Powered By Blogger

Home

Thursday 23 June 2011

Pembobolan Bank, BI Kaji Struktur Kepemilikan

Kasus yang terjadi akhir-akhir ini merupakan kesempatan bagi BI untuk introspeksi.
Rabu, 22 Juni 2011, 12:12 WIB
Nur Farida Ahniar, Sukirno

VIVAnews - Bank Indonesia mengakui kasus perbankan yang terjadi akhir-akhir ini karena tata kelola (Good Corporate Governance/GCG) bank tidak berjalan baik. Untuk itu, BI akan meninjau ulang struktur kepemilikan bank di Indonesia.

"Struktur kepemilikan berpengaruh terhadap performa perbankan. BI akan meninjau kembali struktur kepemilikan bank meski ini masih dalam perdebatan," ujar Deputi Gubernur Bank Indonesia, Halim Alamsyah, di Jakarta, Rabu, 22 Juni 2011.

Menurut dia, kasus yang terjadi akhir-akhir ini merupakan kesempatan bagi BI untuk introspeksi guna menegakkan GCG di perbankan. Dalam GCG, lanjut Halim, terdapat integritas, keterbukaan, akuntabilitas, tanggung jawab, independensi dan kewajaran, yang menjadi pertahanan lapis utama perbankan.

Lapis kedua adalah audit pengawasan oleh akuntan publik. Lapis ketiga tugas BI melakukan audit dan pengawasan secara berkala dengan metode sampling.
"Ini penting, karena tanpa GCG industri perbankan tidak akan mendapat kepercayaan publik," ujarnya.

Dari survei oleh lembaga independen mengenai perbankan, sebanyak 45 persen responden perbankan menyatakan belum melaksanakan manajemen risiko dan kepatuhan. Bank menganggap hal ini sebagai biaya tambahan. "Perbankan menganggap hal ini dikhawatirkan menghambat ekspansi," kata Halim.

Menurut dia, level manajemen puncak juga terkadang lemah dalam meninjau ulang prosedur standar operasional (standard operating procedure/SOP) dan implementasinya. Hal ini menyebabkan pertahanan lapis pertama bank menjadi lemah.

Bank sentral berupaya agar prinsip GCG dijalankan secara optimal, meski kondisi ekonomi dan perbankan tumbuh positif. Salah satu pendorong pertumbuhan ekonomi adalah perbankan.

Pertumbuhan kredit bank tahun ini tercatat 24,1 persen secara year on year. Diperkirakan akhir tahun pertumbuhan kredit mencapai 22-24 persen. Laba bank sendiri naik 26,7 persen jika dibanding tahun lalu.

"Perbaikan prospek ekonomi tidak lepas dari peran pemerintah maupun perbankan," kata Halim. (art)
• VIVAnews

No comments:

Post a Comment