"Top manajemen harus perhatian dan ikut terlibat"
Rabu, 25 Mei 2011, 13:55 WIB
Nur Farida Ahniar, Sukirno
VIVAnews- Bank Indonesia mengatakan kejahatan perbankan (fraud) merupakan risiko operasional dari perbankan. Dalam kasus itu, otoritas perbankan akan melihat sejauh mana kelalaian dari manajemen.
"Kita minta standar operasi prosedur di tiap-tiap bank dijalankan. Top manajemen harus perhatian dan ikut terlibat" ujar Direktur Direktorat Pengaturan dan Penelitian Perbankan BI Wimboh Santoso, dalam acara Banking Leadership and Bank Fraud in Asia, di Jakarta, Rabu, 25 Mei 2011.
Menurutnya keterlibatan internal terutama karyawan maupun top manajemen perlu diawaspadai. Bahkan seharusnya top manajemen ikut terlibat dalam menjaga keamanan dan kepercayaan nasabah. Permasalahan fraud itu juga membuat citra perbankan turun."Untuk itu diperlukan keinginan kuat dan serius untuk memperbaiki bersama-sama" ujarnya.
Untuk menjaga tingkat kepercayaan nasabah, Founder and Chairman Asia Anti Fraud (AAF), Kusuma Chandra berencana melakukan rating terhadap bank di Indonesia. Fraud ini akan mengukur seberapa besar potensi fraud di tiap bank,"Hal ini akan memudahkan masyarakat dalam memilih bank yang benar-benar kredibel" ujarnya.
Seperti diketahui, BI telah menjatuhkan sanksi terhadap Bank Mega terkait pembobolan yang dilakukan mantan pegawainya di Kantor Cabang Jababeka. Kejahatan perbankan itu merugikan dana PT Elnusa senilai Rp111 miliar dan dana Pemkab Batubara, Sumut senilai Rp80 miliar. Sebelumnya BI juga menjatuhkan sanksi terhadap Citibank terkait pembobolan dana nasabah oleh mantan pegawainya, Malinda Dee. (eh)
• VIVAnews
No comments:
Post a Comment