30 perusahaan menyatakan minatnya berinvestasi di Indonesia.
Senin, 30 Mei 2011, 15:44 WIB
Antique, Sukirno
VIVAnews - 30 perusahaan anggota delegasi investor Malaysia yang tergabung dalam Association of Chinese Chamber of Commerce and Industry of Malaysia (ACCCIM) menyatakan minatnya berinvestasi di Indonesia.
"Kami tertarik investasi di Indonesia, terutama perkebunan, pertambangan, properti, manufaktur, dan infrastruktur," ujar Wakil Presiden ACCCIM, Dato Tan Seng Leong dalam konferensi pers BKPM-HSBC business briefing di Jakarta, Senin 30 Mei 2011.
Pertemuan yang di prakarsai HSBC bekerja sama dengan Badan Koordinasi Penanaman Modal memfasilitasi ACCCIM yang memiliki anggota ratusan ribu perusahaan di antaranya adalah The Lion Group, BCB Bhd, dan Low Fatt Wood Industries.
Dalam pertemuan tersebut, mereka membahas mengenai kondisi pasar Indonesia seperti isu perizinan, infrastruktur, ekonomi makro, politik, dan ketenagakerjaan.
Dato mengungkapkan, sangat terkesan dengan Indonesia dan tertarik untuk berpartisipasi dalam kemajuan ekonomi Indonesia. "Indonesia itu sumber daya berlimpah, tenaga kerja murah, populasi terbesar nomor empat dunia, emerging country bersama China dan India, kami sangat terkesan," tambah dia.
Namun, mereka belum dapat memastikan berapa nilai investasi yang akan ditanamkan di Indonesia.
Menurut Director Commercial Banking HSBC Malaysia, Alvin Tay, kedatangan pengusaha Malaysia tersebut untuk mengetahui iklim investasi dan aturan-aturan pemerintah mengenai investasi asing di Indonesia. "Belum bisa di pastikan, kita ingin tahu lebih banyak tentang iklim investasi, kultur investasi, dan aturan dari pemerintah Indonesia," Kata dia.
Sedangkan Senior Vice President International Business HSBC Indonesia, Nick Gandolfo berpendapat, Indonesia adalah negara emerging country dan memimpin di Asia dengan China dan India. Sehingga, ia optimistis terhadap masa depan ekonomi Indonesia. "Saya optimis, karena Indonesia sebagai emerging country bersama China dan India," ujarnya.
Para pengusaha Malaysia beranggapan bahwa tidak hanya dengan satu-dua hari saja untuk proses berinvestasi, tetapi mereka memerlukan waktu untuk meyakinkan pengusaha-pengusaha Malaysia agar dapat memahami peraturan dan iklim investasi di Indonesia.
Dato menambahkan, pengusaha Malaysia juga mempersilahkan pengusaha Indonesia untuk menanamkan investasinya di Malaysia. "Kami sangat bersedia bekerja sama," kata dia. (eh)
• VIVAnews
No comments:
Post a Comment