Menurut Nielsen, satu dari empat pembelanja utama adalah pria.
Selasa, 21 Juni 2011, 15:58 WIB
Hadi Suprapto, Sukirno
VIVAnews - Nielsen merilis hasil survei terbarunya mengenai tren belanja tahun ini. Dalam survei ini, Nielsen menemukan kenaikan persentase pembelanja pria.
Pada tahun ini, wanita yang berbelanja hanya 74 persen, sedangkan sisanya 26 persen dilakukan kaum pria. "Satu dari empat pembelanja utama adalah pria," kata Associate Director Retailer Services di Nielsen, Feby Ramaun, dalam keterangan pers di Jakarta, Selasa, 21 Juni 2011. "Kondisi ini naik jika dibandingkan dengan tahun lalu yang hanya 19 persen."
Dari studi Nielsen Shoper Trends 2011 ini, pria semakin menikmati kegiatan berbelanja. Dalam survei itu diketahui, sepertiga dari pembelanja pria mengaku benar-benar menikmati kegiatan ini, sedangkan 15 persennya mengatakan tidak suka belanja.
Pada pembelanja perempuan tidak ada kejutan, dua pertiga responden mengatakan mereka benar-benar menikmati. Meskipun bukan sesuatu yang sulit, beberapa permbelanja, yaitu 51 persen pria dan 37 persen wanita masih menganggap berbelanja adalah satu kewajiban.
"Dalam satu tahun, kita telah melihat perubahan karakteristik pembelanja. Produsen dan pengecer perlu memahami perubahan karakteristik pembelanja untuk menciptakan komunikasi dalam toko, sehingga mendorong pembelanja melakukan pembelian," kata Feby.
Dari penelitian itu, produsen dapat mengambil keuntungan dari peningkatan jumlah pembelanja pria dengan menciptakan kemudahan berbelanja bagi pria, dan membuat suasana belanja yang lebih ramah bagi kaum Mars.
"Pembelanja pria sifatnya grab and go, jadi harus kasih informasi lengkap tentang produk," katanya. "Atau dengan memberi SPG yang cantik agar membuat pria lebih nyaman belanja."
Akan tetapi, Feby mengungkapkan, pria cenderung membeli barang sesuai yang direncanakan. Ketika tidak menemukan barang itu, dia akan pindah toko dan mencarinya. Ini tidak seperti wanita.
Namun, apabila dipersentasekan secara keseluruhan, perilaku konsumen saat ini cenderung berbelanja barang tidak sesuai dengan rencana. Pembelanja sekarang lebih impulsif dengan 21 persen mengatakan, mereka tidak pernah merencanakan apa yang mereka beli. Hal ini naik 11 poin dari tahun 2003.
Tahun ini, sebanyak 39 persen konsumen mengatakan, meskipun mereka biasanya merencanakan apa yang akan dibeli, mereka selalu membeli barang tambahan. Bila dibandingkan dengan 13 persen pada 2003. Kebiasaan membeli impulsif ini juga tinggi di Jakarta, Bandung, dan Surabaya.
Nielsen Shopper Trends merupakan studi tahunan tentang perilaku belanja konsumen yang dilakukan di lima kota besar di Indonesia, yaitu Jakarta Raya (Jakarta, Depok, Tangerang, Bekasi), Bandung, Surabaya, Makassar, dan Medan.
Jumlah responden 1.804 orang yang dipilih melalui rumah tangga secara acak dengan kriteria orang berusia 15-65 tahun dan pengeluaran bulanan lebih dari Rp1,5 juta. Data dikumpulkan sejak Desember 2010 - Januari 2011 dengan menggunakan wawancara tatap muka. (umi)
• VIVAnews
No comments:
Post a Comment