. Danau ini berada di dalam rute Sabang menuju Pantai Iboih.

Friday, 8 November 2013

Berlibur di Sabang, Inilah 10 Lokasi Wajib Dikunjungi Part 4

4. Jernihnya Pantai Gapang di Sabang

Pantai ini tidak kalah indahnya dengan Pantai Iboih yang memang letaknya berdekatan hanya 4 Km. Pantai Gapang memiliki panorama yang mempesona dengan cotage-cotage disekitarnya dengan tarif Rp200.000-Rp500.000 per malam.

Pantai Gapang menjadi salah satu destinasi wisata bahari yang menjadi tujuan para pelancong domestik maupun internasional di Sabang. Pemandangan yang unik juga sering dijadikan Pantai Gapang sebagai lokasi berburu favorit para fotografer.

Memasuki Pantai Gapang, wisatawan langsung dihadapkan pada sebuah gapura selamat datang. Melangkah ke dalam, pengunjung bisa langsung merasakan ketenangan hati dengan pemandangan hijau asri pepohonan Gapang yang tumbuh subur di antara batu karang besar yang menjulang di sekitar perbukitan.

Air laut sejernih kristal akan terhampar dan menarik perhatian wisatawan untuk segera menceburkan diri. Di pantai ini terdapat sebuah dermaga kecil yang sangat cocok bagi wisatawan untuk mengabadikan keceriaan dalam bingkai foto.

Birunya laut sangat kontras dengan pasir putih dan hijaunya pepohonan di pantai. Di Gapang, wisatawan juga tentu bisa bersnorkling maupun menyelam melongok ribuan ikan dan terumbu karang.

Alat untuk diving atau snorkling bisa disewa dengan harga terjangkau di lokasi ini. Selain itu, pelancong juga bisa menyewa sepeda motor untuk berkeliling.

Tidak hanya itu, menikmati kuliner di restoran-restoran yang berada di bibir pantai juga menjadi pilihan menarik. Makan dan minum dengan pemandangan yang sangat indah akan menjadi pengalaman yang tak akan terlupakan.



Berlibur di Sabang, Inilah 10 Lokasi Wajib Dikunjungi Part-3

 3. Tugu Nol Kilometer, Penanda Ujung Barat Indonesia

Berjarak sekitar 8 Km dari Pantai Iboih, destinasi selanjutnya adalah Tugu Nol Kilometer. Wisatawan wajib mengunjungi tugu paling ujung Indonesia ini.

Penanda wilayah Indonesia di ujung barat ini terletak pada garis lintang 050 54’ 21.42” Lintang Utara, dan garis bujur 950 13’ 00.50” Bujur Timur. Berada di dalam areal Hutan Wisata Sabang di Ujung Ba`u, Kecamatan Sukakarya, Kota Sabang, kawasan ini cukup sepi.

Berhubung lokasinya di kawasan hutan wisata tidak mengherankan jika jalanan menuju tugu nol kilometer sangat sepi dan tentu saja banyak pepohonan. Kawanan monyet ada disekitar tugu, mereka sering usil mengambil barang-barang apapun milik pengunjung.

Di sekitar tugu, juga terdapat beberapa warung yang menawarkan makan maupun minuman pelepas dahaga. Mereka juga biasanya menawarkan jasa pembuatan sertifikat penanda telah menungjungi tugu Nol Kilometer.

Biasanya, mereka menawarkan harga Rp20.000-Rp25.000 per orang untuk pembuatan sertifikat dengan jasa antar ke penginapan. Namun, bila pengunjung ingin lebih murah, di Dinas Pariwisata Kota Sabang harga pembuatan sertifikat sesungguhnya hanya Rp10.000 per orang.

Tugu kilometer Nol adalah sebuah bangunan setinggi 22,5 meter dengan bentuk lingkaran berjeruji. Bagian tugu dicat putih dan bagian atas lingkaran menyempit seperti mata bor. Puncak tugu ini terdapat patung burung Garuda menggenggam angka nol dilengkapi prasasti marmer hitam yang menunjukkan posisi geografisnya.

Di lantai pertama monumen terdapat sebuah pilar bulat dan terdapat prasasti peresmian tugu yang ditandatangani Wakil Presiden Try Sutrisno, pada 9 September 1997.

Di lantai kedua terdapat sebuah beton bersegi empat dimana  tertempel dua prasasti yaitu prasasti pertama ditandatangani Menteri Riset dan Teknologi/Ketua BPP Teknologi BJ Habibie, pada 24 September 1997.

