Indonesia juga harus mengatasi masalah utama yaitu penyediaan infrastruktur
Rabu, 20 Juli 2011, 19:07 WIB
Nur Farida Ahniar, Sukirno
VIVAnews- Bank DBS menilai Indonesia memiliki potensi pertumbuhan yang menjanjikan. Hasil riset Bank DBS menunjukkan pertumbuhan Indonesia dapat mencapai 7 persen tahun depan.
Optimisme ini juga berdasarkan data Bank Indonesia, bahwa investasi akan tumbuh 11 persen pada 2011. Investasi itu sebagian besar dianggarkan untuk modal proyek infrastruktur publik, yaitu proyek utama untuk mengakomodasi perkembangan sektor swasta di Indonesia.
Dalam riset DBS juga disebutkan Indonesia membutuhkan investasi asing yang lebih besar untuk mengatasi hambatan ekonomi dan mengurangi pengangguran. Untuk itu Indonesia juga harus mengatasi masalah utama yaitu penyediaan infrastruktur untuk mendukung kegiatan ekonominya.
Pemerintah sendiri telah mempersiapkan 79 proyek pembangunan infrastruktur, yang terdiri 13 proyek siap ditenderkan, 21 proyek prioritas, dan 45 proyek potensial senilai US$53,4 miliar. Investor dapat berpartisipasi dengan skema Public-Private Partnership (PPP). Tak hanya proyek itu, Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menyebutkan dalam lima tahun ke depan, akan dibangun 20.000 km dan 15.000 MW pembangkit listrik, bersamaan dengan pembangunan infrastruktur lain.
"Untuk itu DBS siap bekerjasama mengembangkan infrastruktur di Indonesia," kata Head of Debt Capital Markets DBS Indonesia Markets, Wiwit Chaidir dalam rilisnya kepada VIVAnews.
DBS akan membantu dengan memberikan penilaian komprehensif terkait kelayakan dan risiko proyek itu. Hal ini memungkinan investor berkembang dalam memasuki pasar baru. Dengan pemberian bantuan pembiayaan bagi investor, diharapkan dapat mendukung bisnis DBS Indonesia yang tahun ini ditargetkan naik 30 persen pada 2011. (eh)
• VIVAnews
No comments:
Post a Comment