Powered By Blogger

Home

Monday, 27 June 2011

PGN Yakin Dapat Pasokan Gas Tangguh

Beberapa perusahaan di Aceh nyaris bangkrut. DPR minta pemerintah gunakan Kilang Arun.
Senin, 27 Juni 2011, 20:04 WIB
Hadi Suprapto, Sukirno

VIVAnews - PT Perusahaan Gas Negara Tbk, optimistis akan mendapatkan pasokan gas dari Lapangan Tangguh Papua untuk tangki apung atau floating storage LNG Belawan, Sumatera Utara.

Direktur Utama PGN, Hendi Prio Santoso, mengatakan, saat ini perusahaan telah memilih perusahaan penggarap proyek ini. "Kami belum bisa sampaikan siapa pemenang tender, tapi sudah ada," kata dia Jakarta, Senin, 27 Juni 2011.

Tangki milik PGN ini, nantinya berkapasitas 1,25 - 1,5 juta ton LNG per tahun (MTPA). Kapasitas ini akan ditingkatkan mencapai 1,8 MTPA dalam beberapa tahun ke depan.

Namun hingga kini, PGN mengaku belum mendapat kepastian pasokan gas untuk tangki penyimpanan LNG ini. "Masih sedang dalam pembicaraan dengan BP Tangguh," katanya.

Selain itu, PGN juga masih menunggu keputusan Badan Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (BP Migas) dan Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral.

Menurut dia, bila tangki LNG ini sudah beroperasi, suplai untuk industri di Nangroe Aceh Darusalam dan Sumatera Utara sudah dapat terpenuhi. "Kami mengutamakan pasokan lokal dulu, baru ekspor," kata Direktur Utama PGN, Hendi Prio Santoso,

Sebelumnya, Dewan Perwakilan Rakyat meminta pemerintah memanfaatkan infrastruktur kilang gas alam cair Arun di Lhokseumawe, Aceh, untuk mencukupi kebutuhan industri di wilayah Aceh dan Sumatera Utara. Opsi ini dinilai lebih tepat dibandingkan membangun tangki apung di Belawan.

Dalam salinan surat yang dikirim Wakil Ketua DPR Priyo Budi Santoso kepada Presiden, tertanggal 13 Juni 2011, disebutkan investasi Kilang Arun lebih kecil 7,5 kali dibandingkan dengan pembangunan tangki apung di Belawan.

Rencananya, untuk mencukupi kebutuhan gas bagi sejumlah perusahaan di Aceh dan Sumatera Utara, pemerintah akan memasok gas dari Lapangan Tangguh, Papua. Namun, hal ini belum terlaksana, mengingat belum ada penyimpan LNG.

Saat ini, menurut DPR, beberapa perusahaan di Aceh nyaris bangkrut akibat kekurangan gas, seperti PT Asean Aceh Fertilizer, PT Kertas Kraft Aceh, industri aromatik, dan sejumlah pabrik lain.
• VIVAnews

No comments:

Post a Comment