Dalam prasasti itu bertuliskan penetapan posisi geografis KM-0 Indonesia tersebut diukur pakar BPP Teknologi dengan menggunakan teknologi Global Positioning System (GPS). Sedangkan prasati kedua menjelaskan posisi geografis tempat ini.

Tugu Nol Kilometer Sabang sebenarnya tidak dipancangkan persis di garis terluar sisi barat wilayah Indonesia. Sebenarnya secara teknis, masih ada pulau di sisi paling barat Indonesia yaitu Pulau Lhee Blah, berupa pulau kecil di sebelah barat Pulau Breuh. Hal ini sama terjadi dengan pulau paling selatan yaitu Pulau Rote, walau secara teknis Pulau N’dana adalah pulau paling selatan di Indonesia.

Tugu Nol Kilometer di Sabang memiliki kembarannya yaitu di Merauke, Papua, tepatnya di Distrik Sota, Kabupaten Merauke, sekitar 75 kilometer dari pusat Kota Merauke dan 3 kilometer dari Tugu perbatasan dengan Negara Papua New Guinea.

Berlibur di Sabang, Inilah 10 Lokasi Wajib Dikunjungi Part-2

2. Eksotisnya Taman Bawah Laut Pulau Rubiah

Dahulu, Pulau Rubiah dijadikan tempat transit bagi calon jemaah haji asal Aceh yang hendak menuju Mekkah pada masa kerajaan Aceh. Pada saat Perang Dunia II, pulau ini menjadi benteng pertahanan pasukan Belanda dan Jepang. Hingga saat ini, reruntuhan benteng pertahanan masih dapat ditemui di Pulau Rubiah.

Pulau yang hanya berjarak 1 Km dari Pantai Iboih ini dikenal sebagai surga bawah laut. Di sekitar pulau ini layaknya akuairum raksasa yang diciptakan dengan sejuta pesonanya.

Bergabai macam ikan dan terumbu karang pantai tropis dapat dijumpai di sekitar pulau ini. Terumbu karang dengan bermacam warna membentuk gugusan indah yang tidak patut untuk dilewatkan begitu saja.

Untuk menuju pulau ini, wisatawan dapat menggunakan kapal nelayan atau perahu yang khusus disewakan oleh warga setempat. Perahu biasanya ada di Pantai Iboih dengan tarif sekitar Rp200.000-Rp300.000 per 10 orang penumpang.

Bagi wisatawan yang pandai berenang, snorkling menjadi pilihan bijak untuk menikmati indahnya bawah laut Pulau Rubiah. Persewaan peralatan biasanya ada di Pantai Iboih.

Disarankan bagi wisatawan untuk lebih dalam menikmati bawah laut Pulau Rubiah adalah dengan diving. Jasa diving biasanya juga tersedia di Iboih.

Akan tetapi, bagi wisatawan yang tidak mahir berenang dapat menyewa perahu yang dilengkapi dengan kaca untuk melihat indahnya bawah laut Pulau Rubiah.

Tidak hanya menjadi tujuan wisata, Pulau Rubiah juga dimanfaatkan sebagai tempat penelitian biota laut seperti terumbu karang dan ikan karang.


Berlibur di Sabang, Inilah 10 Lokasi Wajib Dikunjungi Part-1

Kota Sabang, Pulau Weh, Aceh, menjadi salah satu lokasi wisata favorit wisatawan domestik dan mancanegara. Pulau yang ada diujung barat Indonesia itu menawarkan wisata bahari yang mempesona dan sayang untuk dilewatkan. Berikut 10 lokasi wajib yang harus dikunjungi jika berlibur ke Sabang.

Pulau Weh atau yang lebih terkenal dengan nama Sabang terletak di barat laut Pulau Sumatra. Pulau ini dikelilingi oleh Selat Malaka di Utara, Samudera Hindia di Selatan, Selat Malaka di Timur dan Samudera Hindia di Barat.

Pulau dengan luas 156,3 kilometer persegi terdiri dari beberapa pulau kecil yang terbentuk sebagai akibat dari letusan gunung yaitu Pulau Weh (121 km2), Pulau Rubiah (0,357 km2), Pulau Seulako (0,055 km2), Pulau Klah (0,186 km2), dan Pulau Rondo (0,650 km2).

Pada jaman pemerintahan Hindia Belanda, dermaga Sabang telah menjadi pelabuhan penting sebagai pangkalan batubara untuk Angkatan Laut Kerajaan Belanda yang kemudian dikembangkan menjadi lalu lintas perdagangan barang.

