"Saya memutuskan untuk maju (sebagai calon gubernur DKI Jakarta) dari jalur independen."
Selasa, 19 Juli 2011, 01:50 WIB
Umi Kalsum, Sukirno
VIVAnews - Ahli ekonomi dari Universitas Indonesia, Faisal Basri, akan kembali meramaikan Pemilukada DKI Jakarta 2012 mendatang. Dia akan maju memperebutkan kursi DKI 1 melalui jalur independen.
"Saya memutuskan untuk maju (sebagai calon gubernur DKI Jakarta) dari jalur independen," kata ekonom UI, Faisal Basri, dalam forum market outlook yang diselenggarakan oleh Komunitas Pemerhati Pasar Modal, Senin malam.
Keputusan itu, lanjut Faisal, murni karena keinginannya untuk memperbaiki Jakarta dari berbagai permasalahan yang ada saat ini. Namun, Faisal tidak akan menggunakan partai politik sebagai kendaraan untuk memuluskan keinginannya karena dia menganggap masyarakat perlu calon alternatif dil uar partai politik.
"Partai ini kan dikuasai oleh kartel, oligarki, kebetulan ada ruang untuk membuka alternatif bagi masyarakat bahwa diluar kartel ada pilihan lain," ungkap Faisal.
Tahun 2007 lalu, Faisal Basri juga mencalonkan diri menjadi bakal calon gubernur DKI Jakarta. Akan tetapi dia tidak mendapatkan dukungan dari partai politik sebagai syarat pencalonannya sehingga saat ini Faisal akan maju melalui jalur independen.
"Dulu juga minta dukungan, tapi nggak dapat, kata ketua PAN dulu sudah deal sama Agum (Gumelar). Kalau Agum lewat, mau di lelang (dukungan dari PAN) dengan harga yang tertinggi," kata Faisal.
Ketika masyarakat tidak ada pilihan dari independen, kata Faisal, maka partai politik lebih berkuasa untuk menentukan calon mana yang akan didukung sebagai calon dan disitulah transaksi politik terjadi. Tapi, jika ada pilihan dari jalur independen yang dapat dipilih oleh masyarakat, secara otomatis partai politik harus memberi ruang bagi calon yang berkualitas namun tidak memiliki sumber dana yang melimpah. "Sehingga mereka nggak bisa, jadi akan tercipta keseimbangan baru," ungkapnya.
Meskipun demikian, Faisal juga menjelaskan bahwa sesungguhnya fungsi partai politik akan tetap terjaga karena adanya lembaga legislatif yaitu Dewan Perwakilan Rakyat Daerah DKI Jakarta yang juga dapat menjatuhkan Gubernur dengan melalui mekanisme yang diatur undang-undang. "DPRD kan mewakili partai, dan gubernur bisa dijatuhkan," imbuh Faisal.
Faisal menuturkan, dia tidak semata-mata hanya mengincar kursi DKI-1 tetapi juga karena benar-benar menginginkan keseimbangan antara partai politik dan masyarakat sehingga mengurangi arogansi partai yang dapat menimbulkan politik transaksional. Namun, ketika ditanya visi misi dan persiapan yang sudah dilakukannya termasuk pengumpulan 350 ribu KTP atau empat persen dari total penduduk Jakarta sebagai syarat pencalonan dari jalur Independen, Faisal menjawab, dirinya belum melakukan persiapan apapun. "Ini baru statemen pertama," kata dia.
Meski pemilihan Kepala Daerah DKI Jakarta dilakukan pada 2012, namun sejumlah nama sudah muncul sebagai kandidat Gubernur DKI Jakarta. Selain Fauzi Bowo, bergaung pula nama Tantowi Yahya, Prya Ramadhani, dan Aziz Syamsuddin yang diusung oleh Partai Golkar, Djan Faridz oleh Partai Hanura, dan Nachrowi Romli oleh Partai Demokrat.
Hingga saat ini, belum terdengar partai politik yang akan mengajukan Fauzi Bowo sebagai calon gubernur. Foke sendiri belum mengungkapkan secara gamblang apakah akan maju lagi sebagai calon gubernur DKI Jakarta pada 2012.
• VIVAnews
No comments:
Post a Comment