Bisnis mencatat setidaknya ada 10 lokasi yang wajib dikunjungi apabila berlibur di Sabang. Urutan yang dibuat merupakan rute dengan jadwal dan jangkauan dengan perkiraan waktu berlibur minimum 3 hari 2 malam.

Setiba di Pelabuhan Balohan, Sabang, diperkirakan maksimum tengah hari. Jika menggunakan kendaraan pribadi, bisa langsung meluncur ke Pantai Iboih. Namun, jika tidak membawa kendaraan, bisa menyewa mobil dengan tarif Rp400.000 atau sepeda motor dengan tarif Rp100.000 per hari dengan perhitungan 12 jam.

1. Pantai Iboih Nan Mempesona

Pantai Iboih terletak di Desa Iboih, Kecamatan Sukakarya, atau 23 kilometer dari Pusat Kota Sabang dan dapat ditempuh menggunakan taksi carteran selama 40 menit dari Pelabuhan Balohan. Pantai berpasir putih dengan air yang sangat jernih ini sangat cantik. Kontras dengan birunya langit dan hijaunya pepohonan di bibir pantai serta pemandangan Pulau Rubiah di seberangnya.

Bungalow-bungalow yang didesain berupa rumah panggung di atas tebing karang menjorok ke laut membuat wisatawan betah berlama-lama meski hanya sekedar bengong di depan kamar. Semilir angin laut yang tak begitu kencang dan debur ombak pantai layaknya harmoni alam yang menyejukkan hati dan pikiran.

Untuk menginap, disarankan di pantai ini. Sebab, bungalow-bungalow yang ada di Iboih cukup bersahabat dengan kantong. Bungalow disewakan dengan tarif Rp100.000 hingga jutaan rupiah.

Jangan terlena! masih ada surga dibalik surga Pantai Iboih. Surga yang lebih indah justru ada di bawah laut Pantai Iboih. Ya, tak sempurna bila berlibur ke Pantai Iboih tanpa mengintip indahnya kehidupan bawah laut di pantai ini. Ikan, terumbu karang, penyu, dapat dilihat hanya beberapa meter dari bibir pantai.

Wisatawan tentu tau cara mengintip surga di bawah laut yang terdapat sekitar 580 spesies ikan ini. Caranya dengan Snorkling dan diving.

Bagi yang memiliki budget minim, mengintip bawah laut Pantai Iboh bisa dengan snorkling. Banyak yang menawarkan perlengkapan snorkling dengan harga yang terjangkau.

Untuk menyewa alat snorkling cukup merogoh kocek Rp40.000 per orang dan peralatan yang dapat digunakan yakni pelampung, masker snorkling dan fin atau kaki katak. Asyiknya, peralatan itu bisa dipakai seharian penuh.

Titik terumbu karang yang indah dan dapat dijangkau dengan snorkling hanya sekitar 5 meter dari bibir pantai Iboih hingga Pulau Rubiah yang berjarak 350 meter. Namun, bila hari beranjak petang disarankan tidak jauh ke tengah laut karena arus air laut mulai deras.

Tak perlu khawatir, jika arus mulai deras, snorkling tetap dapat dilakukan dengan menyusuri bibir pantai berkarang ke arah utara pantai. Terumbu karang berwarna-warni dengan ribuan ikan yang bergerak lincah di dalam jernihnya air bisa membuat lupa waktu.

Bila ingin menikmati alam bawah laut lebih leluasa, menyelam atau diving adalah pilihan yang tepat. Tarif untuk menyewa peralatan diving sekaligus didampingi oleh guide dipatok Rp400.000 per orang atau 25 Euro bagi turis asing.

Tarif tersebut berlaku bagi wisatawan yang belum memiliki sertifikat diving dan harus mendapatkan kursus singkat selama 20 menit tentang cara-cara diving yang benar dan aman dari instruktur.

Bagi wisatawan yang belum memiliki sertifikat diving, kedalaman maksimal yang dapat diselami hanya 10 meter dengan spot yang terbatas. Namun, penyelam pemula dipastikan akan puas menikmati indahnya terumbu karang selama 3 jam.

Sementara itu, wisatawan yang sudah bersertifikat diving dapat menikmati sekitar 20 spot diving yang memukau. Salah satu titik penyelaman yang bisa diselami adalah Titik Nol Kilometer atau yang biasa disebut Wall. Ini adalah dive spot yang sering jadi perbincangan di kalangan wisatawan.

Kemudian ada spot diving the Canyon terletak di sisi ujung Pantai Iboih. Hanya dapat diselami oleh penyelam bersertifikat. Di spot ini arus cukup deras. Namun, pemandangan bawah lautnya luar biasa tiada duanya di bawah kedalaman hingga 30 meter.

The Garden, adalah salah satu spot diving favorit bagi pemula. Di sini layaknya di sebuah taman, ikan dan terumbu karang berwarna-warni. Arus di spot the Garden juga lebih bersahabat. Ikan-ikan di film Finding Nemo semua tampak ceria dan benar-benar seperti dalam dunia dongeng.

Seperti yang diungkapkan oleh warga setempat, "Santai Bang, ini Sabang..!!". Rasanya surga itu ada di Ujung Barat Indonesia. Yuk, ke Sabang?



Wednesday, 6 November 2013

Wisata Budaya : Rumah Adat Karo Siwaluh Jabu di Kaki Gunung Sinabung


Seorang Nenek tengah beraktivitas di belakang Rumah Adat Siwaluh Jabu, Desa Dokan, Kecamatan Merek, Kabupaten Karo, Sumut. Selasa (5/11/2013). Rumah ini diperkirakan telah berusia ratusan tahun
 Keanekaragaman budaya Indonesia memang tidak ada habisnya untuk dikagumi dan dipelajari. Keanekaragaman suku bangsa dan bahasa dapat dilihat dari hasil-hasil budaya yang memiliki ciri khas masing-masing dan telah menjadi identitas budaya yang mampu dipertahankan hingga kini.

Seperti suku-suku lainnya yang memiliki rumah adat, di Suku Karo yang terdapat di Kabupaten Karo, Sumatra Utara, juga terdapat rumah adat, dimana rumah adat Karo bernama Rumah Siwaluh Jabu.

Rumah Adat Karo sangat terkenal akan keindahan seni arsitekturnya yang khas, gagah dan kokoh dihiasi dengan ornamen-ornamennya yang kaya akan nilai-nilai filosofis.

Bentuk, fungsi dan makna Rumah Adat Karo menggambarkan hubungan yang erat antara masyarakat Karo dengan sesamanya dan antara manusia dengan alam lingkungannya.

Pemilihan bahan untuk membangun Rumah Adat Karo serta proses pembangunannya yang tanpa menggunakan paku besi atau pengikat kawat, melainkan menggunakan pasak dan tali ijuk semakin menambah keunikan Rumah Adat Karo.

Keberadaan Rumah Adat Karo juga tak terlepas dari pembentukan Kuta (kampung) di Tanah Karo yang berawal dari Barung, kemudian menjadi Talun, dan menjadi Kuta dan di dalam Kuta yang besar terdapat Kesain.
Anak-anak Desa Dokan, Kecamatan Merek, Kabupaten Karo, tengah bermain dihalaman depan Rumah Adat Siwaluh Jabu, Selasa (5/11/2013). Rumah adat Karo semakin jarang ditemui di Kabupaten Karo

Pada sebuah Barung biasanya hanya terdapat sebuah rumah sederhana, ketika sebuah Barung berkembang dan sudah terdapat 3 rumah di dalamnya disebut dengan Talun dan bila telah terdapat lebih dari 5 Rumah Adat disebut sebagai Kuta.

Ketika Kuta sudah berkembang lebih pesat dan lebih besar maka Kuta dibagi atas beberapa Kesain (halaman/pekarangan), disesuaikan dengan merga-merga yang pertama manteki (mendirikan) Kuta tersebut.
 
Pembangunan Rumah Adat Karo tidak terlepas dari jiwa masyarakat Karo yang tak lepas dari sifat kekeluargaan dan gotong-royong. Rumah Adat menggambarkan kebesaran suatu Kuta (kampung). Sebab, dalam pembangunan sebuah Rumah Adat membutuhkan tenaga yang besar dan memakan waktu yang cukup lama.

Oleh karena itu pembangunan Rumah Adat dilakukan secara bertahap dan gotong royong yang tak lepas dari unsur kekeluargaan. Kegiatan gotong-royong ini terutama digerakkan oleh Sangkep Sitelu (sukut, kalimbubu dan anak beru) yang dibantu oleh Anak Kuta (masyarakat kampung setempat).

Hal ini tidak terlepas dari sistem pemerintahan sebuah Kuta menggambarkan struktur sosial dan tatanan organisasi yang tinggi pada masyarakat Karo, yang terdiri dari pihak Simantek Kuta (pendiri kampung), Ginemgem (masyarakat yang memiliki hubungan kekeluargaan dengan Simantek Kuta) dan Rayat Derip (penduduk biasa).

Rumah adat ini disebut dengan rumah Siwaluh Jabu karena di dalam rumah adat Karo memiliki delapan ruang dan ditempati oleh delapan keluarga atau Jabu yang berada dalam satu rumah. Namun, terkadang ada juga rumah adat yang terdiri dari empat ruang maupun enam belas ruang.

Di dalam rumah Siwaluh jabu memiliki ciri khas yang unik. Keunikan di dalam rumah Siwaluh Jabu bisa dilihat dari atap bangunan yang ditandai dengan hiasan kepala kerbau lengkap dengan tanduk-tanduknya pada setiap sisi ujung-ujung atap rumah.
Boru Sembiring duduk di pintu rumah Siwaluh Jabu miliknya, Selasa (5/11/2013). Di rumah ini dihuni oleh 8 kepala keluarga secara turun temurun

Adanya kepala kerbau dan tanduk-tanduk kerbau ini mempunyai makna tersendiri yaitu sebagai lambang kesuksesaan pemilik rumah ataupun sebagai penangkal marabahaya.

Dalam Rumah Siwaluh Jabu, ketentuan adat juga berlaku seperti dalam proses pendirian rumah adat tersebut sampai kehidupan di dalam rumah, dan juga penempatan ruang atau jabu juga diatur oleh ketentuan adat.

Selain itu pendirian suatu rumah adat Karo atau Rumah Siwaluh Jabu, harus ditentukan berdasarkan arah hilir (Kejahe) dan hulu (Kejulu) sesuai dengan aliran air sungai yang terdapat di suatu kampung yang mendirikan rumah adat tersebut.

Salah satu desa yang masih memiliki Rumah Adat Karo adalah Desa Dokan, Kecamatan Merek, Kabupaten Karo. Selain di Dokan, ada juga di Desa Lingga, Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Karo yang semuanya berada tidak jauh dari Gunung Sinabung.

Boru Sembiring, nenek berusia 83 tahun ini menghuni salah satu rumah adat yang ada di Desa Dokan. Dia bahkan tidak mengetahui tepat berdirinya rumah yang telah didiami secara turun temurun itu.

Dia mengaku dilahirkan di Siwaluh Jabu milik keluarganya itu. Sejak saat itu, rumah peninggalan nenek moyangnya hampir belum pernah direnovasi total. Hanya ada renovasi akibat kebocoran atap dan penggantian lantai kayu.

Siwaluh Jabuh yang didiami Boru Sembiring bernama Rumah Mbelin. Di Desa Dokan pada awalnya terdapat sekitar 15 Siwaluh Jabu. Namun, kini hanya tersisa sekitar 5 Rumah Adat Karo yang tetap bertahan dimakan usia.

"Saya lahir di sini, sekarang saya berusia 83 tahun, rumah ini sudah lebih dari itu umurnya. Pembuatan rumah ini tanpa ada paku dan baja, semua dari kayu dan tali," ungkapnya dengan bahasa Karo.

Di dalam rumah itu, ada 8 keluarga dengan 4 dapur yang saling berhadapan. Tidak ada ruangan khusus untuk memisahkan keluarga-keluarga itu. Mereka hanya dipisahkan oleh tirai kain yang bahkan pada zaman dahulu tidak pernah menggunakan tirai.

Suami Sembiring telah meninggal beberapa tahun silam. Dia memiliki 3 orang anak dan 13 cucu yang kesemuanya mendiami Rumah Siwaluh Jabu. Tak jarang orang bule meneliti rumah adat tersebut untuk keperluan ilmiah.

"Sejak dulu sampai sekarang, rumah ini tidak pernah roboh karena gempa bumi karena semuanya menggunakan unsur kayu. Banyak yang penelitian di sini, mereka mau belajar bagaimana cara membuat rumah Siwaluh Jabu," paparnya.

Desa Budaya Dokan terletak di Kecamatan Merek, Kabupaten Karo. Berjarak 98 Km dari Medan dan 14 Kilometer dari Kabanjahe, ibukota Kabupaten Karo. Desa ini dihuni oleh 385 kepala keluarga dengan 1.487 jiwa.

Rumah Adat Karo yang masih aktif digunakan di Desa Dokan antara lain Rumah Mbaru, Rumah Tengah, Rumah Sendi, Rumah Mbelin, dan Rumah Ketek. Material untuk membuat rumah ini hanya menggunakan kayu pengkih, ijuk, dan buluh belangkai.

Boru Sembiring menjelaskan sejarah rumah Siwaluh Jabu kepada pengunjung di dalam rumahnya, Selasa (5/11/2013). Dia dengan ramah akan menjelaskan bagian-bagian Siwaluh Jabu menggunakan bahasa Karo.